Ada ungkapan hikmah dalam bahasa Arab yang menyatakan, “Khair al-ashhabi man yadulluka ‘ala al-khairi” (Sebaik-baik sahabat adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan). Ya, sebuah kalimat singkat namun sarat makna.
Dalam kehidupan yang kita jalani, ada beragam orang dengan berbagai karakter yang kita jumpai. Ada orang yang tampak bermuka manis di hadapan kita, tetapi sesungguhnya berpahit lidah di belakang kita. Ada pula orang yang menampakkan sikap tidak bersahabat dengan kita secara terang-terangan. Sehingga apa pun yang kita lakukan selalu tampak salah di mata dia.
Ada juga yang sesungguhnya sangat perhatian dengan kita, tetapi seringkali membuat telinga kita merah dengan kata-kata pedasnya ketika menegur kesalahan kita. Ada pula yang benar-benar tulus berbuat baik kepada kita. Ketika menegur kesalahan yang kita lakukan, dia akan mengatakannya dengan santun dan penuh kehati-hatian. Dan ada juga orang yang selalu berbuat baik kepada kita serta tidak pernah sekali pun menegur ketika kita melakukan kesalahan.
Di antara orang-orang dengan beragam tipe dan berbagai karekter tersebut, manakah sesungguhnya yang bisa dijadikan sahabat terbaik kita?
Jika mengacu pada ungkapan kalimat hikmah di atas, maka yang layak menjadi sahabat terbaik kita adalah orang yang secara tulus berbuat baik kepada kita, dan berani menegur ketika kita berbuat salah, dengan kata-kata yang santun dan menyadarkan kita.
Sahabat terbaik adalah yang selalu menunjukkan kita pada kebaikan. Sahabat terbaik adalah yang menegur kita ketika kita berbuat salah, meluruskan kita ketika kita mulai melenceng, mengingatkan kita ketika kita lupa, menyadarkan kita ketika kita lupa diri. Sahabat terbaik adalah yang selalu ada di dekat kita baik dalam kondisi senang ataupun susah.
Sahabat terbaik bukanlah mereka yang selalu menyanjung-puji kita. Sahabat terbaik bukanlah mereka yang membiarkan kita berbuat salah. Sahabat terbaik bukanlah mereka yang mengabaikan kita ketika kita lupa diri. Sahabat terbaik bukanlah mereka yang hanya ada ketika kita senang, dan meninggalkan kita ketika kita susah.
Sahabat terbaik adalah orang-orang yang selalu menolong kita dalam kebaikan dan taqwa, serta menasehati kita dalam kebenaran dan kesabaran.
Jika kita melihat sejarah hidup Nabi Muhammad Saw. (Sirah Nabawiyyah), akan kita jumpai kisah-kisah menakjubkan para sahabat Nabi yang benar-benar bisa disebut sebagai sahabat sejati. Betapa tidak, para sahabat Nabi itu adalah orang-orang yang rela berkorban jiwa dan raga bersama Nabi Saw. Mereka adalah orang-orang mulia yang tanpa pamrih bersahabat dengan Nabi Saw. Mereka hanya berharap rida Allah semata. Sejarah hidup mereka bersama Nabi Saw. lebih banyak diisi dengan air mata dan darah, daripada gelak tawa dan canda.
Lihatlah bagaimana kebesaran jiwa Ali Bin Abi Thalib r.a., pemuda cerdas yang termasuk ke dalam kelompok As-Sabiqun Al-Awwalun (orang-orang yang pertama kali masuk Islam), yang tidak lain adalah menantu Rasulullah Saw, dan salah satu dari empat Al-Khulafa al-Rasyidun. Beliau rela bertaruh nyawa dengan menggantikan posisi Rasulullah Saw berbaring di atas ranjangnya, ketika Rasulullah Saw. hendak berhijrah ke Yatsrib (Madinah) bersama sahabat Abu Bakar r.a. Konsekuensi yang paling mungkin adalah dibunuh oleh orang-orang kafir Quraisy. Meski demikian, beliau tidak gentar sedikit pun, karena yakin bahwa Allah Swt. selalu bersamanya.
Lihat pula bagaimana perjuangan Mush’ab Bin ‘Umair r.a. memeluk Islam. Beliau rela diusir orang tuanya dari istana yang megah dan meninggalkan segala fasilitas serta kenikmatan duniawi yang pernah dirasakan sebelumnya. Beliau adalah sosok pemuda tampan, cerdas dan fasih dalam bertutur, putra seorang bangsawan di Makkah yang lebih memilih hidup sengsara dengan tetap memegang teguh tauhid, dan berjuang bersama Rasulullah Saw. Beliau adalah duta Islam pertama yang dikirim Rasulullah Saw. untuk menyebarkan ajaran Islam di Madinah. Beliau gugur sebagai syahid pada saat perang Uhud.
Baca juga kisah perjuangan Bilal Bin Rabah dan Amar Bin Yasir, para budak belian, hamba sahaya yang demikian luar biasa mempertahankan keimanan di tengah siksaan yang bertubi-tubi dari tuan mereka. Tetapi keimanan mereka tidak goyah sedikit pun. Mereka tetap setia bersam Rasulullah Saw. menegakkan ajaran Islam.
Beberapa contoh di atas merupakan sebagian kecil saja dari sekian banyak sahabat Nabi Muhammad Saw. yang benar-benar tulus menjadi sahabat terbaik beliau.
Inilah contoh nyata siapa dan bagaimana sesungguhnya sahabat terbaik itu.
* Ruang Inspirasi, Jumat, 10 Juni 2022.