21 Februari merupakan hari Peduli Sampah Nasional. Peringatan hari tersebut menjadi hari peduli sampah sejak tahun 2005. Pada tahun tersebut merupakan tragedi longsor di Cimahi tepatnya di TPA Leuwigajah. Peristiwa tersebut merenggut nyawa 150 orang meninggal akibat tertimbun gunungan sampah. Lokasi TPA sendiri di area 200 meter dengan tinggi 60 meter. Dengan peristiwa itulah, tanggal 21 Februari diperingati hari peduli sampah nasional.
Peristiwa di atas harus diwaspadai secara terus menerus. Jumlah sampah selalu meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup setiap orang membuang sampah 0,7 kg. Atas dasar itulah dalam tahun 2019 saja menghasilkan 64 juta ton sampah di seluruh Indonesia. Asumsi tersebut dalam setiap bulannya adalah 175.000 ton atau dalam setiap jamnya 7.300 ton sampah. Fenomena sampah sebanyak itu sering kali diperparah dari data bahwa 70 % masyarakat tidak peduli sampah. Akhirnya sampah berpindah dari rumah ke TPA. Hal tersebut tidak membuat selesai persoalan sampah. Dengan demikian, diperlukan upaya serius oleh seluruh masyarakat dalam mengelola sampah agar bukan menjadi beban kepada generasi yang akan datang.
Di masyarakat sering terjadi pembakaran sampah plastik. Hal tersebut sangat mengganggu masyarakat dan lingkungan. Bumi dan isinya manusia akan mengalami beragam perubahan dalam dirinya jika tradisi membakar sampah menjadi bagian keseharian.
Manusia di mana hidup dalam lingkungan menjadi bagian yang merugi. Akibat sampah yang dibakar akan menghasilkan asap dan sangat berbahaya bagi tubuh manusia seperti gangguan pernafasan. Selain itu, asap ini akan menjadikan iritasi mata bahkan dapat meracuni tubuh secara tidak langsung. Efek lainnya adalah menjadikan organ tertentu dalam tubuh menjadi sakit.
Selain hal di atas, lingkungan di mana manusia tempati yaitu bumi menjadi kurang bersahabat. Asap menjadi pemicu tipisnya ozon dan memicu perubahan iklim yang cepat. Selain itu, juga pembakaran sampah mampu menurunkan jumlah oksigen di udara. Ragam kerugian dalam pembakaran sampah ini membuat manusia dirugikan. Kalau lingkungan rusak maka generasi yang akan datang yaitu anak cucu kita akan mewarisi kerusakan ini. Kerusakan lingkungan akan mempengaruhi kualitas hidup mereka.
Fenomena sampah dan kerusakan bumi sebagai akibat pengolahannya harus dihindari dengan prinsip zerowaste. Sampah yang dihasilkan rhmah tangga akan menjadikan masalah bagi kehidupan makhluk lain juga. Banyak makhluk di laut yang mati karena memakan sampah. Oleh karena itu sedapat mungkin dalam rumah tangga mampu mencegah, memilah dan mengolah sampah. Dengan cara itulah, sampah akan berkurang apalagi dalam jumlah yang banyak mereka yang sadar akan persoalan sampah dan lingkungan.
Islam sebagai ajaran yang rahmatan lil alamin juga mengajarkan akan pengelolaan lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup disebabkan oleh ulah manusia. Hal tersebut tersurat langsung dalam Q.S. al-Rum (31): 41. Kesadaran akan lingkungan atas perbuatan manusia menjadikan ketaatan juga kepada Allah swt. Hal tersebut juga bagian dari iman.
Demikian juga dengan perintah Rasulullah saw. menyingkirkan sesuatu yang dapat membahayakan di jalan adalah bagian dari iman. Hadis tersebut zaman dahulu dicontohkan dengan duri atau batu namun dalam konteks sekarang adalah bijak dalam mengelola sampah untuk kehidupan generasi yang akan datang. Dengan menjaga bumi melalui zerowaste akan menjadikan meningkatkan ketaatan pada Allah swt. dan Rasul-Nya sekaligus menjadi duta-duta bangsa dalam merawat keberlangsungan seluruh umat manusia.
Kepedulian akan kebersihan dan menjaga lingkungan juga merupakan bagian dari kehidupan keseharian umat Islam. Kepedulian akan lingkungan ini menjadikan umat Islam peduli satu dengan lainnya baik sesama manusia maupun ummat beragama baik Islam maupun agama lain. Sehingga, akhlak kepada lingkungan menjadi ukurang penting di kehidupan global.
Hal tersebut setidaknya dalam diri manusia disunnahkan membersihkan badan seperti memotong kuku, kumis, bulu ketiak dan lainnya. Bahkan kegiatan pembersihan itu merupakn fitrah manusia. Kepedulian atas badan dan tubuh ini juga dapat diperluas dalam kehidupan di sekitarnya. Demikian juga dengan kebersihan lingkungan dalam koteks lebih luas.
Dalam riwayat lain yaitu Imam Baihaki Rasuluah saw. menjelaskan bahwa Islam itu agama yang bersih. Oleh karena itulah umat Islam harus senantiasa menjaga kebersihan. Hanya orang bersihlah yang masuk surga. Sampah sebagai bagian dari pengelolaan kebersihan menjadi bagian penting bagi manusia. Setiap muslim hendaknya menjadi duta dalam pengelolaan sampah untuk menjadi sesuatu yang berharga., bentuknya adalah tidak membakar dan mengelolanya dengan baik dan benar.