Islamsantun.org. Pernahkah kita bertanya pada diri sendiri tentang eksistensi kita? Siapa sebenarnya kita? Untuk apa kita dilahirkan? Hendak ke mana kita selanjutnya?

Seringkali kita lupa hakekat diri kita sendiri. Kita sudah terlalu lama melihat ke luar, tanpa pernah melihat ke dalam (diri). Kita telah dibuai oleh mata (lahiriyah) kita, sementara mata (batin) kita telah lama tertutup.

Memang, semua kenikmatan hidup yang bersifat bendawi, ragawi, dan materi itu menyenangkan, menyilaukan, sekaligus melalaikan. Bahkan, kesenangan sesaat tersebut bisa menjerumuskan, menghancurkan dan menghinakan.

Coba kita lihat diri kita. Mana yang lebih banyak dipenuhi kebutuhannya, jasmani atau ruhani, jiwa atau raga?

Coba kita lihat sekali lagi diri kita. Sudahkah kita menjadi sosok manusia yang berguna bagi sesama? Disaat kita senang, apakah orang lain juga ikut merasakan kesenangan kita? Disaat orang lain sedih, apakah kita juga ikut berempati atas kesedihannya?

Coba sekali lagi kita lihat diri kita. Apakah orang lain merasa senang dengan kehadiran kita, karena selalu berarti bagi mereka? Ataukah justru orang lain merasa terganggu dengan kehadiran kita, karena selalu merugikan mereka?

Mari kita renungkan bersama. Sudahkah kita menyadari eksistensi kemanusiaan kita?

* Ruang Inspirasi, Jumat, 24 September 2021.

Komentar