Film The Santri yang sedang menjadi trending topict itu tidak sesuai dengan pengalaman saat dulu saya jadi santri. Gus Azmi temannya santriwati cantik, makanya betah di pondok, kalau saya temannya warok-warok dan meril-meril gundul. ??

Pacaran di pesantren itu memang ada. Di pesantren kami malah seperti biro jodoh, santri putra yang senior dinikahkan dengan santriwati yang senior. Pulang dari pondok dapet ijasah plus ijab sah. ??

Banyak modus santri pacaran. Ada yg mengirim surat lewat pagar belakang; ada yang suratnya dibuat kapal-kapalan lalu berlayar melalui sungai got depan asrama mengalir ke asrama putri. Isi suratnya tertulis “Kapal Cintaku, bolehkah Akang berlabuh di dermagamu?” ?. Ada juga yg ngasih kado isinya kitab Qurrotul Uyun yang tak lain merupakan kitab Seksologi Kamasutra Santri.

Santri juga manusia, bukan makhluk suci 100%. Ada santri yg rajin, ada santri yg kopler pekok. Semua santri sedang berproses menjadi baik. Sisi positif dan negatif harus dilihat dengan pandangan rahmah.

Kesuksesan santri tidak dilihat saat dia di pondok, tetapi dilihat saat sudah berkiprah di masyarakat. Banyak teman santri saya dulu yg pekok-pekok, ternyata sekarang punya peran besar di masyarakat.

Tugas santri di masyarakat itu menjaga persaudaraan antar sesama umat Islam, sesama warga negara, dan sesama umat manusia walau beda agama dan sukunya. Itulah artikulasi hablun minannas yang diajarkan para Kiai.

Jadi, mari kita tonton film The Santri. Kalau ada mantan santri ikut-ikutan boikot film The Santri, mungkin dia dulu santri kuper. Mari menyikapi persoalan dengan santai dan kepala dingin dengan mengedepankan akhlak yang mulia dan jauh dari caci maki dan permusuhan.

Komentar