بسم الله الرحمن الرحيم

النبيّ أولى بالمؤمنين من أنفسهم وأزواجه أمّهاتهم (الاحزاب : 6)

Mempelajari sejarah hidup Ummahat al-Mukminin akan dapat memberikan inspirasi bagi kita bagaimana karakter dan kepribadian mereka, bagaimana jiwa dan semangat perjuangan mereka demi syiar Islam dan kemajuan umat Islam sehingga dapat menjadi teladan bagi kita.

Ibunda Hajar

Hajar adalah istri Nabi Ibrahim a.s yang sebelumnya adalah sebagai budak fir’aun. Hajar lah yang melahirkan putra pertama Nabi Ibrahim, yaitu Ismail a.s yang nantinya menurunkan Muhammad Saw. Beliau adalah perempuan yang kemudian atas kehendak dan kuasa Allah, meninggalkan bagi umat manusia suatu sumber kehidupan : sumber air yang tidak pernah habis “zam zam”. Luar biasa.

Ibunda Hajar adalah sosok perempuan yang  terdidik dan terlatih untuk bisa bertahan hidup di mana pun, di alam sekeras apa pun, di tengah keadaan seburuk apa pun.  Perempuan yang ikhlas dan penuh syukur dengan segala ketentuan Sang Khalik, pemilik kehidupan ini. Beliau tidak pernah putus asa untuk terus berharap akan datangnya rahmat dan pertolongan  Allah. Upaya yang tak kenal lelah inilah yang akhirnya mengundang barokah dan anugrah Allah.

Kita ingat bagaimana perjuangan Ibunda Hajar untuk mendapatkan air yang dapat diberikan pada bayinya, Ismail yang kehausan dan kelaparan tatkala ditinggalkan oleh Nabi Ibrahim a.s di padang tandus nan gersang “Bakkah” (Makkah al Mukarromah). Ketika berada di suatu lembah bukit Shafa, kemudian beliau berlari-lari dari bukit Shafa ke bukit Marwa dengan terus berdo’a, memohon pertolongan dari Allah dan tetap berupaya memberikan asupan terbaik untuk bayinya, Ismail a.s. Do’anya di akhir hari itu : “Ya Allah, Engkau telah mendengar dan mengabulkan pinta kami. Kini sekali lagi aku memohon ampunan-Mu, kasih sayang-Mu, dan berkah yang Engkau janjikan kepada kami melalui nabi-Mu, Ibrahim”(Ahimsa, 2009: 118). Namun  tiba-tiba matanya bercahaya, beberapa depa darinya tepatnya di bawah kaki Ismail terlihat ada genangan air. Itulah yang kemudian hari disebut sumur Zam-zam. Ungkapan syukur langsung dipanjatkan oleh Ibunda Hajar “terima kasih Ya Allah, di ujung harapan dan penantianku, Engkau melimpahkan rezeki dan berkah yang tiada terkira. Ternyata kasih-Mu tidak pernah meninggalkan kami. Engkau selalu menyertai kami, teramat dekat dengan kami… (Ahimsa, 2009: 119-120).

Dalam keadaan yang begitu berat dan sulit, Hajar terus mengucapkan syukur dan dzikir. Antara lain ucapannya : “terima kasih ya Allah, Engkau telah menjadikanku bagian dari perjalanan hidup kekasih yang sangat Engkau cintai. Terima kasih ya Allah, karena telah melibatkanku dalam rencanamu untuk nabi-Mu yang mulia”(Ahimsa, 2009: 13).

Perjuangan Ibunda Hajar  filosofinya sangat dalam, beliau beribadah dalam suka cita, dalam suasana hati yang senang. Kekuatan akidah, kesabaran jiwa, ketawakalan hati, kekuatan mental, dan segala keutamaan yang tersemat pada sosok Ibunda Hajar adalah teladan bagi kita.

Sayyidah Khadijah al-Kubro

Sayyidah Khadijah al-Kubro adalah istri Nabi Muhammad SAW yang pertama dan ibu dari putra-putri Nabi. Khadijah adalah wanita pertama yang mengimani dan membenarkan Nabi. Bahkan turut berjuang dalam mensyiarkan agama Islam di kalangan bangsa Arab.

Khadijah binti Khuwailid adalah seorang janda bangsawan Quraisy dan seorang hartawan yang masyhur. Dalam sejarah Islam, Sayyidah Khadijah  dikenal sebagai saudagar kaya dan dermawan. Relasi dagangnya dari berbagai bangsa. Beliau bukan hanya sekedar sebagai istri biasa dalam kehidupan Rasulullah SAW, tetapi juga menjadi tulang punggung yang tangguh dalam perjuangan menegakkan Islam di muka bumi ini.

Tatkala Nabi Muhammad menerima wahyu dan merasa berat memikul tugas mulia itu, Khadijah r.a membesarkan hati suaminya dengan ucapannya : “Demi Allah, Dia tidak akan membiarkan anda mengalami kegagalan dalam menjalankan tugas & kewajiban Anda. Bagaimana Allah dapat berbuat demikian, sedang Anda rendah hati dan ramah terhadap sanak keluarga. Anda membantu orang-orang yang dalam kesusahan, menghormati tamu, dan tetap berdiri di atas kesuian dan kebenaran, meskipun menghadapi bahaya”.

Demikianlah, Sayyidah Khadijah dapat menjadi penyejuk hati Rasulullah dan telah mengorbankan harta bendanya untuk berjihad di samping Rasulullah, di kala musuh Rasulullah SAW tak terbilang banyaknya dan kawan-kawannya baru sedikit. Beliau wafat pada tahun ke-3 sebelum hijrah (dikenal dengan ‘amul huzni, tahun kesedihan). Dari beliau Rasulullah mendapat anugrah 6 putra/putri, yaitu : Qasim dan Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fatimah az-Zahra.

 Aisyah r.a

Aisyah adalah putri dari sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq r.a. yang dipinang oleh Rasulullah Saw. berdasarkan perintah Allah (wahyu) yang dibawa  malaikat Jibril melalui mimpi. Meskipun dalam usia yang masih belia ketika menikah dengan Rasulullah Saw, namun Aisyah dapat melaksanakan urusan rumah tangga dengan sebaik-baiknya, mentaati pengarahan-pengarahan Rasulullah Saw, dia hafal semua perkataan dan perbuatan Beliau.

Aisyah r.a adalah satu-satunya istri yang dinikahi Rasulullah Saw yang masih gadis. Beliau adalah istri Rasulullah Saw yang paling pandai dan paling banyak ilmunya, bahkan di antara para wanita umat Muhammad Saw.

Rasulullah Saw mengetahui kecerdasan, kesetiaan, hafalan dan pemahamannya tentang ajaran agama Islam, sehingga suatu ketika Beliau bersabda:

  خذوا نصف دينكم عن هذه الحميراء

Artinya : “ambillah setengah (sebagian) agamamu dari Humaira’ ini.

(catatan : Humaira’ adalah julukan yang diberikan oleh Nabi bagi Aisyah)

 

Aisyah adalah salah seorang sahabat yang banyak meriwayatkan Hadis Nabi, dan bahkan  banyak sahabat besar yang berguru ataupun meminta fatwa kepadanya.

 

Ibrah dari kisah ummahat al mukminin

Sebagai seorang hamba Allah, seorang perempuan pun mempunyai potensi dan peluang untuk menjadi hamba yang ideal dan akan mendapatkan perhargaan dari Tuhan sesuai dengan kadar pengabdiannya, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. al-Nahl/16 : 97 :

من عمل صالحا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فلنحيينه حياة طيّبة

ولنجزينّهم أجرهم بأحسن ما كانوا يعملون

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa telah mereka kerjakan.”

Ayat tersebut menjelaskan kepada kita bahwa setiap mukmin, laki-laki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama untuk mendapatkan anugrah dari Allah, yaitu kehidupan yang baik, ketika kita melaksanakan amal shaleh. Bahkan dalam ayat-ayat yang lain Allah menjanjikan surge dan rezeki yang tak terhitung, sebagaimana disebutkan dalam Q. S. an-Nisa’/4 : 124 :

ومن يعمل من الصالحات من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فأولئك يدخلون الجنة ولا يظلمون نقيرا

“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke surge dan mereka tidak dianiaya sedikitpun”.

 

Dalam Q. S. Ghafir/40 : 40 :

من عمل سيّئة فلا يجزى إلّا مثلاها ومن عمل صالحا من ذكر أو أنثى وهو مؤمن فأولئك يدخلون الجنة يرزقون فيها بغير حساب

“Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surge, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab”.

Ayat-ayat tersebut di atas mengisyaratkan bahwa prestasi individual, baik di bidang spiritual maupun urusan karir professional, tidak mesti dimonopoli oleh laki-laki saja, tetapi perempuan pun memperoleh kesempatan yang sama untuk meraih prestasi optimal. Hal ini telah ditunjukkan oleh teladan-teladan kita, yaitu Ummahat al-Mukminin, seperti Ibunda Hajar, sayyidah Khadijah al-Kubra, Aisyah r.a dan yang lainnya.

Ibunda Hajar adalah seorang wanita yang teguh imannya, ikhlas, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi Ibrahim a.s. Dalam keadaan apapun senentiasa menyandarkan diri kepada Allah SWT, selalu dzikir dan bersyukur. Beliau berani menghalau iblis yang berkali-kali menggodanya, tak gentar sedikit pun mengusir iblis dari hadapannya.

Sayyidah Khadijah al-Kubro adalah seorang wanita mukmin yang tangguh, punya etos kerja tinggi, dan dermawan. Beliau merupakan seorang manajer professional, menjalin hubungan kerja dan hubungan social dengan baik, sehingga orang yang bermitra dengannya dapat memperoleh kemajuan.

Aisyah r.a adalah seorang ilmuwan mukmin yang menjadi rujukan umat. Beliau memiliki tingkat kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menghafal perkataan-perkataan maupun perbuatan-perbuatan Rasulullah SAW. Karena itulah beliau merupakan perempuan yang paling banyak meriwayatkan Hadis Nabi.

Dengan demikian, kita dapat mengembangkan potensi untuk meraih prestasi dunia dan akhirat dengan  bekal IMAN – ILMU – AMAL. Perpaduan iman-ilmu-amal yang terpatri kuat mengantarkan akan mengantarkan kita sebagai perempuan yang tanggap, trampil, dan tangguh dalam menghadapi problem kehidupan.

Referensi :

  • Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah
  • Dedi Ahimsa, Ibunda Hajar; kisah kekuatan cinta, iman, dan pengorbanan, Jakarta: Zaman, 2009
  • Hadiyah, Sejarah Hidup Rasulullah SAW
  • Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Jender Perspektif al Qur’an, Jakarta: Paramadina, 2001

 

Selamat Hari Ibu, 22 Desember 2021

Komentar