Sujiatmi atau yang akrab disapa Eyang Noto, ibunda Jokowi, telah meninggalkan kita. Terdapat sejumlah pesan yang pernah ia sampaikan yang layak kita renungkan. Pesan-pesan ini terekam dalam buku Saya Sujiatmi, Ibunda Jokowi (Kristin Samah dan Fransisca Ria Susanti). Pesan-pesan itu ia sampaikan kepada Jokowi, presiden Indonesia yang lahir dari rahimnya.

Salat jangan ditinggal. Kalau salat jangan mendekati akhir, nanti lupa. Meskipun masih ada kerjaan, kalau waktunya salat, ya salat.” Begitu pesan Eyang Noto kepada Jokowi, juga kepada anak-anaknya yang lain.

Boleh jadi ini yang tidak banyak orang tahu: Eyang Noto adalah sosok yang religius. Ia rajin puasa Senin-Kamis dan salat tahajud. Di tahun politik, ia justru mendapat fitnah keji (dituduh PKI, Nasrani, Tionghoa dll).

Pesan Eyang Noto yang lain, yang sangat layak kita renungkan adalah: “Kalau rezeki yang kita dapat tidak digunakan untuk foya-foya, pasti Gusti Allah maringi. Kalau niatmu mulia, Allah pasti meridhai. Hidup itu tidak selamanya susah, juga tidak selamanya senang.

Pesan itu disampaikan sang ibu ketika Jokowi “jatuh”. Saat itu bisnis Jokowi yang sedang jaya-jayanya gulung tikar karena ia ditipu. Setidaknya ada dua peristiwa di mana Jokowi “jatuh”. Selain saat bisnis mebelnya ambruk, juga ketika ia gagal diterima di SMA yang ia idamkan.

Pada kesempatan lain, Eyang Noto berpesan tentang kesederhanaan. “Harta itu titipan, jangan dianggap kalau kita punya harta itu punya kita sendiri. Harta itu titipan Gusti Allah. Saya itu nggak patiyo mikir harta. Anak-anak saya biar nanti cari sendiri, sudah dikasih rezeki sendiri. Orang hidup itu kalau sudah cukup ya sudah. Cukup itu berarti bisa biayai anak sekolah, cukup untuk biayai apa-apa dan ada kelonggaran untuk bermasyarakat. Jangan serakah-serakah, cukup saja.

Kesederhanaan Eyang Noto bukan hanya di mulut saja. Orang-orang di sekitarnya mengakui itu. Ia juga masih aktif di kegiatan kemasyarakatan dan pengajian-pengajian di lingkungannya, meski “bergelar” ibu sang presiden. Ia masih menjadi “rakyat biasa”.

Berikutnya, ketika Jokowi akan maju sebagai calon walikota Solo, Eyang Noto berpesan: “Kalau kamu cari uang, dagang saja, gedein perusahaanmu. Tapi kalau kamu nyalon walikota, kamu harus jujur dan ndak boleh macam-macam.” Kiranya dengan berpegang pada pesan ibunya itu, Jokowi meraih banyak prestasi ketika memimpin Kota Solo.

Adapun ketika hendak berkontestasi di Jakarta sebagai calon gubernur, Eyang Noto memberi pesan: “Menang atau kalah itu urusan yang di atas. Ikuti air mengalir saja. Kalau ndak jadi ya ndak papa. Jokowi sudah saya pesan jangan terlalu ngoyo.

Ia juga berpesan, “Nek mlakumu lurus, uripmu mesti penak.

Itulah pesan-pesan almarhumah Eyang Noto yang layak kita kenang dan renungkan. Seorang ibu luar biasa yang berhasil mendidik anak-anaknya. Sugeng tindak, Eyang Noto. Alfatihah.

 

 

Komentar