Surakarta-5 Oktober 2021, telah terselenggara sosialisasi buku saku halal dan lomba literasi halal oleh Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara (PPM-PIN) bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag RI. Acara tersebut didukung oleh BRI dan Paragon Corp.
Acara ini menghadirkan pemateri, antara lain: Dr. Imam Makruf, S.Ag., M.Pd. (Wakil Rektor I UIN Surakarta); Dr. H. Umar, M.A (Kepala Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal BPJPH Kemenag RI); Abd. Halim, M.Hum (Direktur PPM-PIN UIN Surakarta); dan Maria Fauzi, Lc., MA (Founder Neswa.id).
Imam Makruf sebagai wakil rektor I UIN Surakarta, dalam sambutannya mengatakan bahwa halal harus selalu dikampanyekan supaya menjadi gaya hidup bagi seorang Muslim. Sehingga, dalam lembaran hidupnya menjadi sempurna dan lebih menjadi berkah.
“Saya berharap dan mengajak akademisi harus selalu mengawal literasi produk halal bukan hanya menjadi sebagai pengetahuan, tetapi praksisnya masuk dalam aspek sikap dan implementasi kehidupan sehari-hari. Produk halal harus berkembang dan semakin luas menjangkau kepada semua, tidak hanya yang berkaitan pada makanan, melainkan kepada semua aspek kehidupan umat,” tegas wakil rektor I UIN Surakarta tersebut.
Kemudian dilanjutkan sambutan kedua sekaligus membuka acara, Dr. H. Umar, M.A (Kepala Pusat Pembinaan dan Pengawasan Jaminan Produk Halal BPJPH Kemenag RI). Dalam kesempatan itu, beliau memaparkan bahwa halal untuk semua, bukan hanya untuk orang Islam tetapi semua manusia.
Selain itu, menurutnya, halal tidak boleh dicampuradukkan dengan barang atau produk tidak halal. Maka itu, halal harus jadi “halal is my life, my life is halal. Mengapa? Karena halal itu halal itu sehat dan bersih”, imbuhnya.
Dalam kesempatan itu pula, Abd. Halim, sebagai narasumber menjelaskan bahwa, “halal wajib menjadi kesadaran semua umat muslim. Karena, halal menjadi salah satu penentu baik dan tidaknya kehidupan seseorang. Halal juga menjadi menjadi hidup berkah”, tandasnya.
“Persoalan halal tidak semata-mata tentang makanan. Persoalan hidup halal menjangkau ke semua aspek, yakni berpengaruh terhadap perkembangan janin atau anak,” lanjutnya. Maka itu, penting bagi semua muslim untuk berkehidupan halal sepuya hidup menjadi baik.
Maria Fauzi, sebagai pemateri kedua, menjelaskan secara tertib tentang genealogi halal. Menurutnya, di berbagai dunia telah populer label halal dan itu menjadi trend hidup mereka.
“Indonesia dan Jerman menjadi salah satu contoh yang banyak memakai produk halal. Di sana, kosmetik, makanan, barang dan bisnis menjadi brand dan based marketing kehidupan negara tersebut”, paparnya.
Maria juga menambahkan bahwa populernya gaya hidup halal dipengaruhi oleh dua faktor. Di antaranya, populasi muslim di dunia yang semakin meningkat, tidak hanya di negara mayoritas Islam, tetapi juga negara Barat. Kedua, populernya halal karena terjadinya dinamika keadaan muslim saat ini lebih berpendidikan. Untuk itu, halal menjadi berpeluang di dalam bidang ekonomi, agama, politik, sosial. Karena itu, halal saling bertemu dan mempengaruhi.