Saya merasa beruntung, sebab saya menjadi saksi sebuah pagelaran keren bertajuk Islami Fest 2023. Acara yang dengan apik memadukan diskusi, dakwah, bedah buku, musik, dan stand up comedy. Kredit pantas diberikan kepada teman-teman islami.co, Bimas Kementerian Agama, Unicef dan semua pihak yang mendukung sehingga acara itu terselenggara.
Semua bermula ketika Dedik Priyanto, kawan lama saya, mengirim pesan untuk mengosongkan acara di tanggal 9-10 Juni. Ia bilang islami.co akan bikin acara besar memperingati sepuluh tahun usianya. Saya mengiyakan dan tentu senang dengan undangan itu.
Jumat sore saya tiba di hotel dan mengikuti serangkaian diskusi tentang media dan konflik keagamaan. Itu tema yang sangat penting saya kira. Para pemred media dihadirkan, mereka berbagi ilmu dan perspektifnya. Media harus jadi jembatan dan tidak boleh meruncingkan perbedaan dan memantik konflik. Apalagi kita sudah berada di tahun politik. Itu ibrah yang saya tangkap pada diskusi dari sore hingga malam.
Siang itu, di Red Top Hotel Jakarta, saya menyaksikan ratusan anak muda yang sebagian besar adalah muslim tampak begitu antusias menyambut Islami Fest 2023. Mereka sudah menyemut di depan pintu masuk bahkan jauh sebelum pintu dibuka. Mungkin mereka ingin dapat kursi paling depan. Maklum hari itu ada Abi Quraish Shihab, Habib Ja’far, Onad, Priska Baru Segu, Kotak dll.
Mereka disuguhkan diskusi buku yang sangat penting dibaca: Hak dan Perlindungan Anak dalam Islam. Buku itu diterbitkan Unicef. Berupa kumpulan pandangan ulama Al-Azhar, Mesir tentang perlindungan anak. Gus Romzi dan Sarah Monica memandu acara dengan sangat baik.
Sesi berikutnya adalah sesi yang sangat saya nantikan: booktalk bersama Abi Quraish Shihab dan Mbak Najelaa Shihab. Ketika Abi Quraish Shihab naik ke atas panggung, entah mengapa tiba-tiba suasana berubah jadi teduh dan adem. Aura kebaikan seperti memancar, memenuhi seisi ballroom. Dan ketika beliau menjawab satu persatu pertanyaan yang dilontarkan Kalis Mardiasih (moderator) dengan jawaban yang begitu bernas, mata saya berkaca-kaca, sambil saya merapal doa dalam hati: semoga Allah beri kesehatan dan panjangkan umur Abi Quraish Shihab.
Sore menjelang. Duo MC kocak, Yusril Fahriza dan Gigih Adiguna, naik ke panggung dan bikin penoton terkekeh-kekeh. Saatnya pertunjukan stand up comedy! Yusril dan Gigih memanggil komika pertama, Priska Baru Segu.
Sering saya menonton stand up comedy di Youtube, tapi pengalaman menonton stand up comedy Priska Baru Segu secara langsung tak terlupakan. Materinya solid, penonton nyaris tak diberi kesempatan untuk berhenti tertawa. Ia dari Timur, sehingga terasa begitu unik dan otentik. Agama, sebagai salah satu materinya, dibincang dengan asyik dan santai.
Memilih menghadirkan stand up comedy sebagai salah satu penampilan di Islami Fest 2023 saya kira adalah pilihan brilian. Orang-orang yang hadir diajak beragama secara luwes dan substantif, bukan beragama dengan mata yang melotot.
Ajakan untuk beragama dengan luwes dilanjutkan oleh Habib Husein Ja’far dan Onad dalam sesi Login. Ini pertama kali Login digelar secara offline. Selama bulan puasa, hampir setiap hari saya menonton Login di Youtube. Saat itu, kesimpulan saya: ini beyond dialog antaragama. Kita tahu, sejak dulu, tokoh-tokoh agama menggelar dialog antaragama untuk untuk mencari titik temu dan mewujudkan perdamaian. Umumnya, acara-acara itu dikemas secara serius dan formal dalam seminar atau simposium. Nah, Login hadir melampaui itu. Dialog antaragama terjadi, namun dalam kemasan yang ringan dan menyenangkan. Lebih-lebih acara itu dipandu Onad, podcaster piawai yang sedang naik daun, dan didukung oleh salah satu channel terbesar di Youtube, Deddy Corbuzier. Habib Husein Ja’far dan Onad benar-benar memukau ratusan pasang mata di Islami Fest 2023.
Kotak menjadi penutup acara yang gayeng. Lagu-lagu mereka membawa saya ke masa-masa remaja. Penonton maju ke depan panggung, berjoget dan bergembira. Jika Panji Sakti sebelumnya menghadirkan suasana syahdu, Kotak menghentak dan mengajak berjingkrak-bersorak. Musik, dalam dakwah Islam, katakanlah demikian, punya peran penting. Dan Islami Fest tak melupakan itu, selaras dengan tagar yang mereka usung: #BeragamaAsikinAja.
Saya kira menonton Kotak akan menjadi penutup Islami Fest malam itu. Rupanya malam masih panjang. Sebab, usai acara, saya dan teman-teman lama eks pengelola Majalah Surah berkumpul di kedai kopi depan hotel. Di tengah obrolan, seorang kawan memberi kabar kalau Habib Husein Ja’far sedang ada di kamarnya dan saya diminta merapat. Saya segera ke kamar itu dengan menenteng dua kotak Martabak Pecenongan. Obrolan dan kelakar seperti tak habis-habis, hingga pada pukul satu pagi Habib pamit, karena esok pagi harus ke Kalimantan.
Hari bertambah sempurna karena pagi itu, pada akhirnya, saya bisa melihat Man City mengangkat tropi UCL untuk kali pertama. Subuh yang tenteram pun turun di Pecenongan.
Abraham Zakky Zulhazmi
Ciputat, 12 Juni 2023