Dr. Ali Imron
Beredar viral di internet, bahwa doa berbuka puasa yang populer beredar di masyarakat, yang berbunyi “Allahumma laka shumtu…dst” adalah dhaif.
Benarkah demikian? Sebagai orang yang tiap hari bergelut dengan studi hadis, saya tergelitik untuk urun rembug.
Penilaian kedhaifan di atas tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak 100 % bisa dibenarkan. Mengapa demikian? Karena para ulama berbeda pendapat tentang hadis ini. Ada yang mendhaifkan, seperti al-Albani, tapi ada juga yang menganggapnya hadis hasan (baik), seperti al-Tirmidzi.
Doa “Allahumma laka shumtu” adalah potongan dari hadis Nabi yang diriwayatkan dari setidaknya lima jalur: 1] Jalur Ali bin Abi Thalib, 2] Jalur Ibnu Abbas, 3] Jalur Anas bin Malik, 4] Jalur Ma’adz bin Zuhrah, 5] Jalur Abu Hurairah. (Redaksi lengkapnya di bawah).
Dari kelima jalur ini, jalur pertama (jalur Ali bin Abi Thalib), kedua (jalur Ibnu Abbas), dan jalur ketiga (jalur Anas bin Malik), fix tidak terlepas dari perawi dhaif (lemah) dengan intensitas yang berbeda-beda. Ada yang parah, ada pula yang sedang.
Adapun jalur keempat dan kelima relatif lebih baik.
Jalur keempat (Ma’adz bin Zahrah), dikritik banyak ulama sebagai hadis mursal, mengingat Ma’adz ini adalah seorang tabi’in senior yang tidak pernah bertemu Nabi, meski ada ulama yang menganggapnya sebagai shahabat yunior.
Namun perlu diingat, Ma’adz bin Zuhrah ini adalah perawi yang Tsiqqah. Imam Ibnu Hibban memasukkannya dalam daftar perawi tsiqqah dalam kitab al-Tsiqqat. Jadi meski Ma’adz tidak menyebut nama sahabat dalam sanad hadis di atas, para ulama percaya bahwa Maadz ini kecil sekali kemungkinannya untuk berdusta.
Dalam hal ini, hadis seperti ini dapat dikategorikan sebagai mursal tsiqqah. Madzhab empat (Hanafi, maliki, Syafi;i, dan Hambali), menerima hadis mursal tsiqqat ini sebagai hujjah dalil, meski ada yang menerima mutlak dan ada yang dengan catatan.
Karena itulah, Imam al-Syaukani menyebut hadis ini dihasankan oleh Imam al-Tirmidzi. Di sana beliau berkata:
وعن معاذ بن زهرة: «أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: اللَّهُمْ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ» رواه أبو داود حديث أنس حسنه الترمذي،
Dari Ma’adz bin Zuhrah, bahwa telah sampai kepadanya bahwasanya NAbi Saw ketika berbuka beliau membaca: “Allahumma laka shumtu wa ala rizkika afthartu). Hadis ini diriwayatkan Abu Dawud dari Anas, diHASANkan oleh al-Tirmidzi.
(Nailul Authar, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), juz 4, hlm. 283)
Sementara jalur kelima (jalur Abu Hurairah), malah bersih dari masalah. Semua perawi yang ada dalam sanadnya tidak ada yang dhaif.
Jadi bila Anda terbiasa baca doa Allahumma laka shumtu, tidak usah takut dicap bid’ah bila meneruskan kebiasaan tersebut.
****
NB: Berikut lampiran redaksi kelima jalur tersebut.
1. Jalur Ali bin Abi Thalib. Jalur ini tercatat dalam kitab al-Mathalib al-Aliyah karya Ibnu Hajar al-Asqalani.
(1118)- [1074] وَقَالَ الْحَارِثُ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحِيمِ بْنُ وَاقِدٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ عَمْرٍو، ثنا السَّرِيِّ بْنِ خَالِدِ بْنِ شَدَّادٍ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه، قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ: ” يَا عَلِيُّ، إِذَا كُنْتَ صَائِمًا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فَقُلْ بَعْدَ إِفْطَارِكَ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، يُكْتَبُ لَكَ مِثْلُ مَنْ كَانَ صَائِمًا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا ”
2. Jalur Anas bin Malik, yang kemudian tercatat dalam kitab Mu’jam al-Shaghir dan Mu’jam al_Awsath karya al-Thabrani.
(913)- [51] حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ شَبِيبٍ الْعَسَّالُ الأَصْبَهَانِيُّ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَمْرٍو الْبَجَلِيُّ، حَدَّثَنَا دَاوُدُ الزِّبْرِقَانُ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ [ ج 2 : ص 52 ] أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ” إِذَا أَفْطَرَ، قَالَ: بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ، لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ “، لَمْ يَرْوِهِ عَنْ شُعْبَةَ، إِلا دَاوُدُ بْنُ الزِّبْرِقَانِ، تَفَرَّدَ بِهِ إِسْمَاعِيلُ بْنُ عُمَرَ، وَلا كَتَبْنَاهُ إِلا عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ
3. Jalur Ibnu Abbas, yang kemudian tercatat dalam kitab Mu’jam al-Kabir karya al-Thabrani.
(12559)- [12720] حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ، ثنا يُوسُفُ بْنُ قَيْسٍ الْبَغْدَادِيُّ، ثنا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ هَارُونَ بْنِ عَنْتَرَةَ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: ” لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ”
4. Jalur Muadz bin Zuhroh. Jalur ini sampai kepada Imam Abu Dawud (dalam kitab Sunan Abu Dawud) dan al-Baihaqi (dalam kitab Sunan al-Kubra).
(2014)- [2358] حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ، قَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ (رواه أبو داود)
(7515)- [4 : 239] أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الرُّوذْبَارِيُّ، أنبأ أَبُو بَكْرِ بْنُ دَاسَةَ، ثنا أَبُو دَاوُدَ، ثنا مُسَدَّدٌ، ثنا هُشَيْمٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيَّ كَانَ ” إِذَا أَفْطَرَ، قَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ (رواه البيهقي)
5. Jalur Abu Hurairah, yang kemudian tercatat dalam kitab al-Mushannaf Ibnu Abi Syaibah. Inilah jalur yang paling bagus.
(9531)- [2 : 511] حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ أَبِي هريْرَةَ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ إذَا صَامَ، ثُمَّ أَفْطَرَ، قَالَ: ” اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ “، قَالَ: وَكَانَ الرَّبِيعُ بْنُ خُثَيْمٍ يَقُولُ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعَانَنِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرت
*Dosen Ilmu Hadis UIN SUKA Jogja