Islamsantun.org. Dalam diri setiap manusia terdapat sebuah tempat khusus yang menyimpan ‎segala rasa; cinta, benci, rindu, dendam, senang, sedih, bahagia, nestapa, haru, bangga, kecewa, putus, ‎asa, dan beragam rasa lainnya… tempat itu bernama ‘hati’.‎

Ya, hati adalah muara tempat berkumpulnya segala rasa yang berkecamuk ‎dalam diri kita. Hati, yang dalam bahasa arab disebut ‘qalb’, mengandung ‎makna ‘bolak-balik’. Hati memang mudah berubah-ubah. Suatu saat kita ‎senang dan bahagia, di saat lain kita sedih dan kecewa. Kadang kita merasa ‎berbunga-bunga, tidak jarang pula kita merasa tersayat-sayat sembilu. Semua ‎rasa itu akan selalu hadir menemani hari-hari kita sepanjang hayat kita.‎

Seringkali kita merasa sulit memahami hati kita. ‎Kadang kita merasa begitu bahagia, tetapi di saat yang sama kita juga merasa ‎sedih dan gelisah. Kadang semangat hidup begitu menyala-nyala, tetapi ‎kemudian redup dan akhirnya sirna. Sungguh, hati memang begitu susah ‎diduga. Tepat sekali gambaran yang diungkap oleh sebuah kalimat sederhana, ‎‎“dalamnya laut dapat diukur, tapi dalamnya hati tak dapat diterka.‎

Hati memang misterius… perasaan yang sudah begitu lama terkubur dalam, ‎tiba-tiba muncul tanpa bisa kita menolaknya…‎

Seringkali kita mendengar ungkapan, “ikuti kata hatimu!” Hemat saya, mengikuti ‎kata hati bisa memunculkan dua hal yang berbeda. Kadang berakibat positif, ‎tetapi tidak jarang juga berakibat negatif. Positif, jika kata hati itu mengajak ‎kita menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermakna. Negatif, jika kata hati ‎itu justru akan melenakan kita, membawa kita jatuh terperosok ke dalam ‎lubang yang menghancurkan kehidupan kita.‎

Perasaan-perasaan yang hadir silih berganti dalam kehidupan kita, memang ‎tidak bisa kita elakkan. Satu hal yang dapat kita lakukan adalah memenej atau ‎mengatur perasaaan-perasaan tersebut. Memahami hati itulah kuncinya!‎

Hati-hatilah dengan hatimu! Jangan sampai perasaan yang kita ikuti justru ‎akan membawa kita pada kesengsaraan berkepanjangan.

Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita sebuah doa untuk menenangkan hati dan meneguhkan hati kita tetap pada jalan Allah. “Ya Muqalliba al-Qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinika (wa ‘ala tha’atika)”. Wahai Yang Maha membolak-balikkan hati. Tetapkanlah hatiku pada agama (Mu) dan pada ketaatan (kepada-Mu).

Jagalah selalu hati ‎kita. Aturlah selalu perasaan kita. Semoga kita dapat memahami hati, ‎sehingga akhir dari perjalanan hidup ini adalah kebahagiaan yang kita damba.‎

* Ruang Inspirasi, Ahad, 12 September 2021.

Komentar