Islamsantun.org. Mengapa aspirasi umat Islam tersumbat pada era reformasi?. Aspirasi umat Islam terpecah-pecah. Elitnya atau tokoh-tokohnya tidak bersatu. Mereka mempunyai agenda sendiri-sendiri tanpa ada sinergi yang bisa mempertemukan dan rela untuk saling berbagi dalam perbedaan prinsip dan padangan hidupnya. Pragmatis hanya untuk mencapai agenda jangka pendek yang hanya menguntungkan akses ekonomi dan akses politik kekuasaan sesaat dan parsial. Terombang-ambing dalam sikap dan tidak jelas komitmen yang akan dibangun, umat Islam berbeda-beda aspirasi politik dan ekonominya.
Oleh karena itu umat Islam membutuhkan solusi untuk mengatasi masalah lemahnya aspirasi umat Islam dalam bidang ekonomi dan politik bangsa, sehingga seakan tidak jelas arah dan tujuan yang ingin dicapai. Islam nusantara sebagai solusi yang konkrit untuk membangun karakter Islam yang lebih khas dari pemahaman dan citra budaya bangsa Indonesia, baik yang sudah berasimilasi dengan budaya lokal nusantara ini, maupun karakter Islam sebagaimana watak dasar Islam sebagaimana merujuk kepada generasi awal Islam membangun sistem sosial dan budayanya.
Kita butuh Islam yang berkemajuan sehingga bisa mengejar ketertinggalan dari berbagai aspek kehidupan yang skupnya lebih luas. Umat Islam harus kuat dalam membangun sistem ekonomi umat, sekaligus membangun kekuatan politik yang merupakan ideologi gerakan untuk mencapai tujuan dan harapan hidup lebih mulia dan sejahtera.
Perjuangan untuk meraih pemerataan ekonomi umat yang masih jauh panggang dari api, sehingga tingkat kriminalitas meningkat dan kejahatan meraja lela di mana-mana, sementara di satu sisi kemampuan rakyat untuk mencukupi sandang, pangan dan papan terengah-engah untuk mampu hidup layak dalam standar yang manusiawi.
Gerakan pencerahan umat harus terus dilakukan secara terprogram dan tepat sasaran, mana masyarakat muslim yang memang kebutuhannya pencerahan rohani dan mana yang masih harus berjuang untuk mendapatkan pencerahan financial, sehingga mereka mempunyai life skill yang cukup untuk mampu berdikari secara ekonomi. Membangun dari bawah dengan perjuangan dan kemampuan yang dimiliknya. Membangun kesadaran kolektif akan makna gerakan jamaah yang bersifat masif tetapi bersinergi dengan berbagai kekuatan sosial, intelektual, ekonomi dan politik, sehingga bisa memberikan resonansi perubahan lebih baik, terhadap penguatan sektor ekonomi dan sistem sosialnya.
Gerakan amar ma’ruf dan nahi munkar terus bergulir terhadap realitas sosial, yang merupakan bentuk kekuatan civil social muslim yang menjadi kekuatan kelas menengah muslim untuk menuju kemandirian ekonomi dan kemandirian sikap politik yang tidak tergoyahkan oleh pengaruh kekuatan modal maupun pengaruh politik penghambatnya. Tetapai menjadi penopang tegaknya spirit masyarakat, sebagai kekuatan kontrol sosial yang condong hanya bagaimana terimplementasikannya nilai-nilai keadilan, pemerataan, toleransi.
Tidak ada toleransi agama tanpa toleransi ekonomi. Ekonomi menjadi biang keladi tindakan antitoleran. Ekonomi umat Islam dikuasai minoritas. Menoritas menguasai ekonomi mayoritas, sehingga terjadi ketimpangan ekonomi yang terlalu senjang. Pemerataan ekonomi menjadi jawaban mendesak agar sistem sosial bisa berjalan normal dan sesuai dengan rel kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kebutuhan umat adalah adanya advokasi kebijakan tentang bagaimana mengelola aspirasi umat Islam sehingga memberikan kontribusi lebih baik kepada bangsa. Tolerasi ekonomi. Ekonomi menjadi jantungnya suatu bangsa. Kesenjangan kaya dan miskin. Pemerataan ekonomi kerakyatan. Monopoli bisnis dari hulu hingga hilir. Keadilan ekonomi. Keadilan sosial. Keadilan politik. Biang keladi intoleran dalam agama. Kadal fakru anyakuna kufran.
Agenda menyatukan kekuatan umat Islam secara ekonomi dan politik menjadi kebutuhan saat ini di tengah pandemi. Umat Islam dipinggirkan kekuasaannya. Sinergi umat membangun ekonomi umat. Menerapkan sistem ekonomi syariah yang riil dan bisa mendobrak kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Saatnya gerakan ekonomi umat Islam dibangkitkan kembali, sehingga gerakannya lebih masif dan dampaknya terasa bagi rakyat. Memperkuat kelas menengah muslim yang mandiri secara ekonomi dan politik. Dan mampu mengaplikasikannya secara strategis.
Mendorong lahirnya civil social muslim yang kuat. Mereka mandiri secara ekonomi dan politik. Mereka mempunyai keberpihakan kepada terimplementasikannya nilai-nilai keadilan, pemerataan ekonomi, demokrasi dan toleransi berjalan dengan baik, sehingga tercipta sistem sosial yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan. Semoga kekuatan ekonomi pesantren dan bankitnya ekonomi umat yang handal hadapi semua krisis.