Islamsantun.org. Peringatan hari-hari besar agama punya tujuan mulia untuk meneladani Rasulullah dan para tokoh penting lainnya yang menjadi panutan dalam beragama. Misalnya peringatan Maulid Nabi, Nuzulul Qur’an, Idul Fitri, Idul Adlha, termasuk yang baru saja berlalu, yaitu Isra Mi’raj.

Tema perempuan menjadi salah satu topik yang mendapatkan perhatian sangat besar dalam sumber otentik ajaran Islam. Maka, tidak mengherankan jika dalam peristiwa-peristiwa yang dirayakan sebagai hari-hari besar Islam, sesungguhnya juga ada peran perempuan yang sangat signifikan.

Ada Sayyidah Hajar yang punya peran sangat penting dalam peristiwa yang diperingati dengan Idul Adlha, bahkan dalam rangkaian ibadah Haji. Ada Sayyidah Aminah yang hamil dan melahirkan Baginda Rasulullah Saw tanpa didampingi suami yang telah wafat dalam peristiwa yang diperingati sebagai Maulid Nabi.

Ada Sayyidah Khadijah yang tidak hanya menjadi perempuan, tetapi bahkan orang pertama yang beriman atas kenabian suami tercinta. Bahkan sebelum Nabi Muhammad Saw sendiri meyakininya. Ini adalah peristiwa besar terkait turunnya al-Qur’an yang diperingati sebagai Nuzulul Qur’an.

Siapakah perempuan penting di balik peristiwa Isra Mi’raj yang diperingati setiap bulan Rajab dan tahun ini baru saja berlalu?. Siapakah perempuan sangat mulia yang wafatnya membuat Rasulullah Saw sangat sedih dan menjadi salah satu sebab tahun itu disebut ‘Amul Huzni (Tahun Berduka) yang melatari Isra Mi’raj? .

Dialah Sayyidah Khadijah RA!

Sosok istri seperti apakah beliau? Tergantung sepenuhnya pada nafkah suami atau sebaliknya menjadi perempuan pebisnis tangguh sehingga mampu mendukung perjuangan suami? Sosok perempuan yang pasif menunggu dilamar laki-laki ataukah aktif dengan menjadi pihak pelamar?

Sosok istri seperti apakah beliau? Muda dengan pengalaman yang terbatas ataukah dewasa dan berkepribadian matang saat menikah dengan Rasulullah Saw? Menunggu komando dari suami dalam segala hal ataukah sebaliknya penuh inisiatif? Menjalani bahtera perkawinan selama 25 tahun dalam poligami ataukah monogami?

Pertanyaannya: apakah pemaknaan Isra Mi’raj kerap dikaitlan dengan perempuan? Jika iya, tentang beliaukah? Jika tidak, lalu tentang siapa? Apa pesan Isra Mi’raj pada perempuan?

Ternyata narasi tentang perempuan yang cukup populer dalam peringatan Isra Mi’raj adalah tentang perempuan yang menjadi mayoritas penduduk neraka dengan beragam jenis dosa yang masing-masing lakukan. Sayangnya kadang tidak disertai pesan penting bahwa tidak seorang pun masuk neraka karena menjadi perempuan, melainkan karena perbuatan buruknya.

Bandingkan narasi tentang surga sebagai taman indah yang dipenuhi bidadari-bidadari molek yang siap melayani para penghuninya. Kadang tidak disertai dengan ayat al-Qur’an yang mengingatkan bahwa gambaran surga yang bersifat materi hanyalah perumpamaan (matsal). Di samping itu, kadang tidak pula disertai dengan penegasan bahwa tidak seorang pun masuk surga karena menjadi laki-laki, melainkan karena perbuatan baiknya.

Laki-laki dan perempuan sama-sama hanya masuk surga atau neraka karena amal perbuatannya masing-masing, bukan karena jenis kelaminnya!

Jadi, agama telah menyediakan sekian banyak kisah perempuan sangat inspiratif yang berperan penting dalam peristiwa-peristiwa di balik peringatan hari-hari besar Islam. Namun narasi keagamaan yang berkembang kerap bias sehingga alih-alih menguatkan, malah melemahkan perempuan.

Yuk mari bersama kita ikhtiyar untuk #BreakTheBias dalam sendi kehidupan apapun yang sedang ditekuni, termasuk dalam pemaknaan hari-hari besar Islam. Karena bulan Rajab belum lama berlalu, boleh dong ya kita gelar Ngaji KGI Reguler #25 dengan tema “Memecah Bias Pemaknaan Isra Mi’raj”.

Ada narasumber tamu mbakyu senior yang selalu mengajarkan untuk berani “Merebut Tafsir”, yaitu mbak Lies Marcoes . Di sebuah episode Ngaji KGI sebelumnya, beliau pernah secara selintas menjelaskan tentang Isra Mi’raj yang memberiku ‘Aha Moment’. Bayangkan selintasnya saja begitu, apalagi kali ini memang sedang jadi fokus.

Mbak Lies insya Allah juga berbagi tentang Konsep Bias yang seharusnya disampaikan dalam 1 semester. Tentu, kita tidak hanya perlu memecahkan bias, tapi juga bagaimana re-aktivasi Isra Mi’raj untuk pembebasan perempuan dari sistem kehidupan zalim yang membelenggunya.

Dimensi spiritual Isra adalah juga perjalanan horizontal untuk membebaskan diri dari keterikatan sangat erat dengan sesama makhluk agar bisa melakukan Mi’raj sebagai perjalanan vertikal untuk benar2 luruh hanya terikat dan menghamba pada Allah semata.

Bagaimanakah perempuan secara spiritual bisa melakukan “Isra Mi’raj” untuk membebaskan diri dari keterikatan sangat erat dg sesama makhluk bahkan dari penghambaan pd sesama makhluk, terutama akibat jebakan sistem patriarki? Nah!

Kalau narasumbernya suhu kayak mbak Lies, kita tidak hanya bisa belajar merespon sebuah isu tapi juga strategi merespon isu serupa lainnya. Siapkan buku kosong yuk untuk mencatat banyak poin penting yy perlu kita ingat-ingat terus! Jangan sampai ketinggalan ya!

Seperti biasa, teman2 yang sudah tergabung di Lingkar Ngaji KGI tidak perlu daftar lagi. Yang belum, silahkan isi form pendaftaran berikut ini:

https://bit.ly/DaftarLingkarNgajiKGI

Ngaji KGI Reguler #25, Jum’at 11 Maret 2022, Jam 19.30 WIB.

Seperti biasa juga, Ngaji akan ditemani mbak Hasna A Fadhilah, mbak Ayu Sri Rahayu, mbak Dinnar Nabila dan mbak Ica Aisyah Naura selaku Tim Ngaji KGI.

Juga, didukung oleh CMM (Cak Masykur Management): EO Terhandal Era Digital. Makasih ya Cak Masykurudin Hafidz Nok Qonita Ulya abang Nixigo Sasvito neng Fithria Alawiyah dan aa Mukhtar Thalibs yang secara bergantian jaga gawang Zoom.

Semoga ikhtiyar kecil mungil ini bisa memberi energi spiritual kuat untuk madep mantep hanya tunduk mutlak pada Allah dengan tunduk pada nilai kebaikan bersama. Aamiin yra.

Pamulang, 9 Maret 2022
Salam KGI

Komentar