Islamsantun.org – Tak terbayangkan, warga NU hadir melimpah tak terbendung pada perhelatan akbar “Ngalap Berkah” para Masyayikh NU. Sebagai orang awam, saya dapat sampaikan NU kembali tunjukkan keramatnya pada Resepsi 1 Abad NU di GOR Delta Sidoarjo. Betapa tidak? Seperti diperkirakan banyak pihak, jamaah nahdliyyin mbludak hadir. Warga yg sudah hadir sebelum jam 00.00 tgl 7 Pebruari, sudah kuasai jalan raya menuju GOR Delta, hanya disisain satu tapak jalan untuk orang lalu lalang. Jangankan mobil, roda dua saja tidak dapat lewat dengan mudah. Itu saya saksikan sepanjang jalan dari pukul 02.00 hingga di depan GOR Delta pukul 02.50 WIB. Jarak tempuh kurang lebih 2,5 km dari parkir mobil yang menurunkan kita.
Saat itu agenda 1 Abad sudah berlangsung, suara para kyai/masyayikh sedang melantunkan Istighotsah dan ijazah kubro dzikir/wirid Syaikhona. Saya bersama kyai Fawaizul Umam menjawab Qobiltu sambil jalan kaki nuju GOR Delta. Nahdliyyin yang klekaran, duduk, tertidur di pinggir/tengah jalan raya berbaju putih ikut melantunkan dzikir, wirid dan doa bersama-sama.
Setiba di GOR Delta, saya menuju VIP room sesuai undangan yang kubawa, azan subuh belum berkumandang. Saya bertemu para senior yang kini menjadi kyai/nyai di daerahnya masing-masing. Dalam stadion sudah penuh dengan peserta yang akan mengisi acara puncak 1 abad, mulai dari BANSER, Muslimat, ISHARI, Pagar Nusa dst. Saking sudah banyaknya orang dalam stadion, airpun terbatas untuk berwudlu sholat subuh. Saya dengan senior kyai Muhammad Fauzi Ra’uf gunakan air botol aqua berdua. Kita berkelakar, ini hanya terjadi pada NU, sambil meneruskan ritual subuh itu.
Hari mulai terang, langit cerah mulai memancarkan cahaya semburatnya. Ketika saya mendengar cerita tentang orang tidak masuk arena berseliweran di medsos gegara macet dst. Saya sih tidak kaget baca cerita itu. Lah, saya yang jam 02.00 saja sudah menyemut para muhibbin nahdliyyin, apalagi semakin mendekati jelang perhelatan akbar Resepsi 1 Abad NU, pukul 07.00 WIB. Bersamaan dengan suara Shalawatan, rombongan para kyai hadir di tribun utama, tak lama kemudian rombongan Presiden Jokowi, Wapres, dan para Menteri duduk bersama. Ruaar biasa. Selamat warga NU telah usai hajat 1 abadnya.
Tak ketinggalan dari peristiwa yang hanya terjadi pada resepsi 100 tahun NU itu penampilan shalawat Nabi oleh para santri difabel yang merdu, juga para artis santri lainnya diiringi orkestra pimpinan Addie MS dan koreografer Denny Malik menambah kesyahduan dan kecanggihan NU menuju abad ke-2-nya.
Mari kita songsong NU abad ke-2. Pekikan Ketum PBNU terkait abad ke-2 NU akan nenjadi penanda kehidupan NU ke depan. Pelbagai hal pesan dan harapan terhadap NU nuju abad ke-2 nya mulai dari Ra’is Aam, Ketum PBNU, Presiden, dll sudah cukup memberikan arah bagaimana PBNU bersama jajarannya agar mampu melewatinya dengan damai, tetap berpegang pada tawasut, tasamuh, i’tidal, tawazun, amar ma’ruf nahi munkar hingga mampu mewujudkan rahmatan lil ‘alamin.
Wallahul musta’an fashabrun jamil