Boyolali–01 Januari 2021 – Kabupaten Boyolali yang menjadi bagian dari satu kesatuan dari Solo Raya, tidak pernah bisa dilepaskan dari dinamika yang terjadi di wilayah Solo Raya. Sementara itu, Solo Raya seringkali dipandang sebagai barometer politik Nasional. Hingga saat ini, wilayah ini selalu dinilai penting untuk stabilitas nasional dalam beberapa hal. Akan tetapi dari segi pengembangan keagamaan, wilayah ini cukup mendapat banyak tantangan.

Berbeda dengan wilayah-wilayah yang ada di kota-kota santri, seperti Pantura dan sebagian Jawa Timur. Pendidikan keagamaan di wilayah Boyolali harus terus digelorakan, agar dapat bersaing dengan sekolah-sekolah umum. Oleh karena itulah, Rais Syuriah PCNU Boyolali, K.H. Achmad Harir menitipkan pentingnya perhatian terhadap wilayah ini, khususnya dalam konteks pengembangan madrasah. Hal ini beliau sampaikan dalam sarasehan Pendidikan antara Ketua PMU REP-MEQR Kemenag RI dengan LP Ma’arif dan LAKPESDAM PCNU Boyolali (Sabtu, 01/01/22).

Dr. Abdullah Faqih, M.Ed. sebagai Ketua PMU REP-MEQR Kemenag RI mengatakan bahwa ia sangat senang dan berniat akan banyak mendengar segenap masukan dari seluruh hadirin dalam pertemuan ini. Ia mengajak untuk menjadikan forum ini sebagai ajang diskusi dan belanja ide, untuk pengembangan pendidikan madrasah di Indonesia. Pada dasarnya, projek ini adalah berusaha mewujudkan janji pendidikan madrasah. Sementara, hasil riset yang telah dilakukan, bahwa ada kesenjangan pembelajaran (learning gap) antara satu lembaga pendidikan dengan pendidikan lain. Belum lagi ketimpangan pendidikan yang disebabkan oleh faktor ekonomi. Oleh karena itulah, projek ini hadir untuk mengatasi kesenjangan di atas. Kementerian Agama RI dan Bank Dunia hadir dengan memberikan kemudahan akses kepada madrasah. Dalam konteks inilah, negara hadir memberikan jaminan akses pendidikan kepada masyarakat bawah.

Selain itu, kebutuhan akan perbaikan data di madrasah-madrasah saat ini menjadi penting. Dr. Faqih mengatakan bahwa sebenarnya ada empat komponen penting dalam project ini. Proyek ini terdiri atas empat komponen proyek yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan sistem pengelolaan pendidikan di Kementerian Agama. Keempat komponen tersebut adalah: Pertama, pelaksanaan sistem e-RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Madrasah berbasis elektronik) secara nasional dan pemberian dana bantuan ke madrasah. Sistem e-RKAM ini memungkinkan terjadinya peningkatan efektivitas pembelanjaan melalui sistem perencanaan dan penganggaran berbasis kinerja di madrasah dan sekolah penerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di bawah Kementerian Agama untuk merencanakan, menganggarkan, dan memonitor penggunaan dana dengan lebih efektif. Pemberian dana bantuan dimaksudkan untuk mendukung percepatan pencapaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) berdasarkan hasil Evaluasi Diri Madrasah (EDM) dan penerapan e-RKAM.

Kedua, Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) untuk siswa kelas 4 MI secara sensus nasional. Asesmen ini memungkinkan untuk mengukur dampak dari pendanaan terhadap hasil belajar siswa dan mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang perlu ditingkatkan. Ketiga, Kebijakan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan untuk Guru, Kepala, dan Pengawas Madrasah. Peningkatan akses terhadap pelatihan yang bermutu memungkinkan terjadinya peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Dan keempat, Penguatan sistem untuk mendukung pengembangan kualitas. Penguatan sistem pendataan dilaksanakan agar menjadi basis dalam pembuatan kebijakan, serta penguatan sistem pengelolaan madrasah dan tata kelola di semua jenjang kantor Kemenag diharapkan dapat meningkatkan sistem penyelenggaran pendidikan yang bermutu di Kemenag.

Gayung bersambut, pemaparan Dr. Faqih tersebut mendapat sambutan dari para hadirin. Fathurrahman misalnya, mempertanyakan variabel dari ukuran capaian-capaian data. Beberapa hadirin lain juga memberikan sejumlah limpahan kendala-kendala yang disampaikan oleh pengelola pendidikan, staf yang perlu mendapatkan pelatihan, proses pendataan EMIS, NISN, dan sebagainya. Inilah yang juga dirasakan oleh Sekretaris LP Ma’arif PCNU Boyolali, Agus Lukman. Agus mengatakan bahwa proses pendidikan madrasah di Boyolali, masih mempunyai segudang masalah. Ia juga mengusulkan adanya program program afirmasi khususnya bagi madrasah-madrasah swasta. Kendati demikian, Dr. Faqih mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengembangkan sistem yang selama ini telah berjalan dan juga menjadikan pertemuan ini sebagai dasar penyusunan kegiatan ke depan.

Komentar