Abd. Halim*

Bayangkan, suatu ketika kita sedang mengalami kelaparan, tiba-tiba atasan kita mengundang kita dalam sebuah jamuan makan di warung makan atau restoran ternama kesukaan kita. Kita bisa hadir dan dipersilahkan memakan sepuasnya. Lantas, apa yang harus kita lakukan? Tidak usah berpikir panjang, nikmatilah jamuan itu karena itu adalah bagian dari rezeki. Lantas, bagaimana jika ada orang kelaparan kemudian diundang ke jamuan prasmanan gratis, namun ia enggan untuk makan? Orang yang semacam ini nampaknya orang yang rugi.

Begitulah kira-kira perumpamaan kita di bulan Ramadan ini. Bulan Ramadan disebut sebagai bulan Alquran (syahrul Quran) karena di bulan ini Alquran diturunkan. Sedangkan Nabi Muhammad Saw. Dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa Alquran adalah jamuan hidangan dari Tuhan (ma’dubatullâh). Jadi dapat disimpulkan bahwa bulan Ramadan—yang disebut sebagai bulan Quran—adalah jamuan dari Allah Swt kepada kita.

Ruhaniyah kita sejatinya sedang kelaparan dan membutuhkan asupan gizi. Nah, bulan Ramadan ini adalah jamuan dari Tuhan (ma’dubatullah) karena ia adalah bulan Alquran. Jika jiwa kita sedang kelaparan, namun tidak sedikitpun mengambil bagian dari jamuan ruhaniah ini, maka sungguh kita akan menjadi orang yang merugi. Jamuan-jamuan Tuhan ini adalah ibadah puasa itu sendiri dan amaliah-amaliah sunnah lainnya termasuk membaca dan mentadabburi Alquran.

Imam al-Hakim meriwayatkan sebuah hadis tentang keutamaan Alquran
“Sesungguhnya Alquran adalah jamuan dari Allah. Maka menghadaplah ke jamuanNya semampu kalian. Sesunggguhnya Alquran ini adalah tali Allah, cahaya yang nyata, menjadi obat yang bermanfaat, menjadi penjaga bagi siapa saja yang berpegang teguh padanya, menjadi penyelamat bagi yang mengikutinya.” (Riwayat al-Hakim)

Dalam riwayat lain dalam kitab Mushannaf Abdurrazzaq, dikisahkan bahwa Rasulullah bersabda, “Rumah yang di dalamnya dibaca Alquran, akan banyak kebaikannya; diluaskan rizekinya; para malaikat hadir; sedangkan setan-setan pergi; rumah yang tidak dibaca Alquran di dalamnya akan menjadi sempit dan sedikit kebaikannya serta malaikat meninggalkannya dan setan-setan akan hadir.” (HR Arrazzaq).

Mari kita ambil bagian dalam bulan mulia ini di mana Allah menjamu kaum muslimin dengan suguhan-suguhan ruhaniah yang luar biasa ini. Bisa dalam bentuk mendaras Alquran, merenunginya, menyampaikan nilai-nilai yang ada di dalamnya, serta mengamalkan apa yang ada di dalamnya. Semoga!

Komentar