Surakarta, Sabtu, 23 Agustus 2025 – Dalam upaya memperkuat jati diri bangsa di tengah arus globalisasi, UIN Raden Mas Said Surakarta menggelar “Pelatihan Penulisan Cerita Pendek Bertema Kearifan Lokal” di Meeting Room Lt.3 Gedung Diponegoro MAN 1 Surakarta.

Kegiatan tersebut merupakan pengabdian masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) klaster kearifan lokal dengan Dr. H. Kholilurrohman, M.Si ketua tim pengabdian dan Azis Aji Abdillah, M.A sebagai anggota.

Kegiatan pelatihan ini menekankan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya nusantara melalui diskusi interaktif dan aksi nyata berbasis penulisan cerita pendek.

Pelatihan berlangsung dinamis, mencakup penyampaian materi dari tiga narasumber, diskusi kelompok, simulasi, coaching clinic, hingga evaluasi hasil.

Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut menggandeng islamsantun.org sebagai mitra. Adapun narasumber pada kegiatan tersebut adalah Nasihin Aziz Raharjo, Alfian Faisal Yusni Huda dan Agus Wedi. Peserta pada kegiatan ini berasal dari tiga madrasah aliyah, yakni MAN 1 Surakarta, MAN 2 Surakarta dan MA Al-Muayad Surakarta.

Peserta tidak hanya diajak memahami konsep kearifan lokal, tetapi juga merasakan bagaimana nilai budaya mampu menjadi solusi atas tantangan zaman modern melalui penulisan cerita pendek. Peserta kegiatan tersebut mendapat tugas menulis cerpen dengan tema kearifan lokal yang nantinya akan dibukukan dan diterbitkan.

Dr. H. Kholilurrohman, M.Si, menegaskan bahwa lokalitas dari berbagai daerah memiliki nilai-nilai baik sekaligus religius yang perlu diangkat ke permukaan agar generasi Z dan milenial semakin mengenal.

“Cara terbaik mengenalkan kearifan lokal adalah dengan menceritakannya lewat cerita pendek. Kearifan lokal adalah identitas bangsa dan bekal untuk masa depan,” tegasnya.

Menurutnya, kearifan lokal yang tumbuh di masyarakat Indonesia telah menjadi perekat sosial, memperkuat solidaritas, sekaligus menghadirkan solusi lokal untuk menghadapi persoalan global.

“Sekarang saatnya kita mengidentifikasi kearifan lokal di daerah masing-masing dan menggalakkan kampanye kreatif untuk mendorong interaksi sosial positif. Harapan itu ada, terutama di kalangan anak muda, khususnya siswa madrasah,” tambahnya.

Dia juga mengajak generasi Z untuk terus melestarikan tradisi serta budaya lokal agar nilai budaya tetap relevan di tengah perubahan zaman.

Menurutnya, kearifan lokal bukan sekadar warisan, melainkan harus dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih dari itu, dengan menjaga kearifan lokal kita juga turut serta menguatkan moderasi beragama.

Para peserta mengaku kegiatan pelatihan cerpen sangat bermanfaat. Mereka merasa mendapat banyak ilmu baru. Mereka juga menyambut hangat penerbitan karya mereka dalam bentuk buku.

Komentar