Islamsantun.org. Pasukan milisi Taliban muncul sejak tahun 1974 yang merupakan faksi termuka dalam perang saudara di Afganistan. Milisi Taliban awalnya merupakan para pelajar yang tergerak hatinya untuk membebaskan negaranya dari tekanan negera Soviet. Kata Taliban berasal dari kata Tholib kemudian diadopsi menjadi Talib yang mempunyai arti siswa atau pelajar. Anggota Taliban awalnya merupakan para siswa yang berasal dari daerah Pasthun Afghanistan timur dan selatan yang melakukan kajian ilmu agama dan sekaligus sebagai gerakan kemilititeran untuk menyerang pasukan Soviet yang menjajah Afghanistan.
Para pelajar yang tergabung dalam milisi taliban ini merupakan para pelajar yang memiliki pemahaman radikal karena mereka mengikuti pendidikan di sekolah-sekolah atau madrasah tradisional yang ada di daerah Pasthun yang lebih bersifat kaku dalam memahami ajaran agama Islam. Para milisi Taliban ini gigih melakukan perlawanan terhadap Soviet yang hampir 15 tahun menjajah Afghanistan, dalam agresi militernya pada tahun 1978 pasukan Taliban ini didukung oleh Amerika Serikat, Pakistan dan Arab Saudi yang pada akhirnya mereka mampu mengusir Soviet dari negaranya.
Pada Tahun 1994 Amerika Serikat yang didukung oleh Arab Saudi secara resmi membentuk pasukan milisi Taliban. Sejak dibentuknya milisi Taliban maka terjadailah perang saudara di Afghnaistan, sehingga pada akhirnya Taliban menjadi penguasa di Afghanistan. Sejak tahun 1996 Taliban di bawah kepemimpinan Mohammed Umar menjadi penguasa di Afghanistan dan kemudian memindahkan Ibu kota Afghanistan yang awalnya berada di Kabul dipindahkan ke Kandahar. Nama negaranyapun di rubah oleh Taliban menjadi Emirat Islam Afghanistan dengan misi utama yaitu menjadi negara Islam. Taliban ingin menerapkan syariat Islam sesuai dengan pemahamannya yang dilatarbelakangi oleh budaya Pasthun yang kaku.
Pemerintah Taliban dalam kepemimpinannya pernah melarang perempuan untuk keluar rumah, melarang perempuan bekerja, melarang perempuan untuk sekolah, melarang main catur, melarang sepakbola dan lain-lain yang dianggap itu tidak ada ajaran dari Islam. Pemerintah Talibanpun memerintahkan kepada masyarakat minoritas yang beragama non Islam untuk menandai rumah mereka dengan pita warna kuning. Wanita monoritas diperintahkan memakai pakaian warna kuning untuk membedakan antara wanita muslim dengan wanita non muslim, ketika ada yang melanggarnya maka pemerintah akan melakukan hukum cambuk di depan umum.
Pada masa pemerintahannya Taliban didukung oleh Amerika serikat dan melakukan berbagai kerjasama bilateral. Amerika mencari keuntungan dari Afghanistan untuk kepentingan ekonomi dan mengamankan dari musuh negaranya yaitu Iran. Amerika kemudian membuat pangkalan militer di Afghanistan untuk kepentingan kemiliterannya sebelum Amerika melepaskan dukungan dan kerjasamanya dengan Afghanistan.
Sejak 1996 sampai 2001 Taliban menerapkan prinsip bumi hangus yaitu melakukan penghangusan terhadap daerah-daerah yang tidak tunduk terhadap pemerintah Taliban, sehingga tercata sebanyak 15 kali Taliban melakukan pembantaian terhadap warga sipil. Taliban pun menutup dirinya dari badan Internasional yaitu Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), terbukti pada tahun 1997 Taliban mengusir jurnalis perempuan utusan PBB karena membuka muka saat melakukan wawancara kepada warganegaranya. Pada tahun 1998 Taliban juga menolak bantuan internasional PBB dan membiarkan sekitar 160.000 masyarakat sipil kelaparan. Taliban juga tercatat sejak 2008-2012 telah melakukan pembunuhan terhadap puluhan tenaga kesehatan karena dianggap membawa misi kristenisasi dan memberi obat atau vaksin yang tidak halal.
Taliban yang mulanya didukung oleh Amerika kemudian ditinggalkanya, setelah Taliban bersekutu dengan Al Qaeda pimpinan Usamah Bin Laden yang disinyalir menjadi dalang terjadinya penyerangan terhadap tragedi World Trade Center 2011, yaitu penyerangan terhadap gedung kembar sebagai simbol kekuatan milik Amerika. Dengan kejadian tersebut kemudian Amerika mendukung pemerintahan Afghanistan untuk melakukan pengusiran terhadap milisi Taliban di Afghanistan. Taliban yang berkuasa pada saat itu kemudian dipukul mundur oleh pasukan Amerika dan pasukan pemerintah Afghanistan. Berjalannya waktu Amerikapun melepaskan dukungannya pada Afghnistan karena tidak menguntungkan bagi negaranya sehingga Amerika merasa merugi karena uang bantuan untuk Afghanistan banyak dikorupsi oleh para pejabat pemerintahannya. Disamping itu banyak diantara anggota militer pemerintahan Afghanistan yang belot ke milisi Taliban.
Hilangnya Amerika dari Pusaraan pemerintahan Afghanistan kemudian dimanfaatkan oleh Cina untuk melakukan kerjasam dengan Afghanistan. Cina melakukan kerjasama dengan Afghanistan dengan motif kepentingan ekonomi, karena Afghanistan merupakan negara yang mempunyai sumberdaya Alam yang memukau sperti: emas, lithium, dan batubara yang melimpah. Cina menggeser kekuatan ekonomi Afghanistan yang beraflisiasi ke India yang merupakan sekutunya Amerika beralih ke negaranya. Selain kepentingan ekonomi, Cina juga mempunyai kepentingan untuk mengamankan negaranya dari tekanan Islam radikal dari Turkestan Timur yang sebagian dari mereka berafiliasi ke muslim Uighur. Cina berharap tidak ada lagi tekanan dan gerakan Islam radikal di negaranya ketika dia mempunyai hubungan baik dengan Afghanistan.
Pertarungan Afghanistan bukan hanya antara pemerintah Afghanistan dan Taliban tetapi karena pertarungan dua singa besar antar Cina yang bersekutu dengan Rusia dengan sekutu Amerika. Sehingga masyarakat Afghanistan merupakan korban pertarungan antara dua singa besar tersebut yang mengakibatkan krisis kemanusian di Afghanistan.
Didudukinya istana kepresidenan Asraf Ghani oleh milisi Taliban tentunya akan mengakibatkan krisis kemanusiaan. Sejarah mencatat ketika pasukan Taliban berkuasa sering melakukan kekerasan, intimidasi kepada rakyat sipil dan kaum minoritas. Sehingga banyak dari warga sipil Afghanistan merasa ketakutan sehingga mereka harus mengungsi meninggalkan negaranya. Tetapi Taliban hari ini mengkalaim bahwa dia akan mengembangakn Islam modern yang toleran dan menghindari kekerasan. Harapannya apa yang diungkapkan oleh Taliban betul-betul menjadi kenyataan bukan hanya klaim semata.
Berkuasanya Taliban di Afghanistan akan memberi pengaruh terhadap negara-negara Islam seperti Indonesia, karena Taliban mempunyai hubungan erat dengan Al Qaeda yang merupakan bagian dari gerakan Islam Radikal. Kebangkitan Taliban di Afghanistan disinyalir akan memberikan semangat pada gerakan Islam radikal di negara mayoritas Islam. Kondisi inipun akan dimanfaatkan oleh negara-negara besar yang mempunyai kepentingan secara politik.
Kesadaran kaum intelektual dalam menghadapi kepentingan global maupun gerakan Islam radikal yang bercita-cita ingin menjadikan Indonesia menjadi negara agama menjadi keniscayaan. Conter narasi dan pemikiran melalui media sosial dan berbagai kegiatan merupakan alat untuk menjaga kesetabilan negara dari rong-rongan kepentingan politik, ekonomi dan ideologi. Kaum intelektual harus bersuara secara masif dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang multikultural. (penulis Hakiman, Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas said Surakarta).