Muhammad Alfatih Suryadilaga*

10 Juni 2019 adalah hari media sosial di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini dicetuskan empat tahun yang lalu yakni tahun 2015 oleh Handi Irawan Presiden Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA-Indonesia). Sosok Irawan ini adalah merupakan seorang motivator sekaligus penulis berbagai majalah bisnis ternama mencetuskan beragam peringatan penting di Indonesia yaitu hari marketing Indonesia dan hari pelanggan nasional. Selain itu, Handi Irawan sesuai dengan kapasitasnya juga menciptakan beragam top brand Indonesia.

Hari Media Sosial ini diperingati dalam rangka mengedukasi masyarakat Indonesia atas budaya baru yaitu sosial media yang merupakan bagian gaya hidup seseorang di era kekinian. Demikian juga, melalui media sosial inilah sekarang dapat dilihat perilaku seseorang yang dapat dilihat dan memiliki dampak yang tidak saja positif melainkan juga negatif. Dengan demikian, melalui peringatan hari sosial media inilah menjadikan bangsa Indonesia melek sosial media dengan baik.

Media sosial merupakan salah satu teknologi komunikasi modern dengan basis web atau aplikasi. Media ini mampu mengubah tatanan pergaulan sosial yang selama ini yakni melalui saling bertemu wajah langsung dengan tatanan yang tanpa sekat dan waktu dapat interkasi satu dengan yang lainnya yang dapat dinikmati dengan beragam bentuk yakni informasi teks, audio, video, gambar dan sebagainya. Hal ini termasuk fenomena iedul fitri 1440 H. yang dapat merubah tatanan gaya silaturrahim dengan kolega melalui jejaring medos yang ada. Kecuali dengan orang terdekat beragam ucapan iedul fitri dapat dikrim dengan media sosial tersebut sehingga tradisi berkunjung saat lebaran menjadi berkurang. Atau ajaran agama lainnya juga dapat berimbas dengan tatanan dunia baru ini. Demikian juga, pertemanan yang cukup lama tidak berkomuniakasi dapat dipertemukan lewat media ini. Sehingga, kehidupan sekarang seolah meniadakan sekat tempat dan waktu. Melalui media sosial ini terjadi pergeseran dalam berkomunikasi di kalangan masyarakat termasuk dalam beragama dan memahami ajaran di dalamnya.

Media sosial dengan beragam alat telah menjadikan bagian kehidupan masyarakat. Hal inilah yang menjadikan semua orang dapat melakukan akses seiring dengan kemudahan yang ada. Masyarakat dapat memilih media sosial yang ada antara lain Twitter, Facebook, Path, Youtube, Watshap, Google Plus, Pinterest, dan sebagainya. Sehingga, kenyataan terjadi jika sewaktu Watshap dan Facebook sedang down, semua orang kelabakan dan bahkan nyaris denyut nadi kehidupan di dunia maya terhenti. Setidaknya, mereka yang mengandalkan bisnis tidak dapat melakukan promosi dan kegiatan lainnya juga berimbas. Bahkan informasi apapun susah diperoleh dengan mudah. Padahal sebelumnya dengan hanya klik share saja sudah dapat menyebarkan informasi dan berita. Dengan demikian, diperlukan adanya filter yang tentu saja melalui diri sendiri dengan menyesuaikan kaidah dan tatanan yang ada baik dalam agama maupun budaya Indonesia.

Ragam media sosial sebagai sarana komunikasi sangat beragam. Hal tersebut tidak saja melalui sosial networking di atas melainkan juga dapat berupa situs blog. Bentuk ini dikategorikan sebagai medos dikarenakan pemilik dan pembaca dapat berinteraksi di dalamnya. Hal ini seperti ditemukan dalam http://islamsantun.org/, http://santritulen.com/, https://bincangsyariah.com/ dan lain sebagainya. Beragam situs tersebut belakangan semakin marak di dunia maya dengan beragam spesifikasi konten isi di dalamnya ada yang mengkaji agama, budaya, hadis, al-Qur’an, hukum, pesantren dan sebagainya. Mereka itu dapat dilihat dari Selain beragam media tersebut juga terdapat komunitas online atau dikenal dengan forum seperti kaskus.co.id, bersosial.com, indowebster.com dan lain sebagainya. Dengan demikian, ragam media sosial sekarang sangat beragam yakni dalam bentuk situs blog, online forum dan sosial network. (MAS)

Komentar