Merasa benar sendiri dan paling saleh seringkali menjadi pemicu masalah di tengah masyarakat. Karena merasa paling dekat dengan Tuhan, membuat sebagian orang begitu mudahnya menyalahkan dan menuding orang lain. Mestinya, perasaan dekat dengan Tuhan itu membuat manusia semakin takut dan beradab, bukan malah menebar ketakutan dan membuat orang lain tidak nyaman. Maka dari itu, Komunitas Musisi Mengaji (KOMUJI) Jakarta kali ini menggelar diskusi dengan tema “Saleh Tanpa Menghakimi”..

“Perasaan dekat dengan Tuhan yang kemudian seringkali tidak bisa dikendalikan, menyebabkan kita mudah menghakimi orang lain, bahkan sampai mengatakan sesat dan keluar dari ajaran Islam (kafir),” jelas Kikan Namara Ketua Komunitas Musisi Mengaji (KOMUJI) Chapter Jakarta dalam keterangan tertulisnya.

Padahal, lanjut Kikan, seberapa dekat seorang manusia kepada Tuhannya memiliki banyak ukuran. Ukuran kesalehan bukan ukuran tunggal dan seragam. Kesalehan manusia sejatinya hanya diketahui oleh Allah Swt.

“Jadi kesalehan sebagai representasi kedekatan kita kepada Allah SWT, harusnya diwujudkan dengan meningkatkan kualitas diri dan interaksi terhadap Tuhan,” jelas Kikan.

Kikan berharap tema Kajian Picnikustik kali ini semakin memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang makna kesalehan melalui pemaparan dua narasumber; Ulil Abshar Abdalla dan Sakdiyah Makruf.

“Supaya dengan pemahaman tersebut bisa membentuk sikap saling memahami antara perbedaan di antara kita semua,” jelas Kikan.

Sebagaimana biasanya, Picnikustik KOMUJI akan diserukan dengan berbagai performance musis tanah air; Kikan, Candil dan Costaroy. Dan dipandu oleh dua presenter kawakan; Alga Indria dan Irgi Fahrezi.

Sebagai informasi, Picnikustik kali ini akan diselenggarakan dan bertempat di Selasar Gedung Medco Ampera. Jl. Ampera Raya No. 18- 20, Jakarta Selatan. Hari: Rabu, 30 Oktober 2019. Pukul, 17.30-22.30 (Sumber: Hengki)

Komentar