Islamsantun.org. Salah satu cara agar kita bisa menikmati hidup dan kehidupan adalah dengan memiliki jiwa besar dan hati yang lapang. Ya, berjiwa besar dan berhati lapang adalah syarat agar seseorang bisa menjalani hidup penuh ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan. Tanpa keduanya, kita tidak akan pernah bisa menikmati hidup dan kehidupan. Karena, jiwa yang kerdil dan hati yang sempit akan selalu menghadirkan hal-hal negatif dalam hidup.
Berjiwa besar, berhati lapang adalah pangkal hidup tenang, damai dan bahagia. Lihatlah kehidupan orang-orang besar yang dicatat dalam sejarah dunia. Mereka adalah orang-orang yang memiliki jiwa besar dan hati lapang. Meski beragam ujian dan cobaan hidup tak henti-hentinya datang menghadang, meski pelbagai caci-maki selalu menghampiri, mereka tetap berjalan tegak di muka bumi. Jiwa besar mereka membuat masalah yang mereka hadapi tampak kecil tak berarti. Hati lapang mereka menjadikan persoalan yang datang menghadang tak ubahnya riak-riak gelombang di laut luas yang hanya datang dan pergi.
Sosok fenomenal yang paling layak kita jadikan panutan dalam hal ini adalah Rasulullah Muhammad Saw. Ya, beliau adalah sosok manusia mulia yang memiliki akhlak nan agung dan budi pekerti luhur. Beliau adalah manusia paripurna (insan kamil) yang berjiwa besar dan berhati lapang. Kebesaran jiwa dan kelapangan hati beliau diakui baik oleh kawan maupun lawan, sahabat maupun musuh.
Kebesaran jiwa serta kelapangan hati Rasulullah Saw begitu tampak jika kita menelisik sejarah hidup beliau melalui kitab-kitab Sirah Nabawiyah. Tak pernah kita baca dalam kitab Sirah Nabawiyah mana pun, sebuah keterangan yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw. memiliki sifat pendendam. Tak kita jumpai pula dalam catatan sejarah hidup Rasulullah Saw, bahwa beliau adalah sosok yang mudah putus asa, gampang menyerah. Seluruh kitab Sirah Nabawiyah menyebutkan bahwa Rasulullah Saw. adalah sosok manusia agung yang memiliki kebesaran jiwa luar biasa, serta kelapangan hati yang tiada bandingannya.
Salah satu di antara sekian banyak peristiwa yang menggambarkan kebesaran jiwa serta kelapangan hati Rasulullah Saw., yang sering dikutip dalam berbagai ceramah keagamaan adalah sikap beliau terhadap penduduk Tha’if yang nyata-nyata menzalimi, menyakiti serta melukai lahir dan batin beliau. Caci-maki, bahkan lemparan batu yang dilakukan oleh penduduk Tha’if, sehingga membuat tubuh Rasulullah Saw berlumuran darah, tidak membuat beliau marah apalagi dendam kepada mereka. Bahkan, ketika malaikat Jibril a.s menawarkan bantuan untuk menghancurkan mereka, alih-alih mengamini tawaran Jibril as., Rasulullah Saw. justru mendoakan mereka agar diberi hidayah oleh Allah Swt.
Dengan kebesaran jiwa serta kelapangan hatinya, Rasulullah Saw. mampu menghadirkan Islam sebagai sebuah agama yang rahmatan lil ‘alamin, rahmat bgi seluruh alam.
Sebagai umat beliau, kita pun selayaknya meneladani sikap jiwa besar dan lapang hati yang beliau contohkan. Dengan jiwa besar dan hati lapang, maka kita akan dapat menikmati hidup ini, apa pun kondisi serta keadaan kita saat ini.
* Ruang Inspirasi, Sabtu, 28 Agustus 2021.