Time is money pepatah kiasan mengibaratkan waktu bagaikan uang berharga harus dibelanjakan sesuai porsinya. Dalam menjalani kehidupan diperlukan adanya prinsip kedisiplinan dalam mengatur waktu. Tidak sembarang waktu dihabiskan sebab lalai begitu saja. Terlepas dari banyaknya fakta ketika banyak orang mengalami lepas kontrol hanya karena sibuk dengan gadget. Menurut laporan dari We Are Social mencatat bahwa jumlah pengguna internet Indonesia mencapai 212 juta pada Januari 2023. Rata-rata dikonsumsi selama 7 jam 42 menit setiap hari. (dataindonesia.id 23/3/2023) Jangan sampai gadget mengontrol diri kita tetapi kita yang mengontrol gadget.
Waktu yang dilalui manusia terbagi menjadi tiga bagian yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Tiga bagian waktu tersebut yang kerap kali diabaikan oleh setiap orang. Banyak orang terjebak di masa lalu karena terlalu berandai-andai terhadap harapan sampai binggung berjalan tanpa arah menghadapi masa sekarang dan masa depan. Seperti dikutip dalam sebuah syair alangkah sempitnya kehidupan, andaikata tiada luasnya cita. Sementara orang yang hidup di masa depan selalu berpandangan positif dalam meraih kebaikan karena timbul cita-cita di dalam dirinya.[1] (Yusuf Qardhawi Demi Masa Mendedah Komitmen Dan Kiat Manajemen Waktu Menurut Islam Yogyakarta: Qudsi Media, 2018)
Seperti yang kita tahu setiap orang diberikan kesamaan selama 24 jam tetapi kurang bisa dimaksimalkan dengan baik. Seperti kisah dalam Sunan Ad-Darimi menceritakan seorang Syekh Muhammad bin Syihab az-Zuhri yang tidak berpindah tempat dari waktu Isya sampai subuh karena menghafalkan hadis-hadis yang didapatkan. Kalau saja ulama melakukan hal semacam itu dalam menghargai waktu maka, pantas kita meniru perbuatan tersebut.[2] (Alif.id 23/3/2023)
Dengan kedatangan Ramadan memberi arti bahwa hari-hari kita seharusnya dijalani dengan penuh keberkahan sesuai dengan prinsip-prinsip islami. Terlebih lagi di bulan Ramadan kali ini tentunya sebagai umat muslim harus lebih pandai mengatur waktu. Mulai dari waktu sahur, tadarus, tarawih, berbuka puasa dan sebagainya yang harus dimaksimalkan dengan baik. Di dalam Islam diajarkan bagaimana menghargai waktu seperti yang termaktub dalam Surah Al-Asr 1-3.
وَالْعَصْرِۙ
Demi masa,
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ
sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian,
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِࣖ
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.
Menurut Tafsir Al-Maraghi surah sebelumnya (Al-Humazah) menerangkan tentang manusia yang sombong dan tamak terhadap harta. Di dalam Surah Al-Asr ini dijelaskan bahwa manusia dekat dengan kehancuran karena mengikuti hawa nafsunya. Kecuali hanya orang-orang tertentu yang diberikan perlindungan dari Allah karena jiwa-jiwa mereka telah dibersihkan dari sifat-sifat duniawi. Dalam surah Al-Asr ini disebutkan sifat-sifat orang yang beriman dan beramal shalih. Mereka juga tidak hanya disibukkan dengan dirinya namun, memperhatikan sekelilingnya agar saling menegur dan menasihati apabila salah dalam bertindak.[3]
Di dalam ayat pertama terdapat redaksi kata masa karena setiap masa memiliki peristiwa atau kejadian yang berbeda-beda. Contoh kecilnya seperti pergantian siang dan malam setiap hari dilalui. Selain itu terdapat pula bulan dan matahari sebagai bukti tanda-tanda kekuasaan Allah. Penjelasan mengenai manusia sebagai makhluk merugi terdapat dalam ayat kedua. Perbuatan dosa adalah penyebab manusia merugi yakni ketika mereka sendiri terjerumus ke dalam dosa-dosa tersebut. Dalam ayat ketiga Surah Al-Asr disebutkan mengenai sifat-sifat orang beriman yakni mengerjakan amalan-amalan saleh dan menasihati sesama muslim dalam hal kebaikan dan kesabaran.[4]
Di awal surah tersebut tersirat beberapa karakteristik atau ciri khas istimewa dari waktu. Pertama, waktu tidak bisa diulang lagi dan cepat habis. Oleh karena itu, waktu sering diibaratkan sebagai emas artinya waktu lebih berharga dari hal apapun karena tidak ada yang dapat menggantikannya. Seperti tercantum pada Surah Al-Asr tersebut bahwa di awal surah, Allah bersumpah dengan menyebut “Demi masa”. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya waktu dalam hidup.[5]
Kedua, waktu adalah modal bagi manusia dalam berbuat kebaikan atau beramal shalih. Tentunya kita pernah mendengar ungkapan “dunia adalah penjara orang-orang mukmin”. Maksudnya yakni orang-orang mukmin selama hidup di dunia mereka menjaga dirinya dari larangan Allah. Seakan-akan mereka terpenjara tidak bebas berbuat apa saja demi memurnikan ketaatan kepada Allah. Terlebih lagi mereka percaya akan adanya hari kebangkitan oleh sebab itu mereka memanfaatkan waktu di dunia untuk beramal shalih. Sedangkan orang-orang musyrik bebas melakukan apa saja tanpa batasan karena mengira bahwa hari kebangkitan hanya sebatas ilusi belaka. Sesungguhnya mereka akan menyesal ketika hari itu benar-benar sudah tiba.
Ketika bulan Ramadan, kita akan menjumpai berbagai keistimewaan berbuat kebaikan seperti berbagi takjil, mengadakan tadarus, dan mengadakan pengajian akbar. Berbagai keistimewaan tersebut adalah bentuk pengamalan sesuai dengan Surah Al-Asr ayat 3 yang menjelaskan tentang sifat-sifat orang-orang beriman. Dalam hal ini, selain berbuat kebaikan kita juga diharuskan untuk menahan hawa nafsu seperti dengan berpuasa, menghindari ghibah, dilarang marah, dan tidak boleh berkata kasar. Hal tersebut dilakukan agar dapat mencapai puncak ketakwaan kita terhadap Allah.
Pepatah mengatakan harimu bagaikan untamu, apabila yang pertama dapat engkau taklukan, niscaya unta-unta di belakangnya akan mengikutimu. Sepantasnya sebagai seorang muslim kita harus bisa memanagemen waktu agar lebih efisien. Selaras dengan pepatah tadi apabila di hari pertama kita bisa melakukan tugas dengan baik apalagi di hari-hari berikutnya maka akan semakin bertambah baik pula. Sebelum menaklukkan hari, tentunya semua berawal dari bangun pagi karena hal itu adalah hal paling dasar sebelum beraktivitas. Jangan sia-siakan waktu bangun pagi ini, efeknya sangat bagus bagi kita.
Para ahli meneliti bahwa efek dari bangun pagi akan membuat tubuh mengumpulkan energi positif. Bangun pagi lebih awal akan membawa perasaan bahagia sehingga lebih mudah beradaptasi dengan jadwal harian. Perasaan bahagia rata-rata hanya terjadi ketika pagi hari dan akan meredup saat siang hari. Sebuah penelitian di Amerika yang menganalisis Twitter mengatakan bahwa terdapat 509 juta pesan positif di Twitter kiriman dari 2,4 juta pengguna Twitter di 24 negara dalam setahun. Uniknya hal ini hanya terjadi pada puncaknya yakni pagi hari sampai siang saja.
Seorang muslim wajib menghargai waktu dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Menurut Syaikh Yusuf Qardawi terdapat beberapa poin penting dalam memanagemen waktu. Pertama, mempergunakan waktu-waktu kosong dengan mengisinya lewat amalan-amalan shalih. Kedua, berlomba-lomba dalam kebajikan agar disegerakan untuk ditunaikan. Ketiga, mengambil pelajaran dari hari lalu dengan melihat hal-hal apa saja yang belum tercapai di hari itu sebagai bahan evaluasi setiap harinya.[6]
Para ulama salaf mengatakan bahwa di antara tanda-tanda perbuatan terkutuk ialah mengabaikan waktu. Waktu itu laksana pedang jika tidak engkau potong, maka ia akan memotongmu. Artinya hendaklah seorang muslim harus berwatak disiplin dalam memanfaatkan waktu agar tidak terbuang sia-sia. Waktu terbaik adalah ketika pekerjaan telah selesai tanpa ada jeda untuk menundanya meski sedetik.
Referensi
[1] Yusuf Qardhawi, Demi Masa Mendedah Komitmen Dan Kiat Manajemen Waktu Menurut Islam (Yogyakarta: Qudsi Media, 2018).
[2] Diakses dari Alif.id
[3] Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi (Semarang: PT Karya Toha Putra, n.d.).
[4] Ibid.
[5] Yusuf Qardhawi, Managemen Waktu Dalam Islam (Jakarta: Firdaus Pressindo, n.d.).
[6] Yusuf Qardhawi, Demi Masa Mendedah Komitmen Dan Kiat Manajemen Waktu Menurut Islam.
*Umi Nur Baity, mahasiswi UIN Raden Mas Said Surakarta prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Bergiat di UKM LPM Dinamika dan UKMI Nurul Ilmi. Nyantri di Ponpes Al-Anisiyah.