Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali segala yang telah terjadi
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik
Tuhan pasti kan menunjukkan
Kebesaran dan Kuasa-Nya
Bagi hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa…
(d’Masiv)

Rangkaian syair lagu di atas, yang dipopulerkan oleh Grup Band d’Masiv sengaja penulis kutip dalam uraian kali ini. Kalau kita cermati dan hayati bait demi bait syair lagu tersebut, akan kita temukan sebuah kesadaran atas kondisi ril manusia pada umumnya.

Tidak ada seorang manusia pun di dunia ini yang terlahir sempurna. Karena memang kesempurnaan itu hanyalah milik Allah semata. Setiap manusia yang lahir ke muka bumi selalu membawa dua hal yang alih-alih dipertentangkan, tetapi justru saling melengkapi, yakni kelebihan dan kekurangan.

Mengapa harus ada kelebihan dan kekurangan? Apa hikmah yang terkandung di dalamnya?

Dalam tinjauan agama, kelebihan dan kekurangan yang menyertai setiap manusia adalah sebuah anugerah sekaligus ujian. Sesuai dengan sunnatullah, Allah SWT selalu menciptakan sesuatu berpasangan untuk saling melengkapi. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada bumi ada langit, ada kemarau ada hujan, ada kaya ada miskin, ada suka ada duka, ada anugerah ada musibah, dan tentunya ada kelebihan ada kekurangan.

Kalau kita telusuri teks-teks keagamaan, akan kita jumpai hikmah diciptakannya manusia lengkap dengan kelebihan dan kekurangannya. Anugerah berupa kelebihan yang Allah SWT berikan kepada setiap manusia bertujuan agar mereka bersyukur.

Ya, syukur atas nikmat Allah, salah satunya terhadap kelebihan yang diberikan oleh-Nya, akan menjadikan manusia tawadhu, rendah hati di hadapan-Nya. Janji Allah sudah jelas, bahwa jika hamba-Nya mau bersyukur atas nikmat-Nya, Allah akan menambah nikmat-Nya. Sebaliknya, jika hamba-Nya kufur atau ingkar atas nikmat-Nya, Allah akan mengubah nikmat tersebut menjadi sebuah bencana dan malapetaka. Dengan demikian, anugerah berupa kelebihan bukan untuk disombongkan, atau menjadi sarana membanggakan diri dan merasa di atas orang lain. Karena ini bisa menjadi bumerang bagi pemiliknya.

Adapun kekurangan, baik yang menyangkut kondisi fisik ataupun keadaan; sosial, ekonomi seseorang pada hakekatnya adalah sarana agar ia bersabar atas kehendak-Nya. Kekurangan bukan untuk diratapi, kemudian menjadikan seseorang rendah diri atau minder, tetapi justru untuk melatih seseorang untuk memperbaiki diri. Seseorang yang menyadari kekurangannya, maka dia akan berusaha sekuat tenaga untuk membenahinya, yaitu dengan cara menggali potensi dirinya, serta memaksimalkan kelebihannya, sehingga kekurangannya tertutupi.

Dengan demikian, syukur atas anugerah berupa kelebihan serta sabar atas kekurangan yang dimiliki, akan menjadi sarana efektif bagi seseorang untuk mampu menunjukkan eksistensi dirinya yang sesungguhnya. Kelebihan dan kekurang adalah sunnatullah. Anugerah, nikmat, atau pun musibah dan ujian akan menimpa siapa saja yang Allah kehendaki. Tidak ada alasan bagi kita untuk menyombongkan diri karena kelebihan yang kita miliki. Karena pada hakekatnya, semua itu milik Allah. Pun sebaliknya, tidak ada dalih bagi kita untuk merasa rendah diri atau minder karena kekurangan yang kita miliki. Karena tidaklah Allah menciptakan sesuatu itu sia-sia. Semua pasti ada hikmahnya. Maka, syukuri apa yang ada..Hidup adalah anugerah…Terus memperbaiki diri, jangan pernah putus asa!

* Ruang Inspirasi, Sabtu, 9 Oktober 2021.

Komentar