Muhammad Alfatih Suryadilaga*

Sampai hari ini, puasa di Bulan Ramadhan sudah memasuki 10 hari kedua. Hal ini setidaknya mereka yang telah menjalankan puasa sudah memasuki babak semi final dalam sebuah pertandingan. Banyak di antara mereka yang beriman yang telah melewati fase pertama dan memasuki fase kedua ini. Dengan demikian, mereka ini merupakan ummat pilihan yang mampu menjalankan perintah Allah swt. dengan baik.

Jalan menuju ketaqwaan adalah tidak mudah. Hal ini terlihat semakin bertambah hari dan memasuki momentum penting dalam Ramadhan semakin maju jamaah shalat tarawih di masjid dan musholla. Bahkan dalam menjalankan puasa saja sebagian ada juga yang tidak menjalankan. Fenomena ini terjadi juga di kalangan generasi muda di pedesaan misalnya. Dengan demikian, untuk menjalankan kebaikan dalam bulan ini mengharuskan pengorbanan dana keyakinan sepenuh hati.

Rahasia Puasa Ramadhan tidak mudah diketahui orang kebanyakan. Hal ini dijelaskan dalam QS. al-Baqarah (2): 184. Bahkan dalam hadis dijelaskan tentang peringatan atas mereka yang tidak menjalankan puasa dikarenakan tanpa alasan yang dibenarkan dalam ajaran Islam seperti sakit atau bepergian atau perempuan yang sedang menstruasi maka mereka itu tidak akan dapat menggantikan pahala puasa yang ditinggalkan dengan puasa walaupun dilakukan dalam setahun lamanya. Hal ini menunjukkan akan kemuliaan dan rahasia akan kemuliaan bulan Ramadhan ini. Tentunya, rahasia ini kurang atau tidak diketahui kebanyakan orang. Dengan demikian, diperlukan ketaatan dalam menjalankan ibadah ini untuk mendapatkan rahasia yang ada di dalam bulan ini.

Rahasia itu di antaranya sudah ada yang dijelaskan. Hal tersebut sebagaimana dalam hadis lain yang membagi puasa ramadhan menjadi tiga fase yaitu fase yang kedua dikenal dengan ampunan Allah swt. datang setelah Rahmat Allaah swt. Dengan demikian, melalui bulan Ramadhan ini rahasianya dalam bentuk ampunan Allah swt. selalu menyertai orang yang menjalan ibadah puasa ini dengan sungguh-sungguh sampai fase kedua ini.

Ampunan Allah swt. bagi ummat Islam sangat penting. Tidak ada seorang pun yang merasakan bebas dari dosa. Bahkan Nabi Muhammad saw. sebagai utusan Allah swt. dan sekaligus dijamin masuk surga saja masih meminta ampun kepada Allah swt. Hal ini dilakukan oleh Nabi saw. mijimal 70 kali bahkan sampai 100 kali dalam setiap harinya. Dengan demikian, melalui contoh tersebut seharusnya ummat Islam selalu meminta ampun sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah saw.

Terbukanya pintu ampunan dari Allah swt. di bulan Ramadhan ini merupakan suatu kemurahan tau rahmat dari Allah swt. Hal ini setidaknya dapat dilakukan ummat Islam yang sudah menjalankan puasa agar dosa yang terjadi baik yang disengaja maupun yang tidak dapat dimaafkan. Pengampunan ini tentu terkait erat dengan dosa atau kelalaian manusia dengan Tuhannya. Dengan demikian, secara tidak langsung orang yang berpuasa di bulan Ramadhan ini juga menjadi orang yang bertaubat.

Taubat dapat dilakukan atas semua perbuatan yang tidak baik. Selain itu, taubat adalah penyesalan dan tidak akan melakukan pengulangan kesalahan lagi. Hal inilah menjadikan seorang muslim selalu bermuhasabah dalam kehidupannya dalal setiap tahunnya. Dengan demikian, menjalankan taubat ini di bulan Ramadhan merupakan implikasi kesuksesan ibadah ini.

Taubat dan ampunan Allah swt. dapat dilakukan dengan pembacaan istigfar. Bacaan inilah yang sangat dianjurkan sebagaimana dalam al-Qur’an yang dapat dilakukan di dalam waktu sahur. Dan waktu istigfar inilah di bulan Ramadhan menjadi lebih lama karena mencakup 10 hari. Dengan demikian, selama fase kedua ini dalam 10 hari pertengahan Ramadhan geliat istigfar harus ditingkatkan.

Kesalehan di atas seharusnya juga dibarengi dengan kesalehan sosial. Hal ini setidaknya jika dengan Tuhan selalu baik maka dengan sesama manusia harus baik pula. Ini adalah bagian dari akhlak yang cenderung terlupakan di antara manusia. Akhlak tidak saja dilakukan terhadap Allah swt. melainkan juga dengan sesama manusia dan antar ummat lain. Puasa dan kebersamaan merupakan sesuatu yang penting dalam mengangkat harkat dan martabat manausia seutuhnya. Dengan akhlak yang baik puasa akan tidak saja menjadi baik terhadap Tuhannya melainkan juga dengan sesama manusia yang lain. (MAS)

Komentar