Hal pertama yang menyedot perhatian saat mengamati gambar-gambar Sukatani adalah logonya yang dibuat dari Arab Melayu atau pegon. Dugaan saya, satu atau beberapa di antara personilnya boleh jadi kaum santri dalam arti luas.
Ketertarikan saya pada logo itu rupanya mengantarkan saya pada fakta yang mencengangkan meskipun sangat masuk akal. Saya tidak menyesal memilih IAIN dan mempromosikannya hingga hari ini bahwa para alumni mereka dapat berkiprah untuk umat di bidang yang kadang tak selalu searah dengan jurusannya.
Novi Citra Indriyati atau Twister Angel, vokalis Sukatani, rupanya alumni Fakultas Tarbiyah IAIN Puwarkerto. Skripsinya mengambil topik yang disenanginya: seni musik. Di balik sampul skripsinya, ditempel sebaris kata-kata perlawanan dari Widji Tukul: Keberanian itu butuh dilatih, bukan datang secara tiba-tiba seperti wahyu tuhan.
Jika Anda percaya pada teori ekosistem, Ovi yang tumbuh seperti sekarang dibentuk dari jejaring lingkungan yang dihidupinya. Maka itu termasuk IAIN tempat Ovi tumbuh dan berkiprah selain lingkungan-lingkungan lainnya. Purbalingga dugaan saya jadi ekosistem lain yang penting diperhatikan.
IAIN Jakarta dan IAIN Purwakerto memang berbeda lokasi dan zaman. Tapi, saya menduga kebebasan berpikir dan beraktivitas menjadi ciri penting. Ada omon-omon waktu IAIN Jakarta berubah menjadi UIN era 2000-an. Sebagian khawatir keidupan kampus tidak semerdeka di bawah IAIN. Setidak-tidaknya biaya akan naik dan kontrol lebih ketat dalam urusan birokrasi karena berubah status.
Ovi, alumnus IAIN itu kini tumbuh sebagai ikon perlawanan yang mewabah di banyak tempat di Indonesia. Polisi gentar, pemerintah mencari cara merespons gelombang yang ditimbulkan Sukatani.
Bobot kiprah Ovi diperkuat oleh pengalaman keperempuannya yang membuat ia menghadapi tekanan jauh lebih besar. Polisi mendatanginya dengan alasan berdiskusi dan ingin tahu alasan mereka membuat lagu. Ia dipecat dari sekolahnya sebagai guru atas alasan melanggar syariat Islam yang tak cukup jelas.
Sebagai sesama alumni IAIN, saya percaya ia akan tetap berkiprah dengan kemampuannya. Dogma alumni IAIN itu sederhana: menjadi manusia bermanfaat.