Islamsantun.org. Mayana Ratih Permatasari dalam buku Wacana Keagamaan di Indonesia Pasca Reformasi (2020), menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia dalam sejarahnya pernah membagi atau mengotak-ngotakkan lembaga pendidikan menjadi dua bagian. Pertama, lembaga pendidikan yang difokuskan untuk menimba ilmu agama, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Pesantren. Kedua, lembaga pendidikan yang diperuntukkan untuk menimba ilmu umum, yaitu sekolah umum.

Seiring berjalannya waktu dikotomi tersebut mulai luntur lantaran berdirinya Madrasah. Madrasah adalah lembaga pendidikan Islam yang mengajarkan ilmu umum maupun ilmu agama. Pada dekade awal kemunculannya, peminat madrasah bisa dibilang sangat minim, sebab madrasah dinilai masih setengah-setengah. Alumni madrasah dinilai tidak cukup mumpuni menguasai ilmu agama, juga tidak cakap dalam merespon kemajuan teknologi.

Dalam perkembangannya, madrasah tidak lagi dipandang sebagai lembaga pendidikan medioker. Kini, madrasah menjelma menjadi lembaga pendidikan yang mapan, diperhitungkan, dan tentu saja mampu bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain. Hal demikian tentu tidak datang secara tiba-tiba. Namun, melalui perjuangan panjang dan jerih payah orang hebat di baliknya. Ia adalah Dr. H. A. Umar, M.A.

Kiprah Bapak Umar

Bapak Umar, demikian ia akrab dipanggil, adalah Direktur Kurikulum Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia periode 2017-2021. Selama empat tahun menjabat, Bapak Umar telah mengubah wajah madrasah di seluruh Indonesia. Yang semula dianggap tertinggal, sepi peminat, kini menjadi lembaga pendidikan yang moncer, diminati banyak orang.

Dengan motto generasi hebat bermartabat, ia telah melakukan beberapa terobosan penting demi mewujudkan madrasah hebat bermartabat berkelas dunia. Bahkan, terobosan itu berhasil mencetak generasi yang moderat, bermental kuat, melek teknologi, dan berjiwa Islami.

Melalui berbagai macam program dan inovasi yang ia ciptakan, nama madrasah berhasil mendobrak dunia. Program dan inovasi itu di antara lain: Kompetisi Kesiswaan; Syiar Anak Negeri, MYRES, KSMO, Vlog Competition Madrasah, Akademi Madrasah Digital, dan banyak program yang lain.

Berkat dari program tersebut madrasah kerap kali berhasil menjuarai berbagai macam perlombaan, baik dalam tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Sebagai contoh adalah Ananda M. Dugi Alfaro Putra, siswa MAN Insan Cendekia OKI yang berhasil menyabet medali emas dalam kejuaraan KSN Nasional Bidang Ekonomi 2020.

Madrasah bahkan menjadi lembaga pendidikan yang paling siap dan tanggap dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19. Madrasah lebih dulu menciptakan aplikasi e-learning madrasah untuk pembelajaran jarak jauh di saat lembaga pendidikan yang lain belum menemukan konsep, atau belum memikirkan ke arah sana. Tidak hanya itu, madrasah juga terus memberikan pelayanan kepada peserta didik di masa pandemi ini dengan memberikan bantuan kuota internet.

Mengenal Bapak Umar

Kecintaan Bapak Umar terhadap madrasah tentu tak dapat diragukan lagi. Tanpa kecintaan yang kuat, mustahil ia akan gigih, berjuang tanpa henti, dan berkorban untuk madrasah hingga berdarah-darah.

Benih-benih kecintaan beliau terhadap madrasah rupanya sudah dipupuk dan subur sedari kecil. Ya, Bapak Umar dibesarkan di Madrasah semenjak duduk di bangku sekolah dasar hingga kuliah. Pria kelahiran Grobogan itu tercatat sebagai alumni MI Miftahul Islam Grobogan, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama di Demak, dan UIN Walisongo Semarang. Bahkan gelar master dan doktornya pun diraih di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sang Pemimpin, Motivator, dan Inovator

Bapak Umar kini tidak lagi menjabat sebagai Direktur Kurikulum Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah. Ia telah dimutasi dan diberi mandat menjadi Kepala Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementerian Agama. Dengan demikian, tentu banyak yang kehilangan dengan sosok egaliter itu. Sebagaimana yang dirasakan oleh Abdul Hadi Marzuki, Mantan Kepala MtsN 9 Sleman.

Pada suatu kesempatan, ia berkisah, “Saya sangat merasa kehilangan sosok langka yang luar biasa, inovatif, kreatif, inspiratif, penuh semangat, tegas, jujur, merakyat, mau mendengarkan suara akar rumput, totalitas dalam pengabdian, dan visioner dalam menjadikan madrasah yang hebat bermartabat, menuju kelas dunia” (halaman. 12).

Bagi banyak orang, Bapak Umar dikenal sebagai pemimpin yang cerdas, kreatif, dan inovatif. Ia berhasil ngemong umat dengan penuh telaten. Ia cukup sukses menjadi pemimpin yang mewarisi banyak hal positif. Oleh sebab itu, tak heran bila ia sangat disayangi dan menginspirasi banyak orang. Utamanya bagi insan madrasah. Baik madrasah yang tersebar di Jawa maupun di luar Jawa. Demi memajukan madrasah, ia tak pernah setengah-setengah, juga tak pilih kasih dalam membuat kebijakan. Semua mendapat posisi yang setara dan porsi yang sama.

Untuk itu, tak salah apabila Bapak Umar dinobatkan sebagai “Bapak Madrasah Indonesia” sebab kinerja, dedikasi, dan pengabdiannya kepada madrasah membawa dampak yang luar biasa. Terima kasih Bapak Umar.

Judul: Bapak Madrasah Indonesia: Testimoni Atas Kinerja DR. H. A. Umar, M.A ; Penulis: Nur Kafid, dkk ; Penerbit: PT Alex Media Komputindo, 2021; Tebal: 91 halaman; ISBN: 978-623-300-2717-8.

Komentar