اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Akhir-akhir ini bangsa Indonesia akan menghadapi gelar demokrasi nasional serentak. arti dmokrasi secara umum pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Hal ini selanjutnya diejawantahkan dalam pemilihan langsung terhadap awakil-wakil rakyat yang seharusnya bertugas mengatur negara sesuai dengan kehendak rakyat. Keterlibatan rakyat untuk menentukan pemimpinnya mempunyai makna makna yang baik, sebagai jalur aspirasi keinginan rakyat dalam mengatur pemerintahan. Namun di sisi yang lain, proses yang dilalui dapat menimbuulkan askses lain yang mengancam terhadap persatuan ummat Islam.

Betapa tidak, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam mempunyai andil yang besar untuk menentukan jalannya bangsa Indonesia kedepannya. Namun, perlu ummat Islam indonesia juga  harus berhati-hati, peran demokrasi yang dijalankan dapat mempunyai dampak buruk terhadap persatuan ummat. Misalnya, sebagian kalangan ummat islam memilih satu calon, dengan serta merta akan menjelekkan calon yang lain. bahkan, menjelekkan pemilih calon lain yang berbeda dengan dirinya dengan mengatakan sebagai orang musyrik, penolong bughat, bahkan terkadang dikatakan sebagai orang murtad, karena berbeda pandangan.

Dalam sejarah perkembangan Islam, perbedaan merupakan sesuatu yang biasa, tidak samapai mengakibatkan perpecahan. Misalnya perbedaan antara sayyida Umar dengan Sayyidina Abu Bakar. Sayyida Umar ngotot supaya a-Quran untuk dibukukan karena banyak para penghafal yang meninggal dalam banyak peperangan. Sebaliknya sayyidina Abu Bakar tetap kokoh untuk tidak membukukan al-Quran, dengan alasan Nabi tidak pernah melakukan. Bahkan dari teguhnya pendirian Abu Bakar, ucapannya yang terkenal “seandainya saya diperintahkan untuk memindah sebuah gunung, niscaya hal itu lebih ringan dari pada saya diperintah untuk mengerjakan sesuatu yang tidak dilakukan Nabi”. Indahnya, perbedaan itu tidak sampai terjadi perpecahan dengan saling memaki, namun jalinan silaturrahim terus terjaga di antara keduanya, sehingga perbedaan itu dapat dijembatani, sehingga Abu Bakar  setuju untuk mengumpulkan al-Quran dalam satu mushaf. Dan masih banyak perbedaan pendapat  di kalangan salafus shalih, yang oleh mereka dianggap sebagai hal yang wajar, bahkan dikatakan sebagai rahmat “ikhtilafu ummati rahmah

Namun, semua perbedaan yang terjadi tidak ada yang lebih memecah belah ummat Islam dari pada perbedaan yang disebabkan oleh politik. Sejarah telah mencatat, perpecahan ummat Islam , yang dampaknya dirasakan sampai saat ini disebabkan oleh perbedaan pandangan politik. Sejarah mencatat, akiabat perang antara sayyidina Ali dan sayyidina Mu’awiyah dalam perang siffin, menjadi akar perpecahan firqah dalam Islam. Akibat perang tersebut sedikitnya terdapat tiga golongan besar ; syiah, khawarij, bani ummayyah, dan orang yang objektif (ahlusunnah?).

oleh sebab, menjelang pesta demokrasi, ummat Islam Indonesia harus kembali kepada karakter dari agama Islam itu sendiri, yaitu sikap tawassuth, memposisikan di tengah, tidak condong terlalu ke kanan. Pun, tidak tidak condong terlalu ke kiri. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah (2:143) “dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kamu. Dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang)melainkan agar kamu mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dam sesungguhnya (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat , kecuali bagi orang-ornag yang telah diberi petunjuk”.

Hadirin sidang jumat rohimakumullah.

Arti kata wasatan, seorang ulama’ tafsir, Ibnu Kathir mengartikannya sebagai “adil”. Yaitu menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Kata adil sendiri berlawanan dengan kata dlalim. Ummat yang wasatan adalah ummat yang selalu berpegang pada kebenaran, ummat yang selalu proporsional dalam semua tindakannya. Ummat yang selalu berpegang pada keadilan adalah ummat yang akan selalu sukses dalam kehidupannya, karena Allah mencintai keadilan. Demikian juga sebaliknya, ummat yang tidak wasatan, alias dlalim tidak akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupannya. Karena memang Allah tidak mencintai perbuatan dlalim.

Allah dalam surat Ali Imran ayat 57 berfirman “adapun orang-orang yang berimandam mengerjakan amalan-amalan yang saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala-pahala mereka dan Allah  tidak menyukai orang-orang yang dlalim”. Pada surat yang sama ayat 140 “dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian dari kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syahid. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang dlalim. Allah mengulangi kata “innallaha la yuhibbu al-dlalimin” dua kali dalam satu surat menunjukkan bahayanya kedlaliman dalam kehidupan. Kalau kita menggunakan logika terbalik, maka Allah mencintai keadilan.

Hadirin sidang jumat, rahimakumullah.

Menurut seorang ulama’ besar dari syiria, al-marhum Said Ramadlon al-Buthi mengatakan dalam kitabnya “min sunanillah fi ‘ibadih” Allah akan mencintai keadilan dan akan membalasnya (di dunia) walaupun seorang yang kafir.pun, sebaliknya Allah membenci kedlalilman dan akan membalasnya walaupun dia seorang yang  muslim. Hal ini senanda dengan perkataan Ibnu Taimiyah, bahwa kedlaliman menyebabkan kebinasaan suatu kaum , walaupun mereka kaum yang beriman dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila ada sebagian orang yang bertanya, mengapa bangsa eropa lebih maju perekonomian, politik dan aspek dunia lainnya daripada negara Indonesia. Padahal negara Indonesia adalah negara muslim terbesar di seluruh dunia, tapi mengapa negara masih tertinggal dan tidak maju.

Hadirin sidang jumat yang dirahmati Allah.

Jawaban dari pertanyaan tersebut sudah dijawab oleh Al-Quran, namun ummat Islam tidak mau mengambil jawaban tersebut dan mengamalkannya dalam kehidupan. Bukankah Allah sudah melarang untuk berbuat curang, tapi mengapa banyak dalam kehidupan kita banyak melakukan kecurangan. Curang dalam waktu, alias suka terlambat dalam bekerja, curang dalam pembiayaan atau dengan kata lain berapa banyak orang-orang mukmin dan muslim Indonesia melakukan banyak koreupsi , sehinbgga membuat negara kita tidak bisa maju dalam perekonomian dan masih banyak lainnya perilaku dlalim yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Hadirin sidang jumat rohimakumullah..

intinya, Islam sangat menganjurkan keadilan sebagai syarat kesuksesan sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Ali Imran surat 112 “mereka diliputi kehinaan dimana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali Allah (agama) dan tali (perjanjian) dengan manusia” walaupun ayat ini berkaitan dengan orang Yahudi, namun secara makna merupakan bentuk peta keselamatan yang al-Quran sediakan kepada ummat manusia supaya selamat di dunia dan akhirat. Adil diantara tadi Allah dan tali dengan manusia adalah jawaban mengapa kita tertinggal.

Oleh sebab itu, keadilan diantara keduanya merupakan keniscayaan bagi seorang muslim untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Islam memerintahkan kita untuk adil di semua aspek kehidupan. Bahkan dalam ibadah sekalipun Allah menganjurkan kita untuk adil sebagaimana difirmankan Allah dalam surat al-Isra’ ayat 110 “katakanlah: seulah Allah atau serulah Ar-Rahim. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma’ alhusna dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu  dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara keduanya itu.”  Demikian juga dalam urusan sosial kita juga diperintahkan untuk selalu berbuat adil sebagaimana difirmankan Allah dalam surat al-Isra’ ayat 29 “dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.”

Hadirin rahimakumullah…

Dari beberapa penjelasan di atas, marilah kita berbuat adil karena dalam keadilanlah Allah meletakkan cintaNya dan di dalam keadilan terdapat kesuksesan baik dunia maupun akhirat. Semoga denga bersikap adil ummat Islam Indonesia dapat terhindar dari perpecahan dan selanjutnya akan mendapat barokah dari Allah SWT, amin.

Komentar