Salah satu ciri kedewasaan seseorang adalah bagaimana dia pintar menyikapi suatu persoalan atau keadaan yang tengah dialami dan dirasakannya, juga dialami dan dirasakan orang lain. Respon terhadap keadaan ini berkait erat dengan cara berpikir dan tingkat empatinya.
Kedewasaan tidak selalu identik dengan umur seseorang. Ada orang yang umurnya sudah tidak muda lagi, bahkan mungkin bisa disebut tua, tetapi cara berpikir dan sikapnya masih kekanak-kanakan (childish). Ada juga orang yang umurnya masih muda, tetapi cara berpikir dan bersikapnya sangat dewasa (mature).
Apa sebenarnya yang memengaruhi cara berpikir dan bersikap seseorang? Jawaban atas pertanyaan ini tentu beragam. Hemat penulis, cara berpikir dan bersikap seseorang sangat dipengaruhi oleh bacaan, pergaulan, serta pengalaman hidupnya.
“You are what you read”, demikian sebuah ungkapan menyatakan. Ya, cara berpikir dan bersikap kita bisa dipengaruhi oleh bacaan kita. Bacaan yang baik, positif, penuh nilai akan menjadikan seseorang pribadi yang baik, positif dan penuh nilai. Sebalik keadaan, bacaan yang buruk, negatif, minus nilai akan menjadikan seseorang pribadi yang buruk, negatif, minus nilai.
“Tentang seseorang, tanyalah dengan siapa dia bergaul. Karena pergaulan akan sangat memengaruhi sikapnya”, demikian ungkap sebuah kalimat bijak. Ya, pergaulan sangat berpengaruh pada perilaku seseorang. Bergaul dengan orang-orang baik, akan menjadikan seseorang sebagai pribadi yang baik. Pun demikian, bergaul dengan orang-orang berperangai buruk, akan menjadikan seseorang berperilaku buruk.
“Pengalaman adalah guru terbaik”. Ya, belajar dari pengalaman adalah cara belajar terbaik. Karena pengalaman mengajarkan segalanya, yang tidak diajarkan di bangku sekolah. Pengalamanlah yang akan membentuk pribadi seseorang. Pengalaman pula yang akan terus melekat kuat dalam benak seseorang.
Baik, setelah kita mengetahui beberapa hal yang memengaruhi cara berpikir serta bersikap seseorang, maka kita akan dengan mudah memahami mengapa seseorang itu berpikir dan bersikap kekanak-kanakan, dan mengapa pula seseorang berpikir dan bersikap secara dewasa.
Sesekali coba perhatikan orang-orang di sekeliling kita. Bagaimana mereka menyikapi dan merespon persoalan serta keadaan yang tengah mereka alami dan rasakan. Orang-orang yang pintar merasa, peka terhadap keadaan yang tengah terjadi, akan berpikir sebelum bertindak, mendahulukan rasa sebelum berucap dan bersikap. Karena mereka khawatir, jangan-jangan ucapan, tindakan serta sikapnya akan menyakiti dan melukai perasaan orang lain. Inilah yang bisa disebut sebagai sikap dewasa, pintar merasa, peka terhadap keadaan.
Sedangkan orang-orang yang tidak tidak pintar merasa, mungkin justru merasa pintar, tidak peka terhadap keadaan yang tengah terjadi, tidak peduli dengan kondisi, akan bertindak tanpa berpikir, berucap tanpa merasa apakah ucapannya menyakiti atau melukai perasaan orang lain. Inilah yang bisa disebut dengan sikap kekanak-kanakan, merasa pintar, tidak peka terhadap keadaan, serta abai terhadap kondisi di sekitarnya.
Semoga kita termasuk orang yang bersikap dewasa, pintar merasa, bukan merasa pintar.
* Ruang Inspirasi, Ahad, 14 November 2021.