“Alif Lam Mim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-Baqarah: 1-5)
Ayat di atas menyebutkan beberapa ciri orang bertakwa (muttaqin), yaitu: 1. Iman kepada yang gaib; 2. Mendirikan shalat; 3) Menafkahkan sebagian rezeki; 4. Iman kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab sebelum Al-Qur’an (Zabur, Taurat dan Injil); 5. Yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
Ciri lain dari orang-orang yang bertakwa disebutkan dalam Q.S. Ali Imran: 133-135. Dalam rangkaian ayat tersebut dijelaskan bahwa orang yang bertakwa adalah mereka yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Orang yang selalu bersedekah baik dalam kondisi lapang ataupun sempit; 2. Mampu menahan amarah; 3. Selalu membuka pintu maaf bagi orang lain; 4. Apabila berbuat dosa segera mengingat Allah dan memohon ampun kepada-Nya; 5. Tidak meneruskan perbuatan dosanya.
Dalam Q.S. Al-Anbiya: 48-49, Allah Swt. memberi keterangan lain tentang karakter muttaqin, yaitu: 1. Takut (azab) Allah, meski mereka tidak melihat Allah; 2. Takut akan datangnya hari kiamat.
Sejumlah ayat yang penulis paparkan di atas, menunjukkan beberapa karakter khas seorang muttaqin. Secara garis besar, ada dua hal mendasar yang bisa dijadikan parameter ketakwaan seseorang, yaitu: Pertama, hubungan vertikal (hablun minallah), yaitu interaksi seorang hamba (makhluk) dengan Tuhannya (khalik) melalui aktivitas ibadah ritual; Kedua, hubungan horizontal (hablun minannas), yaitu interaksi sosial seseorang dengan orang lain melalui kehidupan bermasyarakat.
Pentingnya kualitas hubungan vertikal (hablun minallah) ditunjukkan dengan adanya perintah untuk mendirikan shalat, bersegera memohon ampun (tobat) atas segala dosa, takut akan azab Allah, beriman kepada yang ghaib, serta yakin akan adanya akhirat.
Sedangkan pentingnya kualitas hubungan horizontal (hablun minannas), interaksi sosial sesama manusia ditunjukkan dengan adanya perintah untuk berbagi rezeki, baik dalam kondisi lapang ataupun sempit, mampu menahan diri dari amarah, mudah memaafkan orang lain, serta berbuat baik terhadap sesama.
Jalinan harmonis antara kualitas hubungan vertikal (hablun minallah) dan hubungan horisontal ((hablun minannas) ini, menjadi karakter utama seorang muttaqin, pribadi yang bertakwa.
* Ruang Inspirasi, Selasa, 4 Mei 2021 / 22 Ramadan 1442 H.