Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ketaqwaan Menuju Kesempurnaan Hidup Sejati Sesama umat Manusia
Muhammad Alfatih Suryadilaga*
الله أكبر الله أكبر الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَه، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُنَافِقُوْنَ. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ رَمَضَانَ شَهْرُ الصِّيَامِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَجَعَلَ عِيْدَ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِلصَّائِمِيْنَ وَفَرْحَةً لِلْمُتَّقِيْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لآإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الأَمِيْن، اللهم فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأَصْحَابِ الْكِرَامِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْن.
Jama’ah ‘Idul Fitri Rahimakumullah
Hari ini ummat Islam di seluruh penjuru dunia bertakbir, bertahmid dan bertahlil mengagungkan nama Allah swt. Ucapan tersebut merupakan kegembiraan ummat Islam atas kesuksesan selama sebulan lamanya menahan hawa nafsu yang dapat membatalkan ibadah puasa dan yang membatalkan atas pahalanya. Dengan demikian, rangkaian kegiatan tersebut merupakan bagian yang sudah diajarkan melalui ajaran Islam.
Wujud syukur di atas adalah bagian dari ajaran Islam. Hal tersebut di mana dijelaskan dalam Q.S. al-Baqarah (2): 185 di mana ending takbir tersebut adalah untuk meningkatkan rasa syukur. Hal ini dapat dilakukan setiap ummat Islam baik di rumah, tempat ibadah baik masjid maupun musholla. Dengan demikian, kesuksesan dalam menjalankan Puasa Ramadhan dan amalan di dalamnya merupakan harus di syukuri.
Umat Islam kurang bersyukur. Hal tersebut terlihat dalam Q.S. Saba’ (34): 13. Hal tersebut juga dilihat dalam penjelasan Rasulullah saw. yang menjelaskan ada dua nikmat yang terlupakan dalam bersuykur yaitu nikmat kesehatan dan kesempatan. Kedua nikmat ini menjadi penting disyukuri sebagai bentuk manusia dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah dalam bulan Ramadan.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jamaah Shalat Ied Rahimakumullah
Puasa Ramadan merupakan sarana meningkatkan ketaqwaan. Dalam bulan tersebut, selain diwajibkan puasa di siang harinya juga dilakukan serangkaian ibadah seperti shalat tarawih yang hanya ada pada bulan ini. Kedua ibadah tersebut jika dilakukan dengan penuh keyakinan maka balasannya adalah ampunan dari Allah swt. atas segala dosa. Dengan demikian, melalui puasa Ramadan inilah menjadikan kualitas keimanan meningkat dan sekaligus kualitas ketaqwaannya.
Kita sadari bahwa manusia adalah tempat kesalahan dan kelupaan. Hal inilah yang menjadikan puasa Ramadan sebagai sarana yang tepat dalam meningkatkan hubungan dengan Allah swt. Di dalam bulan ini pula terdapat waktu yang ampunan Allah swt. hadir terus menerus selama sepuluh hari kedua. Dengan demikian, melalui waktu istimewa di bulan istimewa ini ampunan Allah swt. bersama mereka yang sungguh-sungguh melaksanakan ibadah baik di siang hari maupun di malam hari.
Bulan Ramadan yang sudah kita lalui bersama merupakan arena yang sangat penting bagi ummat Islam, dalam bulan inilah seluruh ummat Islam melaksanakan puasa yang merupakan implementasi kecintaan kepada Allah swt. dan Rasul-Nya. Sesuai tujuan puasa itu, maka titik akhir pelaksanaan ibahah puasa adalah ketaqwaan semakin meningkat. Dalam ibadah puasa ini ummat Islam dilatih untuk melaksanakan ibadah secara individual dan sekaligus sosial.
Ibadah puasa merupakan ibadah pribadi di mana Allah swt. tidak memberitahukan pahala atau reward yang diberkikan kepada hamba Allah yang melaksanakan puasa. Dalam al-Qur’an hanya dijelaskan bahwa puasa Ramadhan ini merupakan sesuatu yang sangat penting, sebagaimana dalam QS. Al-Baqarah (2): 184.
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Ungkapan besarnya pahala puasa Ramadhan pernah diungkap oleh besar Nabi Muhammad saw. hanya menjelaskan tentang rugilah orang yang tidak puasa tanpa uzur, maka puasa setahun pun tidak akan bisa mengalahkan pahala puasa yang ditinggalkan di Ramadhan. Sebagaimana dalam riwayat Abu Hurairah dalam Kitab Sahih Bukhari.
مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ ، مِنْ غَيْرِ عُذْرٍ وَلاَ مَرَضٍ لَمْ يَقْضِهِ صِيَامُ الدَّهْرِ ، وَإِنْ صَامَهُ
Barang siapa di antara ummat Islam yang berbuka sehari di bulan Ramadhan dengan tanpa alasan tertentu dan alasan lain seperti sakit, maka tidak akan mampu menandingi puasa yang ditinggalkan sehari tersebut dengan puaaa setahun lamanya di luar Ramadhan.
Puasa Ramadan di dalamnya memiliki banyak rahasia. Hal inilah dalam hadis al-Qur’an menyatakan puasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya dan hadis di atas. Sehingga puasa menjadi harus ditegakkan kecuali jika ada hal yang tidak bisa ditinggalkan dengan alasan yang diperbolehkan oleh agama.
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
الله أكبر الله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Hadirin Jamaah Shalat Ied Rahimakumullah
Manusia yang dapat menjalankan serangkaian ibadah dalam bulan Ramadhan ini menjadi pribadi yang paripurna di hadapan Allah swt. Hal ini terlihat dari jaminan Allah swt. akan terhapus dosanya seperti di mana seseorang lahir dari perut ibunya yang bersih dan tidak memiliki dosa. Dengan demikian, tidak ada dosa yang ada antara manusia dengan Tuhannya.
Dalam kehidupan keseharian, ummat manusia cenderung tidak hanya memiliki dosa kepada Tuhan saja melainlan juga dengan sesama manusia. Hal ini sering terjadi selaku manusia baik dengan saudara maupun tetangga dan pihak lain seperti di kantor atau rekan bisnis dan lainnya. Mereka ini terkadang menjadi sebuah ladang permusuhan baik yang sudah dikatakan atau diperbuat. Apalagi seiring dengan pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2019 di antara umat Islam satu dengan lainnya sering caci mencaci baik lewat medos atau yang lainya yang berakibat menjadikan derajat kemanusiaan hina seperti layaknya binatang yang tidak berakal. Mereka saling fitnah dan bahkan saling berkelahi dan membunuh. Dengan demikian, setelah dengan penuh menjalankan ibadah Ramadhan diperlukan menjaga relasi yang baik di antara manusia.
Relasi antar sesama manusia diwujudkan dengan silaturrahim dan halal bihalal. Hal ini terlihat dalam hingar bingar bangsa Indonesia di akhir Ramadhan melalui mudik ke kampung halaman. Mereka tidak hanya menyiapkan tiket kepulangan saja melainkan segala oleh-oleh juga dibawa. Sehingga, mereka yang mudik juga meramaikan jagat budaya dengan hal yang baru. Dengan demikian, menjadikan ramainya pasar tradisional dan modern dalam menyediakan keperluan ini serta perputaran uang selama ramadhan dan hari raya meningkat dengan tajam.
Hadhirin Jamaah Shalat Ied Rahimakumullah
Hubungan personal antara manusia satu dengan yang lain harus diselesaikan dengan baik. Hal inilah merupakan syarat salah satu untuk memperbaiki atas hak-hak anak Adam. Sehingga mereka yang baik adalah mereka yang baik di mata Tuhannya melainkan juga sesama ummat manusia. Hal inilah yang menjadikan mudik tetap terjaga dan berlangsung di negara Indonesia. Tradisi ini tidak ditemukan dalam tradisi lain selain di Indonesia. Dengan model inilah maka hubungan sesama manusia terjalin secara baik.
Ucapan atas kegembiraan ini adalah mohon maaf lahir dan bathin. Doa tersebut juga dibarengi ucapan doa minal aidin wal faizin yakni semoga kita menjadi orang yang kembali ke fitrah kehidupan dan kepada kemuliaan. Selain itu, selalu berdoa agar Allah swt. memberikan kebaikan dalam kehidupannya. Dengan untaian doa-doa baik tersebut, akhirnya manusia menjadi pribadi paripurna.
Melalui hari raya ini, marilah di antara ummat Islam melalukan saling memafkan sesamnya untuk mendapatkan kebaikan di dalamnya. Hal ini dapat dilakukan secara individu dengan menginjungi yamg lebih tua atau senior atau melalui kegiatan halal bihalal atau syawalan yang diselenggarakan oleh instansi dan warga kampung yang di dalamnya tidak saja diikuti mereka yang beragama Islam. Dengan modal inilah menjadikan Islam akan dapat terlibat baik dan sesuai martabat kemanusiaan memaafkan sesama manusia.
Berdasarkan hal di atas, maka ibadah individu yang tercermin dalam aktivitas keseharian selama Ramadhan dan ibadah sosial yang berdimensi adanya hubungan sesama ummat manusia yang dalam bahasa agama disebut habl min Allah wa habl min an-nas (hubungan manusia dengan Allah swt. dan hubungan manusia dengan sesama) merupakan dua sisi ibadah yang tidak dapat dipisahkan. Kita tidak diperbolehkan hanya mementingkan ibadah sosial atau kesalehan sosial, dan melupakan ibadah ritual atau kesalehan individu, atau sebaliknya, hanya mementingkan ibadah ritual atau kesalehan individu, dan melupakan kesalehan sosial. Banyak ayat al-Qur’an yang senantiasa merintahkan hal tersebut, yakni dua ranah privat dan publik yakni amanu wa amil al-salihat, aqim al-salat wa atu al-zakat dan seterusnya. Implikasi keimanan akan terermin dalam kehidupan di masyarakat.
Setidaknya ada dua tatanan yang dibangun dalam Islam yakni personal dan sosial masyarakat. Kedua hal inilah adalah cara terbaik dalam mengmbangkan kehidupan berbangsa dan bernegara di era sekarang. Pribadi yang baik akan menjadikan masyarakat yang baik dan bermartabat menuju Indonsesia maju dan berdaulat.
جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَئِزِيْنَ الأَمِنِيْنَ وَأدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فيِ زُمْرَةِ الْمُوَحِّدِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ الله ِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ وَلَوْ أَنَّ أَهْلُ الْقَرَى ءَامَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَنُوْا يَكْسِبُوْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
DO’A KHUTBAH II IDUL FITRI
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَلاَهُ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ: أَيــُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ، فَأَكْثِرُوْا مِنَ الصَّلاَةِ عَلَى النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ، إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأيــُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْحَمْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا. سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِجَمِيْعِ مَوْتَى الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ شَهِدُوْا لَكَ بِالْوَحْدَانِيَّةِ وَلِنَبِيِّكَ بِالرِّسَالَةِ وَمَاتُوْا عَلَى ذَلِكَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ وَاغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِمْ مِنَ الذٌّنُوْبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَجَازِهمْ بِالْحَسَنَاتِ إِحْسَانًا وَبِالسَّيِّئَاتِ عَفْوًا وَغُفْرَانًا.
Tata Cara Sholat Idul Fitri
Cara mengerjakan sholat idul fitri sama dengan cara melakukan sholat sunat lainnya. Yang beda hanya pada niat dan jumlah takbir disetiap rakaatnya. Niat sholat idul fitri, yaitu; Ushalli sunnatan li ‘iidil fithri rak’ataini lillaahi ta’aala (Saya berniat mengerjakan sholat idul fitri dua rakaat karena Allah Ta’ala). Adapun tata cara sholat hari raya idul fitri adalah sebagai berikut:
• Sholat Idul fitri dilaksanakan berjamaah.
• Sholat idul fitri tidak didahului adzan atau iqamah.
• Sholat Idul fitri dilaksanakan sebelum khutbah disampaikan.
• Sholat idul fitri dilaksanakan sebanyak dua rakaat, yang berisi dua belas kali takbir. Dengan pembagian, tujuh kali takbir pada rakaat pertama sesudah takbiratul ihram, sebelum membaca ayat, dan lima kali takbir pada rakaat kedua sebelum membaca ayat.
• Di sela-sela mengucapkan masing-masing takbir dianjurkan membaca Subhaanallah wal-hamdu lillahi wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar (Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah. Tiada tuhan selain Allah. Allah Mahabesar).
• Bacaan surah yang dianjurkan pada rakaat pertama adalah surah Qaf atau surah al-A’la dan pada rakaat kedua surah yang dibaca adalah surah al-Qamar atau surah al-Gasyiyah.
• Setelah sholat idul fitri diteruskan dengan 2 khutbah oleh seorang khatib
• Apabila hari raya idul fitri jatuh pada hari Jumat makan sholat jumat boleh dilaksanakan dan boleh pula tidak
Biodata Khatib dan Imam:
Nama : Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, S.Ag., M.Ag.
Tempat dan Tanggal Lahir : Lamongan, 26 Januari 1974
Pekerjaan : • Dosen Prodi Ilmu Hadis Fak. Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
• Ketua Prodi Ilmu Hadis 2006-2020
• Ketua Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia 2016-2021
• Ketua PBSB UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
• Ketua Redaksi Jurnal Esensia UIN Sunan Kalijaga
Alamat Rumah : Setan rt 5 rw 44 Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta
Telpon dan E-Mail : 08121552550/081226268283, alfatihsuryadilaga@yahoo.com dan suryadilagamuhammad@gmail.com