Alhamdulillah, hari ini kita memasuki tahun baru Islam, 1444 ‎H. Sebuah nikmat tak terhingga yang Allah berikan kepada kita. ‎Karena kita masih diperkenankan untuk melanjutkan misi ‎kekhalifahan kita di muka bumi ini.‎

Karunia nikmat yang sangat besar ini hendaknya kita syukuri ‎dengan melakukan refleksi, koreksi serta introspeksi diri atas ‎segala apa yang telah kita kerjakan pada tahun yang lalu. Apakah ‎nilai-nilai kebaikan yang kita lakukan lebih banyak dari catatan ‎kejahatan kita? Ataukah justru sebaliknya, nilai-nilai kejahatan kita ‎jauh melebihi catatan kebaikan yang kita kerjakan?‎

Pertanyaan inilah yang seharusnya muncul di benak kita begitu ‎kita memasuki tahun baru. Memulai langkah baru di tahun baru ini ‎dengan muhasabah, perhitungan atas segala kebaikan dan ‎keburukan kita di masa lalu, insya Allah akan menjadikan kita ‎manusia-manusia yang arif, yang sadar akan eksistensi kita ‎sebagai makhluk Allah di muka bumi ini. ‎

Tahun baru merupakan starting point, titik tolak bagi ‎peningkatan kualitas individu maupun masyarakat, sebuah ‎momentum untuk meningkatkan amal shaleh kita, sehingga ‎kehidupan kita akan jauh lebih bermakna, baik bagi diri kita ‎sendiri,maupun bagi orang lain di sekitar kita.‎

Pada umumnya, kita sering melupakan berbagai macam ‎nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Kita terlena dan ‎terbuai oleh nafsu kita. Kita sering mengabaikan rasa syukur ‎kepada Dzat yang telah memberi nikmat kepada kita, yakni Allah ‎Swt. ‎

Padahal, kalau kita sadari, berbagai nikmat Allah itu bisa saja ‎hilang dalam sekejap meninggalkan kehidupan kita. Kematian bisa ‎saja datang menjemput di saat kita sedang menikmati puncak ‎kesuksesan. Tubuh kita yang segar bugar bisa mendadak sakit. ‎Wajah kita yang tampan dan cantik bisa mendadak rusak karena ‎kecelakaan, misalnya, dan masih banyak lagi kemungkinan ‎terburuk yang tidak pernah kita sangka sebelumnya. ‎

Maka tepatlah jika Rasulullah Saw berpesan kepada kita untuk ‎mengingat lima hal, sebelum datang lima yang lainnya. Rasulullah ‎Saw bersabda: “Ingatlah lima perkara, sebelum datang lima ‎perkara. Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, ‎kayamu sebelum miskinmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, ‎dan sempatmu sebelum sempitmu.”‎

Dari keterangan hadis di atas, jelaslah bahwa Rasulullah saw ‎sangat menekankan pentingnya manajemen waktu. Satu desah ‎nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan langkah ‎menuju kubur. Alangkah ruginya kita di saat menjalani sesuatu ‎yang berharga kemudian kita sia-siakan. Orang yang bodoh adalah ‎jika diberikan modal, maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. ‎Begitu juga kita, jika sudah diberi modal waktu, kemudian ‎waktunya kita hambur-hamburkan maka kita termasuk orang yang ‎bodoh.‎

Tahun baru adalah lembaran baru kehidupan kita. Seperti ‎halnya lembaran kertas yang masih bersih. Terserah kepada kita, ‎apakah kita akan mengisinya dengan catatan hitam ataukah ‎mengukirnya dengan tinta emas, semua tergantung pada diri kita ‎sendiri. Rasulullah menegaskan, “Sebaik-baik manusia adalah ‎orang yang diberi umur panjang dan baik amalnya, dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang diberi umur panjang dan buruk ‎amalnya.” (HR. Ahmad)‎

Untuk itu, marilah pada kesempatan tahun baru Islam ini, kita ‎langkahkan kaki kita untuk menapaki kehidupan baru yang penuh ‎dengan nilai-nilai kebaikan. Sebisa mungkin kita hindari segala ‎bentuk kejahatan yang justru akan menyengsarakan diri kita ‎sendiri maupun orang lain. Semoga tahun baru hijriah ini ‎membawa kita pada kehidupan yang lebih baik dan lebih ‎bermakna. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.‎

# Selamat Tahun Baru Islam 1444 H.

* Ruang Inspirasi, Sabtu, 1 Muharram 1444 H / 30 Juli 2022.

Komentar