Disabilitas diartikan sebagai seseorang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental dan sensorik dalam jangka waktu lama yang mungkin kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan serta sulit berpartisipasi secara efektif dalam menjalankan aktivitasnya. Berdasarkan data tahun 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sendiri mencapai angka 22,5 juta atau sekitar lima persen. Dalam survei yang dilakukan BPS penyandang disabilitas dikelompokkan menjadi 8 jenis yaitu kesulitan dalam melihat, berjalan, konsentrasi / ingatan, mendengar, berkomunikasi, menggunakan tangan / jari, mengurus diri, dan gangguan perilaku / emosi.
Para pemustaka disabilitas sejatinya memiliki hak yang sama dengan pemustaka non disabilitas. Berdasarkan persamaan hak tersebut seharusnya disabilitas mendapat pelayanan perpustakaan yang memadai untuk tempat belajar dan juga tempat pengembangan diri. Di Indonesia sendiri belum semua perpustakaan daerah memiliki layanan yang cinta disabilitas dengan fasilitas lengkap. Bahkan, mungkin hanya beberapa perpustakaan daerah yang peduli pada disabilitas dengan menyediakan layanan bagi mereka. Seperti dalam Peraturan Pemerintah Pasal 10 Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa standar nasional perpustakaan sebagai pedoman penyelenggaraan perpustakaan harus memperhatikan kebutuhan pengguna atau pemustaka yang mempunyai kelainan.
Desain Gedung atau Bangunan Perpustakaan Cinta Disabilitas
Konsep dan tata letak yang digunakan juga harus disesuaikan kebutuhan para disabilitas. Mulai dari tempat parkir yang sebaiknya dekat dengan pintu masuk untuk meminimalisir disabilitas berjalan menuju bagian dalam perpustakaan. Untuk perpustakaan daerah yang telah berbasis modern pintu masuk dapat menggunakan sistem otomatis sehingga pengguna disabilitas dapat keluar masuk perpustakaan dengan leluasa. Lantai bagian pintu masuk dibuat rata untuk menunjang keamanan para disabilitas fisik. Apabila terdapat tangga untuk para non disabilitas perlu adanya ramp, yaitu jalan yang memiliki kelandaian tertentu sebagai pengganti anak tangga. Ramp tersebut juga perlu diberi pegangan tangan di kanan dan kirinya. Gedung perpustakaan yang dibangun lebih dari 5 lantai sangat disarankan adanya fasilitas lift yang memadai. Setiap ruangan atau area di dalam perpustakaan perlu dipasangi penunjuk arah berupa simbol dengan warna yang mencolok untuk kemudahan pemustaka terutama disabilitas dalam mengakses layanan perpustakaan. Ruangan toilet juga dibuat lebih luas, pemasangan dan tata letak tisu, kran air, wastafel, dan cermin juga harus diperhatikan batas tingginya.
Koleksi Pendukung Layanan Perpustakaan Cinta Disabilitas
Pengadaan koleksi dan penyediaan koleksi juga perlu diperhatikan dalam mencakup pemenuhan kebutuhan para pemustaka. Koleksi yang dikhususkan untuk para pemustaka disabilitas tentunya berbeda dengan kebutuhan koleksi pemustaka non disabilitas. Bagi para pengguna dengan keterbatasan penglihatan dan disleksia (gangguan proses belajar) koleksi yang dibutuhkan lebih pada rekaman audio atau berupa format suara. Koleksi berupa buku braille juga digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tunanetra. Agar perpustakaan daerah memiliki koleksi yang kompleks format koleksi video berupa CD / DVD dan buku-buku bergambar sesuai bagi pengguna dengan keterbatasan pendengaran.
Pengadaan Program dan Pelatihan yang Membangun Kemampuan Para Disabilitas
1. Membangun Kreativitas dengan Pengadaan Kelas Kerajinan Tangan
Seorang pustakawan perpustakaan harus mampu membangkitkan kreativitas dan kemahiran dengan membuat kelas kerajinan tangan bagi pemustaka non disabilitas dan juga pemustaka yang menyandang disabilitas. Program ini lebih dikhususkan bagi para disabilitas non fisik seperti keterbatasan mental dan emosional, kelainan indera penglihatan (tunanetra), kelainan pendengaran
(tunarungu), dan kelainan bicara (tunawicara). Prinsip kelas kerajinan tangan yang diadakan sebaiknya dengan tingkat kesulitan yang rendah, alat dan bahan yang digunakan tidak membahayakan, dan lebih baik lagi jika memiliki nilai kegunaan.
- Pengembangan Seni melalui Bernyanyi dan Bermain Alat Musik
Seni bukan hanya bagi mereka para non disabilitas, namun seni juga bisa diberikan kepada meraka yang memiliki kerterbatasan baik fisik maupun bukan. Mungkin dengan para disabilitas bernyanyi meraka dapat mengekspresikan diri mereka dengan cara yang menghibur sebagai langkah menghadirkan keadilan dan persamaan hak yang seharusnya mereka dapatkan. Alat musik juga dapat menjadi pelatihan yang merangsang otak mereka untuk ikut berseni.
- Pengenalan Penggunaan Teknologi Bantu
Teknologi bantu adalah solusi elektronik untuk penyandang disabilitas hidup mandiri. Seperti seseorang yang mengalami kebutaan dapat mendengarkan teks pada layar komputer dan seseorang dengan gangguan penglihatan dapat memperbesar teks agar dapat membaca secara jelas. Microsoft Ease of Access Center merupakan Microsoft Windows yang dapat membantu disabilitas di mana terdapat fitur-fitur bagi yang mempunyai keterbatasan penglihatan, pendengaran atau bagi yang mengalami kesulitan dalam menggunakan papan keyboard seperti narrator (pembicara), magnifier (kaca pembesar), high contrast mode (mode kontras tinggi), onscreen keyboard (keyboard pada layar) atau sticky keys (kunci permanen).
Perpustakaan daerah seharusnya mengupayakan adanya layanan cinta disabilitas sebagai bentuk implementasi peraturan pemerintah yang sudah ada agar pemustaka disabilatas juga dapat mendapatkan hak yang setara dengan pemustaka non disabilitas. Layanan bagi disabilitas pada perpustakaan daerah ialah suatu inovasi yang mampu mendukung pengembangan diri generasi disabilitas. Sebagai perhatian perpustakaan daerah juga dapat mempertimbangkan lulusan psikolog pada saat rekrutmen pustakawan dan pegawai perpustakaan untuk menjadi bagian dalam layanan perpustakaan. Latar belakang lulusan psikolog mempunyai peran penting bagi disabilitas untuk memberikan pendampingan dan pengarahan akan kondisi mental mereka supaya tidak mengalami stres.
Anggiana Indrias Wari
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta