Islamsantun.org. Ya Ilahi, ketika Engkau berkehendak untuk menciptakan Nabi Adam, Engkau berfirman kepada bumiMu: “Sesungguhnya Aku ingin menciptakan darimu satu jenis makhluk. Di antara mereka ada yang tunduk kepadaKu, ada pula yang durhaka kepadaKu. Barangsiapa tunduk kepadaKu, maka Aku akan memasukkannya ke surga. Dan barangsiapa durhaka kepadaKu, maka Aku akan memasukkannya ke neraka.”

Sehabis menyimak firmanMu, bumi langsung menangis sejadi-jadinya. Karena itu, muncullah berbagai mataair hingga hari kiamat. Yaitu mataair-mataair kepedihan dan penderitaan.

Ya Ilahi, itukah sebabnya kenapa duka dan bencana seringkali terjadi di bumi ini, menimpa anak cucu keturunan Adam, nabiMu yang pertama? Itukah pula sebabnya, kehidupan di dunia ini menjadi sedemikian fana?

Ya Ilahi, di kebun kehidupan yang seringkali menagih darah dan air mata ini, tolong, tolong bimbing kami untuk senantiasa fokus dan tertuju kepadaMu, anugrahi kami kesanggupan membuang segala sesuatu selainMu dari hati kami, agar penderitaan tergantikan oleh senyuman dan ketulusan, agar duka-nestapa tergantikan oleh ketenteraman dan bahagia.

Ya Ilahi, berbagai kemungkinan dalam hidup ini telah menawarkan kepada kami tidak saja kesenangan, tapi juga bencana dan dukana. Setiap gang, setiap pintu, setiap jalan bisa menjadi sumber malapetaka bagi kami. Ya Ilahi, hanya kebersamaan denganMu yang bisa menebus semua itu.

Ya Ilahi, itukah sebabnya kenapa bumi tidak mau ketika bagiannya akan diambil untuk dijadikan orang-orang yang pada akhirnya akan masuk neraka? Tapi kehendakMu harus terjadi. SekenarioMu mesti menjelma kenyataan.

Malaikat Jibril pun yang Kau perintahkan untuk mengambil bagian dari bumi itu akhirnya tidak jadi. Ia diusir oleh bumi, lalu kembali lagi kepadaMu dengan tangan hampa. Tidak membawa tanah walau hanya segenggam.

Lalu Kau utus ya Ilahi, dua malaikatMu yang lain, yaitu Malaikat Mikail dan Malaikat Israfil. Tapi keduanya juga sama, yaitu kembali dari bumi dengan tangan yang hampa pula.

Tapi ya Ilahi, ketika Kau utus malaikatMu yang bernama ‘Azrail, dia tidak peduli dengan sumpah-serapah bumi untuk tidak diambil bagiannya. Dia begitu tega. Dia tetap saja mengambil bagian dari bumi itu dan dipersembahkan kepadaMu untuk dijadikan manusia pertama yang tak lain khalifahMu sendiri yang bernama Adam.

“Karena engkau begitu tega dan pemberani, maka Kuberi tugas engkau untuk mencabut nyawa umat manusia,” firmanMu kepada Malaikat ‘Azrail.

Ya Ilahi, sudah sedemikian banyak anak-cucu keturunan Nabi Adam yang dicabut nyawanya oleh Malaikat ‘Azrail. Baik orang-orang bertakwa maupun orang-orang jahat tak luput dari jangkauannya. Mereka sudah dikirim ke alam keabadian oleh malaikatMu itu.

Banyak di antara mereka yang dicabut nyawanya dalam keadaan sakit hingga manusia menyangka bahwa sakit itulah yang mengantarkan mereka kepada kematian. Sebab itu, rata-rata manusia takut terhadap sakit karena mereka membayangkan kematian yang dipandang begitu mengerikan.

Banyak pula di antara mereka yang mati secara mendadak oleh berbagai macam bentuk kecelakaan, oleh peperangan dan lain sebagainya. Seolah ada hubungan kausalitas antara berbagai penyakit dengan kematian, padahal sesungguhnya tidak, tidak.

Ya Ilahi, sesungguhnya Malaikat ‘Azrail itu hanyalah merupakan perpanjangan tanganMu. Sebagaimana seluruh makhluk yang lain, dia pun juga lemah. Seluruh kekuatannya tak lain adalah kekuatanMu belaka.

Itulah sebabnya ya Ilahi, orang-orang makrifat di kalangan para hambaMu sama sekali tidak gentar berhadapan dengan Malaikat ‘Azrail. Bahkan banyak yang merindukannya karena dia adalah gerbang untuk mempertemukan mereka denganMu. Suatu impian rohani tertinggi yang lahir dari kekuatan-kekuatan cinta ilahiat.

Ya Ilahi, sebagaimana Engkau telah mengajarkan Nabi Adam untuk makrifat melalui suatu dosa, maka ajarkanlah pula kepada kami untuk semakin mendekat kepadaMu lewat pintu apa saja, termasuk lewat pintu sakit, lewat pintu kematian, juga pintu kesalahan-kesalahan diri kami sendiri.

Ya Ilahi, karena berbagai macam persoalan hidup juga bisa merupakan jalan yang lempang kepadaMu, maka kukuhkanlah langkah-langkah kami agar tidak tergelincir, agar senantiasa tertuju kepadaMu.

Ya Ilahi, di antara berbagai macam rayuan dalam kehidupan ini, tumpulkanlah penglihatan kami kepada selainMu sehingga tidak ada rasa tertarik sedikit pun kepada segala sesuatu yang fana itu.

Ya Ilahi, Engkau senantiasa bersama dengan orang-orang yang merindukanMu. Bahkan Engkau adalah jantung dari mereka itu sendiri. Rasa hidup mereka adalah rasaMu, langkah-langkah mereka adalah langkah-langkahMu.

Ya Ilahi, jadikanlah kami sebagai bagian dari mereka, bagian dari orang-orang yang sudah sepenuhnya berwajah Engkau. Amin. Wallahu a’lamu bish-shawab

Komentar