Islamsantun.org. Surakarta-Sabtu, 29 Mei 2021, penerbit Diomedia menggelar pelatihan menulis esai bersama M. Fauzi Sukri. Acara tersebut dilaksanakan lewat Google Meet.
Penerbit Diomedia mengajak pelbagai pihak untuk sinau bareng menulis esai. Penerbit Diomedia bangga rasanya apabila menjadi bagian dari pemantik semangat generasi cinta literasi dan menjadi penulis/penerbit sehingga bisa membaktikan dirinya di dalam penyebarkan pengetahuan.
Sepanjang jalannya acara, acaranya gayeng dan menyenangkan. Beberapa peserta saling umpan pertanyaan untuk saling tahu bagaimana menulis esai dengan baik.
Taktik dan dasar-dasar menulis esai menjadi perbincangan utama. Fauzi memberi tata cara, taktik, dan skema bombastis untuk dijadikan bahan dalam menulis esai.
Tak lupa, Fauzi juga menyelundupkan teori-teori yang ia pungut sedari pengalamannya selama menjadi esais. Bagi Fauzi, esai yang bagus adalah esai yang punya posisi, argumen bernas, dan yang bisa menancapkan kebenaran.
Fauzi juga menyontohkan pelbagai esai atau esais yang punya nuansa “kedirian”. Di Indonesia, salah satunya, Umar Kayam, Goenawan Mohamad, dan Cak Nun.
Di mata Fauzi, Umar Kayam punya sisi nyentrik dalam penulisan esai yang tidak dimiliki esais yang lain. Selain bersifat liris dan deskriptif, Umar juga cukup berani memberikan contoh-contoh dan opini yang parodi dan gaya yang “tak biasa”.
Selain itu, Fauzi memantik peserta dengan cara memberikan tantangan dalam praktik menulis esai. Yakni dengan memberi perintah menggambar satu huru saja.
“Menulis esai dengan cara deskripsi atau analitis menjadi pokok utama yang musti dimiliki penulis. Tapi menulis dengan bahasa sendiri apalagi dengan gaya yang tidak dimiliki oleh orang lain adalah tawaran atau peluang menjadi esais yang baik”, sebut Fauzi Sukri.
Tak lupa, Fauzi juga menawarkan peserta penulisan Diomedia, memberi kesempatan untuk menulis beberapa kalimat. Bagaimana kalimat pertama berfungsi menajamkan argumen, sekaligus membuat tulisan menarik para pembaca dan dengan demikian pembaca membaca selanjutnya.
Ngadiyo sebagai CEO Diomedia berharap pelatihan esai berlanjut dan menjadi buku karya bersama. Ngadiyo juga berterimakasih sebanyak-banyak kepada peserta kepenulisan esai telah semangat belajar bersama untuk menjadi penulis.