Surakarta, 14 Mei 2025 — Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Raden Mas Said Surakarta kembali melanjutkan komitmennya dalam membumikan nilai-nilai moderasi beragama, kali ini dengan menyasar dosen dan tenaga kependidikan Fakultas Adab dan Bahasa (FAB). Bertempat di Aula Lantai 4, kegiatan sosialisasi ini berlangsung dengan suasana hangat, partisipatif, dan penuh semangat kolaboratif.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars UIN, dilanjutkan sambutan dari Wakil Dekan III yang mewakili Dekan FAB. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa moderasi beragama perlu terus diperkuat sebagai bagian dari karakter dasar akademisi UIN: terbuka, toleran, dan berpikiran luas.
Wakil Rektor I, Dr. Zainul Abbas, M.Ag., dalam arahannya menyampaikan bahwa moderasi bukan hanya konsep teoritis, tetapi juga sikap hidup yang harus hadir dalam dinamika kampus dan masyarakat.
Sementara itu, Ketua RMB, Dr. Bakhrul Amal, S.H., M.Kn., menegaskan pentingnya menjadikan moderasi beragama sebagai fondasi dalam berpikir dan bertindak.
“Moderasi beragama bukan sekadar wacana normatif, tetapi adalah kerja peradaban. Ia hadir sebagai jawaban atas tantangan ekstremisme, intoleransi, dan kegersangan dialog dalam masyarakat,” ungkap Dr. Bakhrul Amal.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan penampilan Duta Moderasi, Ferronica Intan Pramesti, yang membawakan pesan keberagaman melalui seni. Salah satu momen penting dalam acara ini adalah penandatanganan MoA dan IA antara FAB UIN Raden Mas Said dan LPPM UNISNU Jepara, yang diwakili oleh Dr. Aly Mashar dan Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh. Penandatanganan ini menjadi simbol kerja sama lintas institusi dalam penguatan moderasi berbasis riset dan pengabdian masyarakat.
Sesi materi diisi oleh Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh, S.H.I., M.A., yang menyampaikan pandangan akademik dan praktis mengenai urgensi moderasi beragama.
“Moderasi beragama adalah bentuk tanggung jawab intelektual sekaligus spiritual. Ia bukan sikap kompromistis, tetapi cara yang berkeadaban dalam menjalani kehidupan keagamaan di tengah pluralitas,” ujar Dr. Mayadina.
Diskusi yang dipandu oleh Mustajab, M.Pd.I., berjalan aktif dan interaktif. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam menggali isu-isu keagamaan kontemporer yang menuntut pendekatan moderat, kritis, dan solutif.
Dengan kegiatan ini, RMB menegaskan bahwa penguatan moderasi beragama bukan hanya agenda struktural kampus, tetapi juga panggilan moral dan intelektual yang harus terus hidup di ruang akademik dan ruang sosial masyarakat.