Islamsantun.org. Ismail Yusanto kembali menerangkan arti pentingnya keberadaan khilafah di dunia. Menurutnya, khilafah harus tegak karena pasti memberi kebaikan yang riil dan nyata.

Mata Ismail Yusanto melihat bahwa khilafah tidak pernah membuat orang sengsara. Sejarah mencatat, berdirinya khilafah tidak pernah membuat dunia luluhlantak dan membinasakan dunia. Menurut Ismail Yusanto, justru adanya khilafah malah mambuat manusia dan dunia digdaya. Ini diucapkan di channel youtub UIY Official, pada 14 Januari 2022.

Hingga Ismail Yusanto memberi kesimpulan bahwa khilafah wajib dan harus terus digelorakan dan ditegakkan. Pikiran sadar Ismail mengatakan, “Allah Swt dalam risalahnya menyebutkan, bahwa rahmatan lil alamin akan terwujud, jika dan hanya jika, ketika Islam tegak, risalahnya atau syariatnya diterapkan di tengah kehidupan masyarakat, dalam seluruh unsur kehidupan.

Ismail Yusanto menyebut bahwa “itulah kerahmatan, kesucian, ketentraman, kebaikan, keamanan, dan semua hal baik yang diinginkan manusia bakal terwujud. Dan kerahmatan itu akan terwujud setelah usaha menegakkan risalah Islam itu berhasil.

Dan itu pula yang telah dibuktikan oleh sejarah. Bagaimana perjuangan baginda Rasulullah dan sahabat akhirnya bisa menegakkan Islam di Madinah. Kemudian dilanjutkan oleh para Sahabat, oleh Tabiin, dan para khulafah ar-Rasyidin dan sesudahnya. Sampai runtuh khalifah Utsmani. Setelah itu tidak ada lagi kehidupan Islam.”

Ismail Yusanto Menyogok Umat?

Dengan alibi atau tepatnya sogokan sejarah, Ismail Yusanto mencoba untuk memainkan psikologis orang yang menonton youtubnya. Bahwa dengan fakta sejarah demikian, diandaikan orang secara telak ikut, karena argumentasi yang masuk akal.

Dengan begitu pula, kemudian Ismail Yusanto mengajak umat untuk terlibat aktif, sebagaimana bahasanya dia, “orang muslim punya kewajiban untuk mewujudkan kembali kehidupan Islam, agar kerahmatan yang dijanjikan Allah itu akan terwujud.”

Sampai-sampai Ismail Yusanto memberikan taktik dan cara untuk menuju ke sana. Meski ini sebenarnya sudah lawas permainan Ismail Yusanto dalam menghidupkan wacana tegaknya khilafah, maka bagi saya penting untuk terbentangkan kepada pembaca, setidaknya pembaca sadar atau tahu bagaimana taktik yang Ismail Yusanto mainkan.

Caranya, menurut Ismail, adalah dengan menjalankan syariat Allah dan torikah dakwah Rasulullah, yakni syariat Islam. Syariat Islam di sini adalah dakwah seperti HTI.

Dengan cara tersebut, memperjuangkan Islam, negara Islam, syariat Islam, khilafah Islam, akan membawa kepada kebaikan. Kepada kehidupan ideal manusia.

Bahkan menurutnya, arti perjuangan Islam tidak bakal membawa kepada kehancuran, tetapi justru kepada kebaikan. Dalam arti bahwa perjuangan Islam tidak mungkin membawa kepada kehancuran. Fakta tidak pernah menunjukkan hal itu.

Teori Pembalikan Khilafah

Bagi Ismail Yusanto, siapa saja yang mengira-ngira atau menyebut bahwa perjuangan tegaknya Islam, terwujudnya syariat dan khilafah, akan membawa kepada kehancuran bagi peradaban dunia. Itu adalah hal yang tidak didasarkan kepada fakta impirik maupun fakta sejarah apalagi fakta ajaran.

Yang menghancurkan dunia dan manusia, menurutnya, “justru kekuatan selain Islam. Seperti kekuatan sekuler dan kapitalisme Barat. Dia mencontohkan seperti yang terjadi pada perang dunia pertama dan perang dunia ke dua. Siapa yang membuat kehancuran di berbagai belahan dunia di Vietnam dan lain. Jutaan manusia tewas. Buka khilafah. Tapi kekuatan negar-negara Barat”, sebut Ismail.

Kendati menurut Ismail, seharusnya tangan atau telunjuk manusia muslim diarahkan ke sana. Kepada siapa yang memperburuk dunia dan citra muslim: Barat. Oleh karena itu, menurut Ismail Yusanto, menjadi kewajiban kita sebagai seorang muslim, berusaha sekuat tenaga, sambil terus meyakinkan saudara kita, bahwa kesanalah perjuangan semestinya harus dilakukan dan hanya dengan perjuangan tegakkan syariah, menjadikan sistem khilafah yang dijanjikan Allah, akan terwujud.

Sampai di sini, apakah omongan Ismail Yusanto benar? Ismail tampak bergulat pada teologi Islam awal yang sudah tertinggal. Bahkan Ismai terkesan “memanipulasi” umat dengan ajaran-ajaran agama, hanya sekadar ingin menegakkan khilafah. Dan ingat, kaum ekstrem seperti Al-Qaeda, Deash, Al-Nusra, Takfiri, dan eks-FPI bergelayut dan menjadi biang radikalisme dan terorisme, yang mebunuh, dan melakukan kekerasan kepada suadaranya karena punya pemikiran yang sama dengan Ismail Yusanto: ingin menegakkan negara Islam.

Komentar