Else Yuli Puspitasari*
Kitab-kitab tafsir di Indonesia memiliki kecenderungan dan karakteristik serta metode yang berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Pada kitab tafsir Taj al-Muslimin min Kalami Rabbi al-’Alamin karangan Kyai Misbah Musthafa, memiliki keunikan dan karakteristik yang khas. Taj al-Muslimin min Kalami Rabbi al-’Alamin ini menjadi satu dari sekian kitab tafsir karya ulama Nusantara yang menunjukkan betapa ulama dan cendikiawan abad 19 hingga 20an masih menggunakan tren penafsiran sebagaimana yang ada dalam tafsir tersebut. Masyarakat Jawa pada waktu tersebut masih akrab dengan model penafsiran dan literatur keagamaan berbasis aksara Arab Pegon.
Kitab tafsir ini ditulis pada tahun 1987 M/1408 H. Sebelum menulis tafsir ini Kyai Misbah telah menulis tafsir al-Iklil. Lalu kemudian pertanyaannya, kenapa Kyai Misbah menulis tafsir ini? Padahal sebelumnya sudah menulis Tafsir al-Iklil. Ternyata tafsir ini ditulis bertujuan untuk menyempurnakan tafsir al-iklil, karena ada bagian yang dibuang pencetak tanpa konfirmasi terhadap karya Misbah Mustofa. Namun, sayangnya tafsir ini tidak selesai selesai sampai 30 juz karena Kyai Misbah meninggal dunia.
Jadi, Tafsir ini hanya berhasil ditulis dari juz 1-4. Nama dari tafsir ini diberikan sendiri oleh Kyai Misbah , Taj al-Muslimin min Kalami Rabbi al’Alamin yang memiliki arti “ mahkota untuk orang Islam” Kyai Misbah Mustofa berharap kitab ini bisa mengangkat derajat orang Islam karena memahami firman-firman-Nya.
Kitab tafsir ini ditulis mengunakan bahasa Jawa dengan aksara Arab Pegon. Tafsir ini memulai penafsiran dengan mengunakan makna gandul, kemudian, dilanjutkan baris setelahnya yaitu penerjemahan. Terjemahan ini adalah terjemahan per ayat yang diletakkan di bawah terjemahan Arab gandul. Untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya, tulisan ayat dan terjemahnya ditandai dengan memberi nomer abjad Arab. Apabila ayatnya menunjukkan ayat 1 maka terjemahannya menunjukkan ayat 1.
Misbah Mustofa juga mengunakan simbol-simbol khusus dalam menafsirkan, seperti simbol (مسئلاةuntuk memaparkan contoh persoalan yang sedang ditafsirkan, (تنبيه) untuk memberikan keterangan tambahan dan catatan penting, (فائدة) untuk memaparkan kandungan ayat atau hal yang bisa dipetik dari ayat tersebut, (قصًة)untuk menceritakan kisah (cerita/ riwayat) yang berkaitan dengan ayat tersebut.
Dalam kkitab tafsir ini, Kyai Misbah Mustofa mengunakan metode tahlili. Pertama-tama ia menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an sesuai urutan mushaf. Kemudian, ia meberikan arti setiap kosa kata ayat dengan model gandul. Kemudian ia menerjemahkan secara utuh tiap ayat yang kemudian diikuti penjelasan atau penafsiran ayat terhadap ayat tersebut. Terkadang ia juga menambahkan asbab an-nuzul ayat dan memberikan riwayat-riwayat baik hadis maupun usur yang terkait dengan ayatnya. Adapun corak dari kitab tafsir Taj al-Muslimin min Kalami Rabbi al-’Alamin ini adalah corak adabi ijtima’i. Corak penafsiran ini cenderung pada penyelesaian persoalan-persoalan yang ada dalam masyarakat.
Keprihatinan Misbah Mustafa, sebagai pengarang dari tafsir ini, dikarenakan ada yang mengaku al-Qur’an sebagai petunjuk tetapi mereka malas mendalami isi al-Qur’an. Ia merasa banyak dari masyarakat melupakan tuntunan al-Qur’an, sehingga banyak tindakan yang kurang bermanfaat dan tidak berfaidah. Taj al-Muslimin yang tidak bisa diselesaikan karena tutupnya usia Misbah Mustafa ini menjadi karya tafsir terakhir yang ia tulis.
*Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA) Yogyakarta