Sukoharjo — Suasana khidmat dan penuh kebahagiaan menyelimuti Masjid Agung Sukoharjo pada Senin malam (12/5), saat ratusan jamaah mengikuti acara Khataman Pengajian Kitab Fathul Mu’in yang dilengkapi dengan penjelasan dari Kitab I’anatut Thalibin. Khataman ini menandai berakhirnya kajian intensif kitab fiqih mazhab Syafi’i yang telah berlangsung rutin sejak tahun 2021.
Kitab Fathul Mu’in karya Syekh Zainuddin Al-Malibari merupakan salah satu rujukan utama dalam tradisi fiqih Syafi’iyyah dan banyak dipelajari di pesantren-pesantren Nusantara. Kajian ini diasuh oleh KH. Ahmad Muhamad Mustain Nasoha, pengurus LPBH PWNU Jawa Tengah, yang juga aktif mengajar Ilmu Hukum dan Hukum Tata Negara di Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta.
Selain aktif di akademik, KH. Mustain juga mengasuh dua pesantren di Surakarta—Raudlatul Muhibbin Al-Mustainiyyah dan Darul Qur’an—serta menjadi mushohhih di Lembaga Bahtsul Masail PCNU Surakarta. Dalam menyampaikan kajian, beliau memadukan metode klasik dengan pendekatan kontekstual, menghadirkan isu-isu kontemporer seperti transaksi kripto, operasi transplantasi wajah, hingga hukum bayi tabung dari berbagai perspektif mazhab.
“Setiap penjelasan saya berusaha mengikuti sebagaimana saya mengaji langsung di Lirboyo dan Kwagean, lalu saya lengkapi dengan contoh nyata dalam masyarakat,” ungkap KH. Mustain dalam sambutannya. Ia juga menekankan pentingnya sikap terbuka terhadap keragaman pendapat ulama, sambil tetap menjadikan pendapat Syafi’iyyah sebagai rujukan utama di masyarakat Indonesia.
Dalam penutupan kajian, KH. Mustain membacakan sanad keilmuan Fathul Mu’in dari para guru beliau di Lirboyo dan Kwagean hingga sampai kepada pengarang kitab. Seluruh jamaah yang hadir secara resmi diijazahi sanad tersebut sebagai bentuk kesinambungan tradisi keilmuan Ahlussunnah wal Jamaah.
Acara ini dihadiri berbagai kalangan, termasuk para takmir masjid, ustaz, guru ngaji dari berbagai kecamatan, serta dua sesepuh Masjid Agung, KH. Khoirul Anwar dan KH. Gufron. M. Joko Purwanto, S.E., mewakili pengurus DKM Masjid Agung, menyampaikan rasa syukur atas keberlangsungan kajian ini selama empat tahun. “Ini semua adalah karunia dari Allah dan buah dari keikhlasan KH. Mustain serta para jamaah,” ujarnya.
Ia juga menginformasikan bahwa kajian rutin akan dilanjutkan dengan pengajian Kitab Kanzur Rāghibīn karya Imam Jalaluddin al-Mahalli mulai Senin pekan depan, yang dikenal sebagai syarah penting dalam fiqih Syafi’i.
Prof. Dr. KH. Toto Suharto, M.Ag., selaku Ketua Takmir Agung Sukoharjo sekaligus Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, turut menyampaikan apresiasi mendalam kepada KH. Mustain. Menurutnya, pengajian ini tidak hanya menghidupkan tradisi intelektual Islam, tetapi juga menjadi penyejuk spiritual umat di tengah tantangan zaman.
“Masjid harus menjadi rumah besar ilmu dan pembinaan akhlak umat. Kami berkomitmen melanjutkan pembinaan jamaah secara lebih intensif,” tegasnya.

