اللّه اَكْبَرُ 9× كبيرا، والحمد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة وأصيلا. لا اله إلا الله والله اكبر، اللّه اَكْبَرُ ولله الحمد.

الحمد لله الَّذِي أرْشَدَنا إلى سَبِيلِ الرَّشَادِ مِنَ الإيمَانِ والإسلامِ، وحَرَّمَ علَيْنا صِيامَ هذا اليَوْمِ على الدَّوام، وقد كَتَبَ علينا نُهُرَ شهرِ رمضانَ الصيامَ، وأحَثّنا في لَيَالِيْهِ على القِيَام، لِلْوُصُول إلى دَرَجَةِ التقوى والنجاةِ فِيْمَا يُرَامُ. أشهد أن لا الهَ إلا اللهُ وأشهد أن محمدا عبدُهُ ورسولُهُ المبعوثُ رحمةً لكَافَّةِ الأنام. اللهم صَلِّ على نَبِيِّك ورسولِك سيِّدِنا محمدٍ وعلى آله وصَحْبِه وجميعِ من تَبِعَهُ في سَبِيْلِ المُرَامِ.

أما بعد، فيا عباد الله رحمكم الله، أوصيكم بتقوى الله فقد فاز المتقون.

Kita hidup dalam dunia yang selalu berubah baik secara pelan-pelan maupun dengan sangat cepat. Pada yang pertama, kita sering kali terlena oleh kebiasaan sehingga lebih banyak tidak melakukan persiapan yang cukup dalam bekerja atau berbuat. Sebaliknya, pada yang kedua banyak hal yang kita anggap cukup sebagai bekal ternyata tidak lagi dapat diandalkan. Banyak hal baru yang mesti kita pelajari dan kita biasakan diri kita dengannya. Ini tidak jarang membuat kita stress, merasa harus menanggung beban yang terlalu berat.

Kemarin kita cukup ganti pakaian sehari sekali, walaupun kita melakukan banyak kegiatan di luar rumah. Sekarang keadaannya berubah. Kita mesti membersihkan badan dan baju kita beberapa kali karena tidak tahu apakah ada virus yang menempel di situ. Sebelum menyebarnya wabah virus korona, kita berjabat tangan, berpelukan atau setidaknya bersentuhan dengan banyak orang, kini dengan anggota keluarga sendiri pun kita mesti ambil jarak.

Sampai kapan?

Wallahu a’lam. Sampai wabah surut. Apakah itu karena virusnya tidak keluyuran kemana-mana lagi, atau karena ketahanan tubuh kita sudah sedemikian rupa sehingga dapat menangkal Korona. Atau sampai ditemukan cara mengendalikan si Korona yang bersifat siluman bagi mata wadag kita. Kapan itu? Hanya Allah yang tahu dan hanya dengan ilmu pengetahuan serta kedisiplinan kita menjaga kebersihan diri dan memperkuat ketahanan tubuh. Tentu semua itu mesti dilandasi kepercayaan penuh bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita dalam berjihad melawan wabah yang tidak kelihatan ini.

Ingatlah firman Allah di dalam al-Qur’an:

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ. [13/الرعد: 11]

Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (13: 11)

Walaupun ada malaikat yang menjaga kita, namun ternyata Allah juga mencoba kita dengan virus yang mesti ditanggapi dengan sikap yang berbeda. Tanpa perubahan yang kita lakukan, Allah tak akan mengubah kondisi kita.

Hidup kita di hari-hari yang akan datang mesti berubah karena kondisi yang berubah. Kita mesti menyesuaikan diri dengan keadaan baru, walaupun sebagian kita selalu menolak perubahan. Akan tetapi mesti ada yang tidak boleh berubah, yaitu keimanan dan keislaman kita.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ. تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا ومنكم، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

 

 

Komentar