Sukoharjo, KKN Transformatif Kerso Darma, Kelompok 35 (KKN-T Kelompok 35) UIN Raden Mas Said Surakarta melakukan diskusi NGOBRAS (Ngobrol Santai) yang bertempat di Posko KKN Kelompok 35. Acara ini mengusung tema “Moderasi Beragama dalam Melestarikan Kearifan Lokal”, (Jum’at, 22/07/2022).
Acara ini dihadiri kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari Remaja Karang Taruna, Mahasiswa KKN UIN Surakarta Kelompok 36. Dalam sambutannya, Ia mengatakan adanya acara ini diharapkan remaja maupun mahasiswa mampu mengimplementasikan mengenai moderasi beragama dan kearifan lokal dimasyarakat, tutur Abdul selaku Ketua Pelaksana Ngobras.
Sambutan kedua Ia berharap dengan adanya diskusi ini supaya mampu dipraktikkan ataupun diterapkan pada kehidupan sehari-hari di masyarakat, berbangsa dan bernegara, tutur Feri Ketua Karang Taruna Desa Gedongan.
Acara selanjutnya yaitu inti acara yang dipandu oleh moderator Fika Winda Hamidah selaku mahasiswa BKI UIN Surakarta sekaligus peserta KKN Kelompok 35, dengan narasumber saudara Fahrul Anam dari Mahasiswa Fakultas Syariah 2018 .
Materi dimulai dengan pengenalan apa itu moderat dan kearifan lokal. “Pentingkah menerapkan Islam yang moderat terutama bagi para pemuda? Adakah hubungan antara moderasi beragama dengan kearifan lokal?”. Lanjut ia menjelaskan bahwa moderat merupakan cara beribadah yang mana menekankan sikap tengah-tengah yang tidak bersifat liberal dan bersifat tekstual normatif atau bersifat apa adanya dalam memahami agama. Sementara itu, ia menjelaskan tentang kearifan lokal adalah tradisi lokal yang menjadi identitas suatu masyarakat, tutur Fahrul Anam, selaku pemateri.
Selain itu Fahrul Anam mencoba mengajak para peserta yang hadir untuk flashback pada awal penyebaran Islam pertama kali di Indonesia, terutama Pulau Jawa oleh tokoh Walisongo. Proses akulturasi yang terjadi menjadikan Islam dan kebudayaan lokal berbaur dengan sempurna tanpa membuat satu diantara keduanya kehilangan identitas aslinya.
Dan “Mereka harus berjalan beriringan agar tercipta suasana beragama yang damai, sejuk, dan harmonis serta bebas dari kelompok yang ingin merongrong negara kesatuan republic Indonesia”, tutur Fahrul Anam, selaku pemateri.
Harapan dari diadakannya acara Ngobras (Ngobrol Santai) untuk memberikan pemahaman mengenai pentingnya menerapkan cara beribadah secara moderat di era digitalisasi. Dan bagaimana peran pemuda dalam melestarikan kearifan lokal yang menjunjung tinggi moderasi beragama, tutur Fika Winda, selaku moderator.