Catatan Perjalanan Roadshow Ki Ageng Ganjur ke Belanda dan Aljazair #4
Jelang dini hari rombongan Ki Ageng Ganjur mendarat di bandara Internasional Houari Boumedienne Aljir. Suasana bandara sudah sepi, mungkin karena ini penerbangan terakhir malam itu. Kami agak tertahan di imigrasi karena ketika petugas memerikasa dan mengetahui rombongan kami adalah musisi dari Indonesia mereka minta kami memainkan alat musik. Kebetulan di kabin Kang Jimbot bawa suling, langsung saja dimainkan di depan petugas imigrasi.
Mendengar alunan seruling kang Jimbot semua petugas imigrasi yang ada di pos pemeriksaan segera keluar dan bergerombol menyaksikan atraksi suling Kang Jimbot. Untungnya sudah tidak ada lagi penumpang lain yang harus diperiksa. Bahkan personil Ganjur yang lain yang sedang antri langsung distempel paspornya tanpa ditanya-tanya. Sayangnya kami tidak boleh mengambil gambar momen unik ini. Namun para petugas imigrasi bandara berebut mengabadikannya. Kejadian ini terulang saat pemeriksaan barang. Dan kembali para petugas berebut mengambil gambar kejadian unik ini.
Di bandara kami dijemput beberapa petugas KBRI tetmasuk Mas Taufiq, suami ibu Dubes Rosa. Sekitar pukul 01.00 kami tiba di wisma KBRI dan langsung istirahat karena pukul 05.00 kami harus bangun untuk persiapan berangkat ke Konstantin menggunakan pesawat pukul 07.30. Kondisi badan yang capai setelah jalan-jalan seharian di Paris seolah tidak dirasakan oleh teman-teman. Semua karena perasaan happy dan enjoy menikmati perjalanan serta semangat yang terus menyala.
Tiba di Konstantin saya bersama Ibu Dubes langsung menuju ke Univ. Emir Abdelkader untuk seminar sedangkan para personil Ganjur langsung loading alat di venue yang ada di hotel Novotel, Konstantin. Di kampus kami disambut oleh Rektor, Dr. Said Daroji, beserta jajarannya dan langsung menuju ruang seminar yang dipenuhi peserta. Ada sekitar 100an orang yang mayoritas mahasiswa program Doktor dan dosen, di antaranya Dr. Chebaiki Djemat (Wakil Rektor bidang akademik dan riset), Ust. Dr. Aziz Haddad (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan), Prof. Dr. Abdullah Boukhelkhal (Mantan Rektor UEA)
Tema seminar adalah “Spirit Konferensi Asia Afrika dan Peran Bung Karno dalam Kemerdekaan Aljazair”. Dalam seminar ini penulis didaulat menjadi narasumber bersama Rektor Univ. Emir Abdulkader. Seminar dibuka oleh Dubes RI untuk Aljazair, Ibu Safira Machrusyah. Dalam sambutan pembukaan Ibu Dubes menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak universitas yang telah berkenan mengangkat tema mengenai sejarah dan pemikiran seorang tokoh Indonesia, Ir. Soekarno. Ini merupakan penghormatan bagi kami, bangsa Indonesia.
Menurut Ibu Dubes, tema ini tidak saja mempererat hubungan persahabat Indonesia Aljair, tetapi juga bisa meningkatkan kesadaran sejarah bagi generasi muda kedua negara. Melalui pemahaman sejarah generasi muda akan memiliki referansi yang bisa memperkuat daya tahan intelektual, akademik dan kultural saat menghadapi era global dengan informasi tanpa batas. Selain itu dengan pengenalan sejarah bangsa dan pikiran para tokohnya anak-anak muda akan memiliki rasa bangga pada bangsa dan tokohnya sendiri. Inilah pentingnya generasi muda mengenal sejarah para tokoh bangsanya sehingga memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Seminar berjalan secara menarik karena respon para peserta yang antusias. Mereka sangat mengagumi Bung Karno dan akan selalu mengingat jasa- jasa beliau kepada rakyat Aljazair. Sayangnya sejarah seperti ini belum banyak diketahui generasi muda. Komen dan pertanyaan dari para peserta sangat kritis dan tajam. Beberapa gagasan dan catatan penting yang memerlukan tindak lanjut muncul dari seminar ini. Mengenai isi diskusi dan gagasan yang muncul akan kami paparkan pada tulisan berikutnya, semoga tetap sabar menanti… (Bersambung)