25 Oktober 2020, Pak Fatih mengirimkan pesan singkat kepada saya. Bertanya kabar, kemudian minta tolong untuk dibantu menjadi admin ngaji Laboratorium Studi Quran dan Hadis (LSQH) UIN Sunan Kalijaga seperti yang biasa dilakukan bersama Pak Jalil dan Pak Rafiq. “Bagaimana kalau Jumat Mas saya dibantu, ya”. Saya pun membalas dan menyanggupi permintaan tersebut. Sebuah kehormatan bisa membantu beliau untuk berbagi ilmu seluas-luasnya.

Tepat hari Jumat, 30 Oktober 2020, dimulailah Pengajian Kitab Syama`il al-Muhammadiyah yang rencana akan diampu oleh bapak ibu dosen Ilmu Al-Quran dan Tafsir (IAT) dan Ilmu Hadis (Ilha). Pak Fatih menjadi dosen pertama sekaligus membuka pengajian tersebut.

Ternyata pertemuan tersebut adalah perjumpaan terakhir saya dengan beliau. Rasanya begitu cepat, kemarin Bapak masih terlihat sehat. Namun, ajal memang tak ada yang tahu. Kematian adalah hal yang dekat dengan kita, hanya saja kita seringkali lalai untuk mempersiapkannya.

Benarlah pepatah yang mengatakan, “Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama”. Nama Pak Fatih akan abadi dalam setiap pengabdian dan karya yang telah beliau torehkan. Tak terhitung santri dan mahasiswa yang beliau bimbing mulai dari S-1 hingga S-3.

Beliau juga dosen yang produktif menulis dan mau mengikuti perkembangan zaman. Bahkan, sebagai mahasiswa, kami merasa tertohok dengan semangat beliau. Di tengah kesibukannya, beliau tetap menyempatkan waktu untuk menulis di berbagai media online. Satu hal yang mungkin tidak banyak dilakukan oleh akademisi saat ini. Seringkali kami bergumam, “Kok beliau masih ada waktu ya buat nulis”.

Teladan beliau nyata kami rasakan dalam setiap tulisan yang dihasilkan. Dari banyaknya karya beliau, seolah ingin mengatakan kepada kami, “Bapak aja bisa, kalian (mahasiswa) harus bisa lebih, dong”.

Perpisahan ini juga mengingatkan kembali memori perjumpaan saya dengan beliau selama menempuh S-1 di Prodi IAT. Saya beberapa kali berjumpa dengan beliau di mata kuliah Hadis, Metodologi Penelitian Hadis, Metode Syarah Hadis, juga sempat mengampu mata kuliah pilihan Tahfiz Quran.

Saat itu, beliau juga menjadi Wakil Dekan Ushuluddin, sama seperti saat ini. Setiap minggu, di pagi hari sebelum beraktivitas, saya menyetor hafalan di ruangan beliau. Beliau dengan sabar menyimak bacaan saya, ketika ada yang keliru, diingatkan. Setelah selesai menyetor, saya pun tidak langsung pamit. Ada dialog kecil yang terjadi. Beliau bertanya soal keluarga, perkembangan studi dan kesibukan sehari-hari. Di saat itulah beliau tahu kalau saya sering ikut MTQ. Setelah itu, setiap berjumpa dengan beliau, saya akan ditanya, “gimana tahun ini ikut MTQ nggak, Mas?”

Sebagai Ketua Asosiasi Ilmu Hadis (Asilha), beliau adalah salah satu dosen senior Ilmu Hadis di UIN Sunan Kalijaga. Setelah beberapa tahun yang lalu kami berduka kehilangan tokoh hadis, Prof. Suryadi, saat ini engkau pun menyusul untuk berjumpa langsung dengan Kanjeng Nabi, menuntaskan perjuangan menjaga tradisi keilmuan hadis di dunia. Keduanya pernah menulis buku bersama yang berjudul “Metodologi Penelitian Hadis”, kini saatnya para tokoh hadis tersebut berjumpa sembari merasakan amal jariyah ilmu yang tiada terputus.

Selain menjadi dosen, beliau juga pernah menjabat sebagai Direktur LSQH UIN Sunan Kalijaga. Di akhir masa jabatan, salah satu kenangan yang beliau tinggalkan adalah seragam batik “orange” LSQH. Yang berkesan bagi saya adalah kepedulian beliau dengan kami (volunteer LSQH dari mahasiswa), tidak hanya para dosen, kami pun diberikan kain seragam.

Suatu kebanggaan yang teramat bisa memakai seragam yang sama dengan bapak ibu dosen. Tentu ada banyak cerita perjumpaan dari para kolega dan mahasiswa yang pernah berinteraksi dengan beliau. Bagi kami, beliau adalah salah satu dosen yang membumi di tengah mahasiswa.

Begitulah kepribadian Pak Fatih, gigih, tak kenal letih, rendah hati, murah senyum, dan penyabar. Selamat jalan, Pak. Semua karya-karya yang engkau torehkan, insyaAllah akan menjadi amal jariyah dan menjadi bekal pembelajaran bagi kami. Sejujurnya kami masih membutuhkan wejangan dari panjenengan, tetapi ajal sudah menjadi ketetapan Ilahi.

Pengajian terakhir beliau di LSQH dapat dilihat di kanal youtube LSQH berikut: https://youtu.be/jVrvjjxARfU. Silakan disimak kembali penjelasan beliau, sembari mengirimkan doa. Lahul fatihah.

Komentar