Islamsantun.org – Kemarin sore (Sabtu, 6 Mei) sepulang dari perform “stand up comedy” di acaranya anak-anak Dema FTIK, di meja makan yang sekaligus meja kerja ada kiriman buku dari Penerbit Turos (PT Rene Turos Indonesia). Dua buku sekaligus: Rahasia Semesta Sebelum Dunia (Menyingkap Misteri Agama Islam yang Belum Pernah Diungkapkan), dan Tafsir Juz ‘Amma (Menyelami Makna Surat-Surat al-Quran yang Sering Dilantunkan Setiap Hari).

Buku yang pertama (Rahasia Semesta) merupakan terjemahan dari kitab Ghaur al-Umur karya Hakim Tirmidzi, sedang yang kedua (Tafsir Juz ‘Amma) juga terjemahan dari kitab Latha’if al-Isyarat karya Imam Qusyairi.

Beberapa hal terkait dua buku tersebut:
Satu: Dua-duanya hasil terjemahan dari karya ulama klasik. Yang pertama karya Hakim Tirmidzi (820-932 M), dan yang kedua karya Imam Qusyairi (986-1072 M). Dua terjemahan ini sama-sama diterbitkan oleh Penerbit Rene Turos Jakarta.

Dua: buku yang pertama diberi Kata Pengantar oleh sobat saya, seorang Guru Besar Tafsir UIN Sunan Gunung Djati Bandung, beliau Prof. Dr. Jajang Arohmana. Di alinea pertama dari Kata Pengantarnya, Kang Prof. Jajang “bergegas” memberi tahu kita bahwa Hakim Tirmidzi penulis buku ini bukan Tirmidzi yang masyhur di bidang hadis, penulis Sunan Tirmidzi itu. Guna memudahkan, Tirmidzi pemilik kitab Sunan itu kita sebut “Tirmidzi Hadis”. Nama lengkapnya Muhammad bin Isa al-Tirmidzi. Sedang Tirmidzi penulis buku yang sedang kita ulas ini kita sebut “Tirmidzi Tafsir”. Nama lengkapnya Abu Abdillah Muhammad bin Ali bin Hasan bin Bisyr al-Tirmirdzi. Dua Tirmidzi ini memang boleh dibilang hidup sezaman: Tirmidzi Hadis hidup di rentang 824-892 M, sedang Tirmidzi Tafsir di 820-932 M.

Menyebut Tirmidzi yang kedua sebagai “Tirmidzi Tafsir” saya kira buka kekeliruan. Setidaknya, karya beliau yang diterjemahkan Penerbit Turos ini sebagian besarnya berupa tafsir. Ada Tafsir Ayat Alastu Birabbikum, Tafsir Nama Adam, Tafsir Nama Iblis, Tafsir Nama Ibrahim, Tafsir Nama Firaun, Tafsir Kalimat Tauhid, Tafsir Huruf-Huruf Pembuka Surat, Tafsir Ayat Allah Nur al-Samawat, Tafsir Alif Lam Mim, dan Tafsir Ayat Ihdina al-Shirath al-Mustaqim.

Yang khas dari buku Rahasia Semesta karya Hakim Tirmidzi ini, meski core utamanya di jalur tafsir, adalah corak tasawufnya. Dengan begitu, buku Rahasia Semesta (Ghaur al-Umur) boleh ditunjuk sebagai Tafsir-Shufi. Tentang hal ini, Kang Prof. Jajang dalam Pengantar-nya menulis: “Kitab ini dapat mendorong sekaligus menguatkan tradisi tasawuf di Indonesia yang menggunakan tasawuf suni ala Imam al-Ghazali. Selain itu, kiranya kitab ini dapat memberikan pandangan baru pada tasawuf falsafi menuju tasawuf praktis.”

Tiga: untuk buku kedua, pihak Penerbit meminta saya untuk memberi Kata Pengantar. Ketafsiran buku karya Imam Qusyairi ini jelas terlihat, lantaran kitab Latha’if al-Isyarat ini memang berisi tafsir Juz ‘Amma. Adapun warna atau corak Latha’if al-Isyarat (Tafsir Juz ‘Amma)-nya Imam Qusyairi ini sama dengan Ghaur al-Umur-nya Hakim Tirmidzi, yakni shufi. Dengan kata lain, surat-surat pendek dalam Juz ‘Amma ditafsirkan sedemikian rupa oleh Imam Qusyairi dengan menjadikan tasawuf sebagai teropong dalam banyak ulasannya atas surat-surat dalam Juz ‘Amma.

Pada amatan saya, Tafsir Juz ‘Amma ini merupakan upaya serius Imam Qusyairi dalam membangun jembatan antara pemahaman tekstualis dan pemahaman substansialis; antara kaum zahiriah dan golongan haqiqiyah. Apakah Qusyairi berhasil dalam upayanya itu? Secara umum saya melihat demikian. Namun, pada beberapa bagian, saya tidak melihatnya. Itu terjadi antara lain karena Tafsir Juz ‘Amma Imam Qusyairi secara metode menempuh metode ijmali; global nan ringkas, seperti Tafsir Jalalain. Dalam keserbaringkasannya, sebuah karya tafsir dapat dimaklumi jika tidak maksimal dalam meneguhkan sebuah gagasan yang diusungnya atau tidak begitu tuntas dalam membangun sebuah “proyek” yang dirancangnya.

Terlepas dari itu, seperti saya tulis dalam Kata Pengantar, saya yakin kehadiran terjemahan tafsir Lathä’if al-Isyârât terbitan Turos Pustaka ini akan membantu dan mendekatkan kita kepada al-Quran, terutama di tataran makna dan pemahamannya.

Komentar