Puasa Ramadan sebagai bentuk ketaatan umat Islam dalam menjalankan ajarannya. Namun, manusia terkadang menjadikan kegiatan puasa hanyalah sebagai rutinitas yang lenyap begitu saja tanpa makna ketika lebaran tiba dan bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, selayaknya kita menyadari bahwa puasa Ramadan dan beragam kegiatan di dalamnya tidak saja sebagai penggugur kewajiban. Hal inilah yang menjadi keprihatinan Nabi saw. di mana banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Kualitas spiritual puasa tidak terjaga dengan baik. Seharusnya, orang berpuasa itu juga diikuti dengan puasa kegiatan sosial seperti perbuatan jelek dan munkar yang berakibat pada terputusnya ikatan persaudaraan.

Esensi puasa tidak mampu terungkap dengan baik jika kita tidak mau belajar dan merenung. Puasa menjadikan kebersamaan atas orang yang tidak punya. Ibadah puasa ini sangat terkait dengan kebersamaan dimana seseorang mampu merasakan tidak makan dan minum separuh hari saja sementara mereka yang tidak punya kelaparan sepanjang hari. Atas hal inilah umat Islam diberikan kenikmatan untuk berbagi melalui zakat saat bulan Ramadan.

Tradisi memuliakan puasa dalam masyarakat sangat banyak. Salah satu hal yang sering dilakukan adalah padusan untuk mensucikan jasmani dan menziarahi leluhur dalam bentuk ritual megengan. Tradisi tersebut dilaksanakan dalam rangka menyiapkan agar puasa yang dijalankan lebih bermakna.

Tradisi lain yang dilalukan oleh orang alim adalah dengan menggunakan doa. Sebagaimana diajarkan oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani yang selalu dibaca oleh para kiai dalam menyambut bulan Ramadah seperti Syaikh Ahmad Asrori Al Ishaqy pada malam 1 Ramadhan ba’da maghrib.

Doa tersebut berisikan tentang kemuliaan yang ada di dalam bulan Ramadan dan upaya meraih secara sempurna atas bulan yang penuh kebaikan. Kemuliaan tersebut tergambar sebagai berikut:


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الصِّيَامِ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْقِيَامِ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلاِيْمَانِ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْقُرْأَنِ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلاَنْوَارِ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْمَغْفِرَةِ وَالْغُفْرَانِ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الدَّرَجَاتِ وَالنَّجَاتِ مِنَ الدَّرَكَاتِ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ التَّائِبِيْنَ الْعَابِدِيْنَ.⁣
اَلسَّلاََمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْعَارِفِيْنَ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ الْمُجْتَهِدِيْنَ.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكِ يَا شَهْرَ اْلأَمَانِ. كُنْتِ لِلْعَاصِيْنَ حَبْسًا وَلِلْمُتَّقِيْنَ اُنْسًا.⁣
اَلسَّلاَمُ عَلَى اْلقَنَادِيْلِ وَالْمَصَابِيْحِ الزَّاهِرَةِ. وَالْعُيُوْنِ السَّاهِرَةِ. وَالدُّمُوْعِ الْهَاطِلَةِ. وَالْمَحَارِيْبِ الْمُتَعَطِّرَةِ. وَاْلعَبَرَاتِ الْمُنْسَكِبَةِ الْمُتَفَطِّرَةِ. وَاْلاَنْفَاسِ الصَّاعِدَةِ مِنَ الْقُلُوْبِ الْمُحْتَقِرَةِ.⁣
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ قَبِلْتَ صِيَامَهُمْ وَصَلاَتَهُمْ وَبَدَّلْتَ سَيِّئاَتِهِ بِحَسَنَاتِهِ. وَاَدْخَلْتَهُ بِرَحْمَتِكَ فِى جَنَّاتِكَ. وَرَفَعْتَ دَرَجَاتِهِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الراَّحِمِيْنَ.⁣


Doa di atas adalah doa yang diambil dalam Kitab Al Ghunyah-li Tholibi Thoriq Al Haq karya Sulthon Al Aulia Sayyidina Syaikh Abdul Qodir Al Jailani RA.⁣ Doa tersebut juga diamalkan di kalangan masyarakat Indonesia.

Doa di atas adalah ucapan kedatangan bulan yang penuh kemuliaan. Dalam bulan Ramadan adalah bulan mulia dimana umat Islam berpuasa dan mendirikan shalat tarawih. Bulan ini merupakan bulan keimanan, bulan Al-Quran, bulan penuh cahaya, bulan penuh ampunan, bulan untuk bertaubat umat manusia, bulan keimanan, bulan untuk sungguh-sungguh. Beragam kemuliaan tersebut dianugerahkan untuk umat Islam yang dapat meraihnya. Setidaknya di awal Ramadan, kita berdoa agar kemuliaan tersebut dapat diperoleh secara maksimal.

Di akhir doa setelah menyebut kemuliaan kemudian, doa ini berisi permohonan agar puasa dan shalat yang dikerjakan diterima dan bisa mengganti segala kesalahan dengan kebaikan. Selain itu, doa ini berisi agar Allah swt. memperkenankan memasukkan kita ke dalam surganya dan meninggikan derajat kita dengan rahmat Allah swt.

Akhirnya, semoga puasa Ramadan bulan ini mampu menjadikan kita sebagai pribadi yang unggul dan berkualitas sehingga dalam bulan-bulan berikutnya kita mampu mengaktualisasikan keagungan Ramadan dengan baik.

Komentar